Bangsa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lompat ke: navigasi, cari
Sampul buku Praktik Belajar Kewarganegaraan diterbitkan oleh Center for Civic Education bekerja sama dengan Depdiknas

Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan sejarah.[1] Mereka umumnya dianggap memiliki asal usul keturunan yang sama.[2]

Definisi[sunting | sunting sumber]

Definisi bangsa menurut para ahli.[3]

Bangsa adalah sekelompok manusia yang berada dalam suatu ikatan batin yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah, serta cita-cita yang sama.[4]

Bangsa merupakan sekelompok manusia yang memiliki persamaan karakter karena persamaan nasib dan pengalaman sejarah budaya yang tumbuh berkembang bersama dengan tumbuh kembangnya bangsa.[3]

Bangsa merupakan komunitas politik yang dibayangkan dalam wilayah yang jelas batasnya dan berdaulat.[3]

Bangsa itu terjadi karena adanya persamaan ras, bahasa, adat istiadat dan Agama yang menjadi pembeda antara bangsa satu dan bangsa lain.[5]

Faktor-Faktor Pembentukan Bangsa Menurut Dasar Identitas[sunting | sunting sumber]

Faktor-faktor pembentukan suatu bangsa sangat berkaitan dengan identitas yang menyatukan masyarakat.[3] Faktor tersebut antara lain sebagai berikut :

  • Primordial yang termasuk dalam faktor ini yaitu ikatan kekerabatan, kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa dan adat istiadat. [3]
  • Sakral dalam faktor ini yaitu adanya kesamaan agama yang dianut oleh masyarakat dan dalam hal ini agama dapat membentuk suatu ideologi doktrin yang kuat dalam masyarakat, sehingga keterkaitannya dapat menimbulkan bangsa.[3]
  • Tokoh menjadi salah satu faktor pembentuk bangsa karena bagi masyarakat, tokoh dijadikan sebagai panutan untuk mewujudkan misi-misi bangsa.[3]
  • Sejarah merupakan salah satu faktor pembentukan bangsa karena sejarah dan pengalaman masa lalu seperti penderitaan akan melahirkan solidaritas sehingga memungkinkan untuk membentuk satu tekad dan satu tujuan antar kelompok masyarakat.[3]
  • Perkembangan Ekonomi dikatakan sebagai faktor pembentukan bangsa karena semakin meningkatnya perkembangan ekonomi semakin beragam pula kebutuhan masyarakat sehingga membuat masyarakat semakin ketergantungan satu sama lain dan secara tidak langsung akan membuat masyarakat ingin membentuk satu kesatuan yaitu bangsa sebagai jalan untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain.[3]

Sejarah Indonesia Sebagai Bangsa[sunting | sunting sumber]

Bangsa Indonesia tumbuh sebagai hasil interaksi masyarakat yang terjadi secara alamiah.[6] Di sini ada kehendak yang tumbuh karena sejarah yang sama untuk jadi satu kesatuan bangsa yang merdeka.[6] Akan tetapi Ernest Renan berpendapat bahwa tidak ada satu hal yang mutlak sama.[6] Di dalam masyarakat selalu ada perbedaan-perbedaan, maka dalam masyarakat selalu ada toleransi dalam setiap intaraksi yang tujuannya agar tidak ada konflik.[6] Kapan bangsa Indonesia tumbuh? secara alamiah bangsa Indonesia tumbuh atau muncul sebagai hasil intaraksi antara masyarakat Indonesia yang majemuk dan hal ini menjadi roh bangsa, seperti halnya bangsa Jerman yang sering menyebutnya dengan roh rakyat.[6] Para filsuf Jerman mengaitkan roh bangsa dengan menyatukan masyarakat dengan alam yang satu.[6] Namun, berbeda dengan Indonesia, Jerman bersatu karena perang penyatuan wilayah alamnya, sedangkan Indonesia bersatu karena adanya nasib yang sama.[6] Tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928, secara sadar pemimpin kita merumuskan sumpah pemuda, yang pada dasarnya adalah sumpah bangsa.[6] Jadi secara politis dinyatakan dasar bangsa Indonesia berdiri pada saat sumpah pemuda tersebut.[6] Bangsa Indonesia yang tampil kemudian menegara pada tanggal 17 agustus 1945.[6] Bangsa dan negara itu kemudian menjadi satu kesatuan, Ernest Renan berpendapat bahwa ada bangsa dan negara yang tidak menjadi satu.[6] Contohnya yang sering kita dengar adalah sebutan negara Australia tidak ada bangsa Australia.[6]

Faktor-Faktor Pembentukan Bangsa Indonesia[sunting | sunting sumber]

Berikut ini merupakan faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia.[7]

  • Persamaan asal keturunan etnis.
  • Persamaan pola kebudayaan.
  • Persamaan tempat tinggal yang disebut dengan khas tanah air.
  • Persamaan sejarah.
  • Persamaan cita-cita.

Faktor-Faktor Pemersatu Bangsa Indonesia[sunting | sunting sumber]

Berikut ini merupakan faktor-faktor pemersatu bangsa Indonesia sebagai perekat persatuan.[7]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]

  • Anderson, Benedict. 1991. Imagined Communities. ISBN 0-86091-329-5 .
  • Brubaker, Rogers. 1996. Nationalism Reframed: Nationhood and the National Question in the New Europe. Cambridge University Press. ISBN 0-521-57224-X .
  • Canovan, Margaret. 1996. Nationhood and Political Theory. Cheltenham, UK: Edward Elgar. ISBN 1-85278-852-6 .
  • Delanty, Gerard and Krishan Kumar (eds) Handbook of Nations and Nationalism. London: Sage Publications, 2005.
  • Geary, Patrick J. 2002. The Myth of Nations: The Medieval Origins of Europe. Princeton University Press. ISBN 0-691-11481-1 .
  • Gellner, Ernest. 1983. Nations and Nationalism. Ithaca: Cornell University Press. ISBN 0-8014-1662-0 .
  • Hobsbawm, Eric J. 1992. Nations and Nationalism Since 1780: Programme, Myth, Reality. 2nd ed. Cambridge University Press. ISBN 0-521-43961-2 .
  • Renan, Ernest. 1882. "Qu'est-ce qu'une nation?"
  • Smith, Anthony D. 1986. The Ethnic Origins of Nations London: Basil Blackwell. pp 6–18. ISBN 0-631-15205-9 .
  • Weber, Max. 1978 [1922]. Economy and Society, eds. Guenther Roth and Claus Wittich. Berkeley: University of California Press.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Petrus Citra Triwamwoto.2004.Kewarganegaraan. Jakarta:Grasindo.118
  2. ^ Mely G.2008. Etnis Tionghoa Di Inonesia. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.43
  3. ^ a b c d e f g h i Chotib, M. Dhazali, Tri suharno, Suardi Abubakar, Muchis Catio.2006. Kewarganegaraan 1 menuju Masyarakat Madani. Jakarta:Yudhistira.5-6
  4. ^ B.Herry-Priyono.2010.Guru-Guru keluhuran. Jakarta:PT Kompas Media Nusantara.67
  5. ^ Retno Listyarti.2008.Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:Erlangga.3
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Boangmanulu J.2008. Pendidik,Missionaris,& Motivator. Jakarta:Gunung Mulia.328-329
  7. ^ a b Aim Abdulkarim.2004.Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:Grasindo.147-149