Hewan Avertebrata (Invertebrata)

Diposting pada

Hewan Avertebrata (Invertebrata) – Pengertian, Klasifikasi, Ciri, Contoh dan Sistem Ekskresi – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Hewan Avertebrata (Invertebrata) yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, klasifikasi, ciri, contoh dan sistem ekskresi, untuk lebih memahami dan mengerti simak ulasan dibawah ini.

Hewan-Avertebrata-(Invertebrata)

Pengertian Hewan Avertebrata (Invertebrata)

Hewan invertebrate adalah jenis hewan yang dikenal sebagai hewan tanpa tulang belakang, dan memiliki anatomi tubuh yang jauh lebih sederhana dan primitive apabila dibandingkan dengan jenis hewan vertebrata.


Klasifikasi Hewan Avertebrata (Invertebrata)

Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi Hewan Avertebrata (Invertebrata), terdiri atas:


  1. Filum Porifera

Filum Porifera

Porifera berasal dari kata porus = lubang-lubang kecil, dan fera = mengandung. Jadi, porifera berarti hewan yang memiliki pori-pori. Dalam kehidupan, porifera belum memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pada beberapa negara maju, misalnya Amerika, porifera dimanfaatkan untuk memproduksi spons.


Spons tersebut dimanfaatkan sebagai alat penggosok tubuh pada waktu mandi dan alat untuk membersihkan kaca.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Struktur Dan Berkembang Biak Filum Porifera “ Hewan Berpori ” Beserta Contohnya


Ciri-Ciri Porifera

  • Porifera merupakan hewan metazoa yang paling sederhana.
  • Tubuh terdiri atas banyak sel.
  • Bentuk tubuhnya seperti tabung atau jambangan yang berpori dan di dalamnya terdapat rongga tubuh.
  • Biasanya hidup di laut, mulai dari daerah perairan pantai yang dangkal hingga daerah berkedalaman 5,5km.
  • Tubuhnya melekat pada suatu dasar dan tidak dapat berpindah tempat (sesil).
  • Struktur tubuhnya memiliki dua lapisan sel (dipliblastik), yaitu lapisan luar dan lapisan dalam.
  • Makanan porifera berupa plankton atau bahan organik yang masuk bersama aliran air melewati pori.
  • Tidak memiliki sistem saluran pencernaan makanan. Sistem pencernaannya berlangsung secara intraseluler.

Contoh Porifera

Sycon, Clathrina, Euspongia, Spongia.


  1. Filum Coelenterata

Filum Coelenterata

Coelenterata berasal dari kata Yunani, koilos = rongga, dan enteron = usus. Jadi, coelenterata adalah hewan yang berrongga. Kebanyakan hewan coelenterata menguntungkan manusia, misalnya ubur-ubur. Aurelia dapat dimanfaatkan sebagai tepung ubur-ubur dan untuk bahan kosmetik. Bbrp jenis hewan tertentu, kerangka tubuhnya dapat dimanfaatkan untuk hiasan, misalnya karang merah.


Bbrp kerangka tubuh coelenterata dapat membentuk karang pantai yang dapat melindungi pantai dari ombak shg dapat mencegah terjadinya erosi di pantai.


Ciri-Ciri Coelenterata

  1. Kebanyakan hidup di laut, hanya bbrp jenis yang hidup di air tawar.
  2. Termasuk hewan metazoa yang bersifat diploblastik.
  3. Bentuk tubuhnya simetri radial.
  4. Tidak memiliki anus, shg sisa makanan dikeluarkan dari mulut dengan cara dimuntahkan.
  5. Reproduksi berlangsung secara seksual dan aseksual.

Contoh Coelenterata

hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur.


  1. Filum Platyhelminthes

Filum Platyhelminthes

Platyhelmintes merupakan kelompok cacing yang tubuhnya berbentuk pipih (platy = pipih, dan helmintes = cacing). Kelompok cacing pipih ini memiliki struktur tubuh paling sederhana dibandingkan susunan tubuh cacing pada filum lainnya.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Makalah Kingdom Animalia


Ciri-Ciri Platyhelminthes

  1. Memiliki struktur tubuh pipih, ada yang berbentuk seperti pipa, lunak, dan tak bersegmen.
  2. Susunan tubuhnya simetri bilateral.
  3. Merupakan hewan triploblastik aselomata.
  4. Tidak memiliki sistem peredaran darah dan respirasi.
  5. Alat pencernaannya belum sempurna, umumnya hanya mempunyai mulut dan tidak memiliki anus.

