The Wayback Machine - https://web.archive.org/all/20050405031316/http://www.yudhara.com:80/riwayat.htm


Eyckman Yudhara Nama Kecilnya

 

 

          I Gusti Bagus Yudhara lahir 11 Juli 1941, putra sulung pasangan I Gusti Putu Merta dan I Gusti Ayu Rapeg, keduanya berprofesi sebagai guru ketika itu.KetikaYudhara lahir,indonesia masih dijajah Belanda.Waktu itu Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah belum ada.Satu-satunya rumah sakit yang ada adalah rumah sakit Wangaya, Jalan Kartini, Denpasar. Di rumah sakit Wangaya itulah I Gusti Ayu Rapeg menjalani persalinan. Di rumah sakit itulahYudhara lahir.
          Dalam persalinan itu, I Gusti Ayu Rapeg mendapat pertolongan dari seorang dokter Belanda. Namanya dr. Eyckman. Hubungan de Eyckman dengan pasangan I Gusti Putu Merta dan I Gusti Ayu Rapeg dekat sekali. Sudah lama mereka berkawan-karib.Tak mengherankan kalau kemudian dr. Eyckman memberikan pertolongan yang sangat khusus kepada I Gusti Ayu Rapeg saat menjalani persalinan. Di tengah debar-debar jantungnya menanti kelahiran putra pertama, perasaan I Gusti Putu Merta relatif tenang karena persalinan istri tercintanya ditangani dokter yang profesional.
          Begitu melihat si bayi lahir selamat dan sehat, l Gusti Ayu Rapeg dan I Gusti Putu Merta merasa sangat berbahagia. Mereka bersyukur, bahtera rumah tangga mereka dikarunia putra pertama oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa.Cinta yang mereka tanam dan rawat telah berbuah. Keriangan tiada tara mewarnai rumah tangga I Gusti Ayu Rapeg dan I Gusti Putu Merta.Sang bayi diberi nama I Gusti BagusYudhara,dengan harapan kelak menjadi anakyang berani,kuat,dan tegar"bertarung" (yudha) menghadapi hidup.
Getar kebahagiaan serupa juga dirasakan oleh dr. Eyckman. Sesudah persalinan selesai, dr. Eyckman sering berkunjung ke rumah pasangan I Gusti Putu Merta dan I Gusti Ayu Rapeg. Tujuannya tak hanya untuk mengontrol perkembangan kesehatan sang bayi, tetapi berbagi sukabahagia. Pak dokter sangat sayang pada sang bayi. Saking sayangnya kepada sang bayi, dr. Eyckman menyertakan namanya pada nama sang bayi. Nama kecil putra pertama pasangan I Gusti Ayu Rapeg dan I Gusti Putu Merta itu pun menjadi EyckmanYudhara.
          Perkenalan I Gusti Putu Merta dan I Gusti Ayu Rapeg dengan dr. Eyckman terjadi karena suami-istri ini adalah guru, aktivis dan pekerja sosial yang tulus. Sebagai tenaga pendidik, mereka sering berhubungan dengan pejabat Belanda, termasuk di antaranya dengan dr. Eyckman.
           I Gusti Putu Merta lahir 10 Januari 1913 di lingkungan Jero Agung Tegal,Desa Pemecutan,Denpasar.Pendidikan dasar pada zaman Belanda ditempuh di Denpasar, sedangkan pendidikan lanjut ditempuh di Makassar, 1931. Pada tahun 1920-an dan 1930-an, kebijakan kolonial Belanda mengenai pendidikan untuk generasi muda Bali berubah-ubah. Mula-mula anak-anak Bali diizinkan mengikuti pendidikan lanjutan di berbagai kota di Jawa, terutama Jawa Timur yang jaraknya dekat dengan Bali. Beberapa waktu kemudian, kebijakan itu diubah. Anak-anak Bali diarahkan pemerintah kolonial untuk bersekolah ke Makassar.
          Ada kepentingan politik yang mendasari kebijakan mengarahkan anak-anak Bali melanjutkan pendidikan ke ibu kota Sulawesi Selatan. Belanda tidak ingin anak-anak Bali terkena pengaruh gerakan nasionalisme yang sudah tumbuh subur di Jawa, sekurang-kurangnya mulai 1908,sejak Budi Utomo lahir.Belanda ingin menjauhkan jarak sosialpolitik Bali dengan Jawa. Didoronglah anak-anak Bali sekolah ke Makassar. Namun demikian,untuk sekolah-sekolah tertentu,pilihan sekolah ke Jawa masih dimungkinkan, misalnya untuk kaum wanita. I Gusti Putu Merta sekolah di Makassar. I Gusti Ayu Rapeg dan sejumlah kaum wanita Bali bersekolah ke Blitar, Jawa Timur.
          Kebijakan Belanda mengarahkan agar anak-anak Bali bersekolah ke Makassar mendapat protes. Alasan cendekiawan Bali menolak adalah karena jarak geografis Bali-Makassar jauh sekali. Banyak diperlukan biaya transportasi untuk pergi-kembali ke kota itu. Selain itu, demikian protes muncul di surat-surat kabar seperti Surya Kanta,secara kultural hubungan Bali dengan Makassar juga jauh sekali. Budaya Bali lebih dekat dengan Jawa.Protes yang masuk akal ini sebagian berhasil,sebagian tidak.Buktinya, anak-anak Bali yang bersekolah ke Makassar relatif besar jumlahnya, termasuk I Gusti Putu Merta.

Eyckman Yudhara Nama Kecilnya | Jadi Diplomat Cita citanya | Meniti Karier dari Puri Suling
Enam Belas Tahun Memimpin ASITA | Menjadi Konsul Kehormatan Mexico | Salah Satu Putra Terbaik Bali