Sebuah
Visi adalah merupakan presentasi dari keyakinan terhadap masa
depan yang merupakan perkembangan dari nilai dan keyakinan,
sehingga dapat diformulasikan dengan ringkas, mudah diingat,
memberi inspirasi dan tantangan bagi prestasi dimasa dating
yang dapat dipercaya. Disamping itu sebuah visi haruslah konsisten
dengan misi, sehingga memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas
dalam pelaksanaannya.
Mengacu
kepada uraian diatas, sebagai seorang putra daerah bali, saya
memiliki ketetapan bahwa untuk memimpin bangsa ini kita harus
selalu bekerja keras dengan tekad yang bulat membangun, mengembangkan
dan mempertahankan Bali yang kita cintai, sehingga tujuan
untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Bali segera
terwujud. Akan tetapi mewujudkan hal tersebut tidaklah seperti
membalikan telapak tangan. Untuk itu saya menetapkan sebuah
"Visi" yang nantinya menjadi acuan sebagai berikut:
"
Mempertahankan dan mengembangkan Bali sebagai Daerah Pariwisata
Budaya yang mampu mendorong peningkatan sector Pertanian dengan
berlandaskan Konsep Tri Hita Karana untuk mencapai Ajeg Bali"
Sebelum
saya mengembangkan sebuah misi, maka perlu saya sampaikan
bahwa untuk bisa menatap masa depan ada beberapa pertanyaan
yang pernah disampaikan oleh seorang pakar manajem (Geroge
L. Morricey) sebagai berikut:
1. Apakah yang dipandang sebagai kunci masa depan?
2. Kontribusi unik apa yang dapat kita berikan?
3. Apakah yang membangkitkan gaierah dengan menjadi bagian
dari organisasi di masa depan?
4. Nilai apa yang perlu ditekankan?
5. Apakah yang seharusnya menjadi core competencies?
6. Bagaimana seharusnya posisi kita?
7. Apakah yang dilihat sebagai kesempatan terbesar untuk
tumbuh?
Selanjutnya
berdasarkan poin-poin diatas, maka misi yang dapat dikembangkan
adalah sebagai berikut:
1. Mengusahakan adanya komitmen yang sama dari semua pihak
baik pemerintah swasta maupun
masyarakat untuk secara bersama-sama, membangun,
mengembangkan dan mempertahankan
Bali sebagai daerah pariwisata budaya yang
mendorong pembangunan dan pengembangan sector pertanian untuk
mencapai tujuan, yaitu kesejahteraan
dan kemakmuran masyarakat Bali.
2. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan persaingan
yang sangat ketat, maka kita
dituntut untuk mengetahui dan menyadari potensi yang dimiliki
daerah Bali, yaitu tentunya
dengan memahami bentuk dimana letak kekuatan, kelemahan, ancaman
dan peluang, sehingga semua bisa dikemas dalam suatu strategi
yang matang. Dengan mempergunakan
analisis SWOT, maka kekuatan dan kelemahan
internal, peluang dan ancaman yang ditimbulkan oleh lingkungan
eksternal akan dapat bersinergi
menciptakan suatu ketangguhan atau keajegan Bali.
Mewujudkan Bali yang Ajeg adalah merupakan suatu usaha yang
secara terus-menerus dalam mencapai kehidupan yang harmoni
dan dilandasi oleh konsep
"Tri Hita Karana".
|