Contoh Platyhelminthes

  • cacing getar : planaria
  • cacing pita : Taenia saginata (cacing pita sapi), Taenia solium (cacing pita babi), Echinococcus granulosum (cacing pita anjing)
  • cacing isap : cacing hati (Fasciola hepatica)

  1. Filum Nemathelminthes (Nematoda)

Filum Nemathelminthes (Nematoda)

Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani, Nematos = benang, nelmintes = cacing. Jadi, nemathelmintes berarti cacing benang. Tubuh nemathelmintes bergerak bulat panjang dan tidak bersegmen sehingga cacing tersebut dikenal juga dengan sebutan cacing gilig. Nemathelmintes ada yang hidup secara bebas dan ada juga yang hidup sbg parasit.


Ciri-Ciri Nemathelminthes

  • Merupakan hewan triploblastik yang memiliki selom semu sehingga anggotanya dikenal sebagai hewan triploblastik pseudoselomata.
  • Memiliki bentuk tubuh simetri bilateral.
  • Dinding tubuhnya terdiri atas tiga lapisan, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
  • Semua anggotanya bereproduksi secara seksual.
  • Cacing betina pada umumnya berukuran lebih besar dibandingkan cacing jantan.
  • Tubuhnya tertutup dengan lapisan kutikula.

Contoh Nemathelminthes

cacing perut (Ascaris lumbricoides), cacing kremi (Oxyuris vermicularis), cacing tambang (Ancylostoma duodenale) , cacing filaria (Wuchereria bancrofti).


  1. Filum Annelida

Filum Annelida

Kata Annelida berasal dari bahasa Yunani, yaitu annulus yang berarti gelang atau segmen. Jadi, annelida dapat diartikan sebagai cacing yang tubuhnya bersegmen-segmen menyerupai cincin/gelang.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Hewan Vertebrata


Ciri-Ciri Annelida

  • Merupakan hewan triploblastik selomata.
  • Pernafasan biasa dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya.
  • Ada yang bersifat hermafrodit dan ada yang monocious.
  • Memiliki alat gerak berupa rambut atau seta yang terdapat di permukaan kulit.
  • Kebanyakan ditemukan di daerah tanah gembur dan tumpukan sampah tumbuh-tumbuhan.

Contoh Annelida

cacing tanah (Lumbricus terrestris), cacing wawo, cacing palolo, lintah (Hirudo medicinalis) dan pacet (Haemodipsa)


  1. Filum Mollusca

Filum Mollusca

Mollusca berasal dari bahasa Latin, yaitu mollus berarti lunak. Jadi, mollusca berarti hewan yang bertubuh lunak. Mollusca dapat digunakan sebagai bahan makanan dan sumber protein hewan, misalnya kerang, cumi-cumi, beberapa siput air, dan bekicot. Mollusca juga dapat digunakan sebagai penghasil mutiara, yaitu tiram mutiara.


Ciri-Ciri Mollusca

  • Merupakan hewan triploblastik.
  • Tubuhnya lunak, simetris bilateral, dan tidak beruas-ruas.
  • Mollusca memiliki mantel yang dapat membuat cangkok dari bahan kalsium karbonat dan kelenjar lendir.
  • Bersifat kosmopolit, artinya dapat dijumpai di berbagai tempat, yaitu darat, air tawar, laut, daerah panas sampai daerah dingin.
  • Mollusca sudah memiliki sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem ekskresi, sistem saraf, sistem reproduksi, dan sistem otot.

Contoh Mollusca

kerang, , gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat, siput laut, chiton.


  1. Filum Arthropoda

Filum Arthropoda

Arthropoda berasal dari kata arthros = sendi atau ruas, dan podos = kaki. Jadi, anthropoda adalah hewan yang memiliki kaki yang bersendi/beruas-ruas. Anthropoda merupakan filum terbesar dari kingdom Animal karena filum ini memiliki jumlah spesies yang lebih banyak daripada filum lainnya. Anthropoda (kelas Crustacea) dapat digunakan sebagai bahan makanan yang mengandung protein, misalnya udang dan kepiting. Lebah madu dapat menghasilkan madu yang berfungsi sebagai penambah tenaga maupun mengobati suatu penyakit.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Arthropoda – Peranan, Makalah, Klasifikasi, Struktur Dan Gambarnya


Ciri-Ciri Arthropoda

  1. Merupakan hewan triploblastik selomata.
  2. Dapat ditemukan dimana-mana, antara lain di air, darat, dalam tanah, dan ada juga yang hidup sbg parasit pada hewan dan tumbuhan.
  3. Bereproduksi secara seksual, tetapi ada juga beberapa hewan yang melakukan partenogenesis.
  4. Tubuhnya terdiri atas kepala, dada, dan abdomen.
  5. Merupakan hewan bilateral simetris.
  6. Anthropoda memiliki sistem pencernaan yang sempurna. Mulut sudah dilengkapi dengan rahang serta memiliki anus.

