Maladewa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lompat ke: navigasi, cari
Republik Maladewa
ދިވެހިރާއްޖޭގެ ޖުމްހޫރިއްޔާ
Dhivehi Raajjeyge Jumhooriyya (Divehi)
Motto
Lagu kebangsaan
ޤައުމީ ސަލާމް
Qaumii salaam
Ibu kota
(dan kota terbesar)
Malé
4°10′LU 73°30′BT / 4,167°LU 73,5°BT / 4.167; 73.500
Bahasa resmi Divehi
Pemerintahan Republik presidensial
 -  Presiden Abdulla Yameen
 -  Wakil Presiden Ahmed Adeeb
Legislatif Rayyithunge Majilis
Kemerdekaan
 -  Dari Britania Raya 26 Juli 1965 
Luas
 -  Total 298 km2 (206)
 -  Perairan (%) 110
Penduduk
 -  Perkiraan 2014 341.256 (183)
 -  Kepadatan 1.102,5/km2 (12)
PDB (KKB) Perkiraan 2014
 -  Total $4.920 miliar[1] (124)
 -  Per kapita $14.383[1] (80)
PDB (nominal) Perkiraan 2014
 -  Total $2.854 miliar[1] (160)
 -  Per kapita $8.342[1] (71)
Gini (2004) 37,4 (sedang)[2]
IPM (2013) 0,698 (menengah) (103)
Mata uang Rufiyaa Maladewa (Rf) (MVR)
Zona waktu Waktu Maladewa (MVT) (UTC+5)
Lajur kemudi kiri
Kode ISO 3166 MV
Ranah Internet .mv
Kode telepon +960

Republik Maladewa adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kumpulan atol (suatu pulau koral yang mengelilingi sebuah laguna) di Samudra Hindia. Maladewa terletak di sebelah selatan-barat daya India, sekitar 700 km sebelah barat daya Sri Lanka. Negara ini memiliki 26 atol yang terbagi menjadi 20 atol administratif dan 1 kota. Negara ini merupakan negara dengan populasi dan luas wilayah terkecil di kawasan Asia.[3] Tinggi rata-rata permukaan tanah di Maladewa adalah 1.5 meter di atas permukaan laut, hal ini menjadikannya negara dengan permukaan terendah di seluruh dunia.[3] Puncak tertinggi Maladewa hanya 2.3 meter di atas permukaan laut sehingga negara ini juga dikenal sebagai negara yang memiliki puncak tertinggi paling rendah di dunia.[3] Keadaan ekonomi Maladewa bergantung pada dua sektor utama, yaitu pariwisata dan perikanan.[4] Negara ini sangat dikenal memiliki banyak pantai yang indah dan pemandangan bawah laut yang menarik ± 700.000 turis setiap tahunnya.[4] Penangkapan dan pengolahan ikan menjadikan Maladewa salah satu ekportir ikan ke beberapa negara Asia dan Eropa.[4]

Asal Muasal Nama Maladewa[sunting | sunting sumber]

Nama Maladewa mungkin berasal dari bahasa Sanskerta mālā (untaian/kalungan) dan dvīpa (pulau), atau මාල දිවයින Maala Divaina ("Untaian Pulau-pulau") dalam bahasa Sinhala. Orang Maladewa disebut Dhivehin. Istilah Dheeb/Deeb (Bahasa Dhivehi kuno, terkait dengan istilah Sanskerta dvīpa (द्वीप)) yang artinya "pulau", dan Dhives (Dhivehin) yang berarti "orang pulau" (seperti halnya Maldivians). Selama masa kolonial, orang-orang Belanda menyebut penduduk negeri ini sebagai Maldivische Eilanden dalam catatan-catatan mereka, sedangkan Maldive Islands adalah versi lidah orang-orang Inggris, yang selanjutnya menjadi nama yang umum dipakai yaitu "Maldives".[perlu referensi]

Babad Sri Lanka kuno Mahawamsa menyebut kepulauan ini sebagai Mahiladiva ("Island of Women/Pulau Perempuan", महिलादिभ) dalam bahasa Pali, yang mungkin merupakan salah pengucapan dari istilah Sanskerta yang berarti "kalung bunga".

Hogendorn berteori bahwa nama Maladewa berasal dari istilah Sanskerta mālādvīpa (मालाद्वीप), yang artinya "garland of islands/untaian pulau-pulau". Dalam bahasa Malayalam, diucapkan sebagai Maladweepu (മാലദ്വീപ്). Dalam bahasa Tamil, diucapkan sebagai MalaiTheevu (மாலைத்தீவு). Meskipun nama-nama ini tidak disebutkan dalam literatur manapun, namun naskah-naskah klasik berbahasa Sanskerta yang berasal dari periode Vedic menyebutkan "Hundred Thousand Islands/Kepualuan Ratusan Ribu" (Lakshadweepa), nama generik yang mencakup tidak hanya Maladewa, tetapi juga Laccadives, Kepulauan Aminidivi, Minicoy dan Kepulauan Chagos.

