Cita-cita
I Gusti BagusYudhara ketika remaja untuk menjadi
seorang diplomat tidak tercapai karena takdir
menggelindingkan hidupnya sebagai pengusaha pariwisata.
Dunia hospitality inilah yang ternyata memberikanYudhara
karier profesi yang cermerlang sehingga dipercaya
memimpin organisasi profesi seperti Ketua ASITA
dan Wakil Ketua Kadin (Kamar Dagang dan Industri)
Daerah Bali. KesibukanYudhara di industri pariwisata
dan organisasi profesi membuat cita-cita lamanya
untuk menjadi diplomat pelan-pelan lenyap diterbangkan
angin.
Namun,
menjelang pertengahan tahun 1990-an, angin lain
berhembus yang kemudian ternyata menobatkan Yudhara
menjadi seorang Konsul Kehormatan negeri Mexico.Sebagai
seorang konsul,statusnya sama dengan diplomat.
Secara tidak langsung,dan di luar dugaannya,cita-citaYudhara
menjadi diplomat menjadi kenyataan walau dalam
bentuk yang berbeda. Bedanya adalah,kalau dulu
cita-citanya menjadi diplomat Indonesia dan bertugas
di luar negeri, kini dia menjadi diplomat Mexico
yang bertugas di tanah kelahiran sendiri,Bali,
dengan wilayah kerja Bali dan Indonesia bagian
Timur.
Bagaimanakah
kisahnya sampai Yudhara akhirnya menjadi Konsul
Kehormatan Mexico? Berapa lamakah proses itu berlangsung?
Apakah tugasYudhara sebagai Konsul Kehormatan?
Manfaat apakah yang sudah dan akan diberikan Yudhara
sebagai Konsul Mexico kepada Indonesia pada umumnya
dan Bali, tanah kelahirannya, pada khususnya?
ProsesYudhara
terpilih menjadi Konsul Mexico bermula sekitar
tahun 1993.Waktu itu,Kedutaan Besar (Kedubes)
Mexico di Jakarta melayangkan surat kepada Kadin
Bali. Surat ini berisi permintaan agar Kadin Bali
merekomendasikan seorang pimpinan atau anggotanya
untuk diseleksi menjadi Konsul Kehormatan Mexico.
Kian berkembangnya hubungan bilateral antara Mexico
dan Indonesia terutama di bidang politik dan perdagangan
membuat Kedubes Mexico mempertimbangkan untuk
menunjuk representatif di Bali. Duta Besar Mexico
waktu itu adalah Mr. Jorge Palacios. Dialah yang
minta tolong kepada Kadin Bali untuk menominasikan
salah satu putra terbaik Bali,khususnya pengusaha,untuk
dipertimbangkan menjadi Konsul Kehormatan Mexico
di Bali.
Umumnya
ada dua alasan mengapa Mexico atau negara lain
memilih pengusaha sebagai konsul kehormatannya.
Pertama, pengusaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan
hubungan dagang antara Indonesia dan negaranya.
Kedua, pengusaha memiliki kemampuan finansial
karena jabatan sebagai konsul kehormatan adalah
pengabdian alias tanpa bayaran. Pengertian `kehormatan'
dalam `konsul kehormatan' adalah kompensasi tak
ternilai yang diperoleh seorang konsul.
Ketua
Kadin Bali waktu itu adalah I Gusti Agung Ngurah
Bagus,yang waktu itu juga menjadi Konsul Kehormatan
Norwegia untuk Bali. Merespon permintaan Duta
Besar Jorge Palacios, selaku Ketua Kadin Ngurah
Bagus mengajukan nama Yudhara. Pertimbangan mengajukan
nama Yudhara karena dia memenuhi kedua kriteria
sebagai pengusaha sukses yang sudah mapan.
Kedutaan
Mexico mencari informasi awal secara informal
siapa sebetulnya Yudhara. Utusan Kedubes Mexico
datang ke Bali menemui dan "menyelidiki"Yudhara
dari dekat. Siapa dia, apa latar belakangnya,
bagaimana riwayat hidupnya, semuanya diselidiki
secara saksama agar Mexico tidak memilih orang
yang keliru.Yudhara juga diminta mengisi berbagai
formulir dan kelengkapan administrasi. Semua berkas
pencalonan Yudhara sebagai Konsul Kehormatan Mexico
dikirim oleh Kedutaan Mexico di Jakarta ke Departemen
Luar Negeri Mexico di Mexico.