Contoh Arthropoda

  • Insecta: kecoa, kupu-kupu, nyamuk, lalat
  • Crustaceae: kepiting, ketam, udang
  • Arachnoidea: kalajengking, laba-laba, kutu buku.
  • Myriapoda: lipan (kelabang), luwing (kaki seribu)

  1. Filum Echinodermata

Filum Echinodermata

Echinodermata berasal dari kata Yunani, echinos = duri, dan dermal = kulit. Jadi, echinodermata berarti hewan yang memiliki kulit berduri. Pada umumnya, echinodermata tidak memiliki nilai ekonomi. Namun, beberapa jenis di antaranya dapat dimanfaatkan sbg makanan, misalnya kerupuk teripang. Selain itu, beberapa kerangka tubuh jenis echinodermata lainnya dapat dimanfaatkan sebagai hiasan. Misalnya, kerangka bintang laut.


Ciri-Ciri Echinodermata

  1. Echinodermata termasuk hewan triploblastik selomata.
  2. Semua anggota hewan ini hidup di laut.
  3. Bentuk tubuh dewasanya adalah simetris radial, sedangkan larvanya berupa simetris bilateral.
  4. Kulitnya terdiri atas lempeng-lempeng kapur dengan duri-duri kecil pada permukaannya.
  5. Memiliki kaki buluh yang disebut kaki ambulakral.

Contoh Echinodermata

Bintang laut (Asteroidea), Landak laut (Echinoidea), Bintang ular (Ophiuroidea), lili laut (Crinoidea), teripang (Holothuroidea).


  1. Filum Chordata

Filum Chordata

Hanya sedikit sekali chordata yang mempunyai notokorda dan tidak tergantikan dengan tulang punggung. Lanselet dan tunikata merupakan dua contoh hewan yang tergolong chordata invertebrata.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Penjelasan Echinodermata Beserta Struktur, Ciri Dan Klasifiksinya Secara Lengkap


Lanselet (lanset) masuk ke dalam subfilum Cephalochordata. Kelompok hewan tersebut mempunyai notokorda di sepanjang ekor hingga kepala. Anggotanya ada sekitar 23 spesies. Tubuh lanselet umunya berukuran kecil dengan panjang tubuh hanya beberapa sentimeter. Dinamakan lanselet karena hewan tersebut berbentuk mirip pisau bedah bermata dua sisi dan berujung runcing.


Tunikata masuk dalam subfilum Urochordata yang terdiri atas 1.250 spesies. Hewan tersebut hidup di dasar laut dan memiliki tunik (selubung) yang membuat tubuh mereka seperti dinding tebal atau kantung yang pendek dan gemuk. Tunikata juga dinamakan hewan penyemprot laut karena dapat menyemprotkan air dari lubang pengeluaran air ketika mereka merasa terganggu.


Tubuh larva (berudu) tunikata bertipe simertri bilateral. Mereka bermetamorfosis menghasilkan individu dewasa yang hidup melekat di dasar laut. Namun, ada juga beberapa spesies yang tetap hidup bebas hingga dewasa.
Faring tunikata dilapisi oleh silia yang bermanfaat untuk mengarahkan air menuju faring dan dikeluarkan melalui insang. Partikel mikroskopik yang melekat di faring merangsang sekresi mukosa dan akhirnya partikel tersebut dimakan.


Sistem Ekskresi Pada Hewan Avertebrata (Invertebrata)

Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata lainnya.


Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem ekskresi pada cacing pipih (Planaria), cacing gilig (Annellida), dan belalang.


  1. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih

Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium. Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia.


Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.


Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Sistem Ekskresi Pada Hewan – Invertebrata, Vertebrata, Mamalia Dan Protozoanya


  1. Sistem Ekskresi pada Anelida dan Molluska

Anelida dan molluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium. Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.


Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.


Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor.


Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.


Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.


  1. Alat Ekskresi pada Belalang (Insekta)

Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.


Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.


Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.


Demikianlah pembahasan mengenai Hewan Avertebrata (Invertebrata) – Pengertian, Klasifikasi, Ciri, Contoh dan Sistem Ekskresi semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.