Beberapa penjelajah kuno seperti Ibn Batuta menyebut kepulauan ini Mahal Dibiyat (محل دبيأت) dari kata Arab Mahal ("place/tempat"), yang semestinya berasal dari cara pengucapan pengelana-pengelana Berber terhadap nama tempat tersebut, melintasi wilayah India Utara Muslim, dimana istilah-istilah Perso-Arabic dikenal dalam kosa kata lokal. Nama inilah yang sekarang dicantumkan di dalam simbol resmi negara Maladewa. Nama klasik Persia/Arab untuk Maladewa adalah Dibajat.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sejarah awal negara ini tidak diketahui secara pasti. Menurut legenda, seorang pangeran Sinhalese (Indo-Aryan) yang bernama KoiMale terdampar bersama pasangannya, seorang putri dari Raja Sri Lanka, di Maladewa dan menetap di sana sebagai sultan pertama.[4] Selama berabad-abad, kepulauan ini dikunjungi oleh pelaut dari Arab dan India. Pada abad ke-16, bangsa Portugis menjajah kepulauan ini selama 15 tahun (1558-73) sebelum akhirnya direbut kembali oleh Muhammad Thakurufar Al-Azam.[4]

Sejak tahun 1887 hingga kemerdekaan Maladewa pada 26 Juli 1965, negara ini menjadi bagian dari perwalian Inggris. Sejak tahun 1153 hingga 1968, negara ini berbentuk kesultanan Islam yang independen.[4] Setelah memperoleh kemerdekaan dari Inggris, bentuk pemerintahan kesultanan hanya bertahan selama tiga tahun dan kemudian dihapuskan serta diganti menjadi republik.[4]

Beberapa bencana alam besar pernah melanda kepulauan ini, di antaranya adalah gelombang tinggi yang membanjiri beberapa pulau pada April 1987.[4] Pada Desember 2004, tsunami Samudera Hindia menggenangi sejumlah pulau dan mengkontaminasi sumber air, merusak rumah, tanah, dan persediaan air tanah.[4]

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Penduduk Maladewa disebut orang Divehi.[5] Mereka menamakan negara mereka Divehi rājje yang berarti Kerajaan Kepulauan.[5] Secara etnografi, orang Divehi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok utama penduduk Maldives yang menempati IhavandippuỊu (Haa Alif) hingga Haddummati (Laamu), kelompok selatan Maladewa yang mendiami tiga atol paling selatan di ekuator, dan penduduk Minicoy yang menempati pulau sepanjang 10 km dibawah administrasi India.[5] Berdasarkan etnisnya, penduduk Maladewa dibagi menjadi 4, yaitu Sinhalese, DravidiaBangsa Dravida, Arab, dan Afrika berkulit hitam. Hanya ada satu etnik minoritas di negara ini, yaitu Suku Indian.[6]

Perekonomian[sunting | sunting sumber]

Maladewa

Selain sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung perekonomian Maladewa, kegiatan ekspor ikan tuna juga menjadi salah satu pendapatan penting negara ini.[4] Sebanyak 90% dari total produk perikanan yang diekspor oleh Maladewa merupakan produk tuna segar, tuna kering, tuna beku, tuna yang diasinkan, dan tuna kaleng.[4]

Kondisi tanah Maladewa yang kurang subur menyebabkan hasil tanam di negara ini sangat terbatas, hanya beberapa tanaman seperti kelapa, pisang, sukun, pepaya, mangga, talas, ubi, dan bawang yang dapat tumbuh di area negara ini.[4] Hal ini juga menyebabkan sebagian besar makanan harus diimpor dari luar negeri.[4]

Industri di negara ini terdiri dari pembuatan kapal, kerajinan tangan, pengalengan tuna, serta produksi pipa PVC, sabun, mebel, dan produk makanan.[4] Beberapa negara yang berhubungan baik dalam perekonomian Maladewa adalah Jepang, Sri Lanka, Thailand, dan Amerika Serikat.[6]

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Pembagian administratif[sunting | sunting sumber]

Maladewa memiliki 7 propinsi masing-masing terdiri dari divisi administrasi berikut (ibukota Malé adalah divisi pemerintahan mereka sendiri):

  1. Provinsi Mathi-Uthuru; terdiri dari Atol Haa Alif, Atol Haa Dhaalu dan Atol Shaviyani.
  2. Provinsi Uthuru; terdiri dari Atol Noonu, Atol Raa, Atol Baa dan Atol Lhaviyani.
  3. Provinsi Medhu-Uthuru; terdiri dari Atol Kaafu, Atol Alifu Alifu, Atol Alifu Dhaalu dan Atol Vaavu
  4. Provinsi Medhu; terdiri dari Atol Meemu, Atol Faafu dan Atol Dhaalu.
  5. Provinsi Medhu-Dhekunu; terdiri dari Atol Thaa dan Atol Laamu.
  6. Provinsi Mathi-Dhekunu; terdiri dari Atol Gaafu Alifu dan Atol Gaafu Dhaalu.
  7. Provinsi Dhekunu; terdiri dari Gnaviyani Atol dan Kota Addu.

Prestasi[sunting | sunting sumber]

  • Maladewa berhasil mencetak sebuah rekor menyelam (scuba diving) tahun 2006 dalam hal jumlah penyelam yang paling banyak berpatisipasi dalam sekali menyelam, dengan total 958 penyelam yang masuk ke dalam air sekaligus pada saat yang bersamaan. Rekor ini diambil alih oleh Indonesia tahun 2009.
  • Maladewa adalah negara pertama yang membuka sebuah kedutaan virtual, di dunia maya Second Life pada tanggal 22 Mei2007.[7][8]
  • Maladewa adalah negara pertama yang mengadakan rapat kabinet di bawah air. Rapat kabinet dipimpin oleh presiden Mohamed Nasheed. Dalam rapat, presiden, wakil presiden, dan para kabinet menandatangani sebuah deklarasi yang bertujuan untuk mengadakan aksi global terhadap perubahan iklim, di depan Konferensi Iklim PBB di Kopenhagen. Rapat itu merupakan salah satu bagian dari kampanye besar-besaran oleh "international environmental NGO 350.org".[9]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]