Tak hanya pihak Mexico yang memproses pencalonanYudhara
tetapi juga Deplu Indonesia. Tembusan berkas pencalonan
Yudhara sebagai konsul dikirim ke Departemen Luar
Negeri (Deplu) Indonesia di Jakarta. Waktu itu,
jabatan Menlu Indonesia dipegang oleh Ali Alatas.
Penelitian terhadap latar belakangYudhara juga
dilakukan oleh pihak intelejen Indonesia. Pertimbangannya
jelas agar Indonesia "memilih" anak
bangsa yang tepat untuk menjadi konsul sebuah
negara asing mengingat kedudukan anak-bangsa sebagai
konsul negara asing sangat strategis dalam hubungan
bilateral.
Akhirnya
semua seleksi dilampauiYudhara dengan lancar dan
sukses. Dia resmi menjadi Konsul Kehormatan Mexico
mulai tahun 1995. Surat keputusan ke luar dari
Presiden Republik Indonesia, kala itu adalah Presiden
Soeharto."Kalau tak salah, proses pengajuan
nama saya sampai akhirnya saya ditunjuk sebagai
konsul memakan waktu hampir dua tahun;' ujar Yudhara.
Perkenalan Yudhara sebagai Konsul Kehormatan Mexico
dilangsungkan di Hotel Pertamina Cottages, dihadiri
oleh Gubernur Bali, Ida Bagus Oka, waktu itu.
Ketika
diangkat menjadi Konsul Kehormatan Mexico, Yudhara
merangkap jabatan ketua dan wakil ketua di berbagai
organisasi,seperti ASITA (ketua),PATA Bali Chapter
(ketua),dan Wakil Ketua Umum Bidang Pariwisata,
Perhubungan dan Komunikasi Kadin Bali. Bagi sebagian
on ang, inilah puncak kesibukan Yudhara, tetapi
bagi sebagian orang lain mungkin inilah salah
satu puncak dari prestasiYudhara sebagai seorang
eksekutif yang mendapat kepercayaan penting dari
berbagai organisasi atau lembaga terhormat. Konsul
Kehormatan di Bali adalah satu-satunya Konsul
Kehormatan yang dimiliki negara Mexico di Indonesia.
Setelah
resmi menjadi Konsul Kehormatan Mexico,Yudhara
langsung memasang papan nama dan lambang negara
Mexico di kantornya di Astina Tours, Jalan Muhammad
Yamin, kompleks Niti Mandala, Renon, Denpasar.
Lokasi kantor ini berseberangan dengan kantor
Konsulat Jepang (seberang jalan sebelah selatan)
dan KonsulatAustralia (seberang jalan sebelah
timur). Kantor Konsulat Amerika berada sekitar
satu kilometer ke arah timur. Fakta ini menunjukkan
bahwa kawasan Renon tak hanya kompleks perkantoran
pemerintah Provinsi Bali tetapi juga kompleks
kantor konsulat:
Yudhara
menunjuk salah satu karyawannya sebagai sekretaris
yang sehari-hari bertugas menangani urusan administrasi
konsulat.Kantor dan biaya gaji karyawan pun ditanggungYudhara
sendiri,tanpa bantuan dari Kedubes Mexico. Perjanjian
sejak awal memang demikian adanya, maksudnya biaya
operasi sepenuhnya menjadi tanggungan Konsul Kehormatan.
Menjadi Konsul Kehormatan bukan jalur untuk mencari
uang tetapi pengabdian tulus demi kepentingan
negara bersangkutan dan negara sendiri."Kehormatan"
adalah satu-satunya kompensasi untuk seorang Konsul
Kehormatan.
Sebagai
Konsul Kehormatan, sama dengan konsul (penuh)
lainnya, Yudhara pun memperoleh fasilitas mobil
diplomatik dengan nomor plat khusus (huruf hitam
di atas plat putih, dengan kode CC, corp consulars).
Perlindungan keamanan juga diperoleh seperti halnya
staf diplomat asing yang bertugas di Indonesia.
Namun, untuk hal security ini,Yudhara tidak ingin
secara berlebihan karena dia adalah warga negara
Indonesia sama dengan penduduk lainnya.
|