Abad XVI (1516 Masehi) |
Kerajaan Sadurengas, yang kemudian dinamakan Kesultanan Pasir, berdiri
dan dipimpin oleh seorang wanita (Ratu I) yang dinamakan Putri Di
Dalam Petung. Wilayah kekuasaan kerajaan Sadurangas meliputi Kabupaten
Pasir yang ada sekarang, ditambah dengan Kabupaten Penajam Paser Utara
dan sebagian Propinsi Kalimantan Selatan |
1523 Masehi |
Perkawinan Putri Di Dalam Petung dengan Abu Mansyur Indra Jaya
(pimpinan ekspedisi agama Islam dari kesultanan Demak) memperoleh
empat orang anak, yaitu Aji Mas Pati Indra, Aji Putri Mitir, Aji Mas
Anom Indra dan Aji Putri Ratna Beranak |
(1607-1644 M) |
Pemerintahan Aji Mas Anom Indra bin Aji Mas Pati Indra |
(1644-1667 M) |
Pemerintahan Aji Anom Singa Amulana bin Aji Mas Anom Indra |
(1667-1680 M)
|
Pemerintah Aji Perdana bin Aji Anom Singa Maulana,
diberi gelar Penambahan Sulaiman |
(1680 – 1730 M) |
Pemerintah Aji Duwo bin Aji Mas Anom Singa Maulana, diberi gelar
Penambahan Adam |
1703-1738 M |
Pemerintah Aji Geger bin Aji Anom Singa Maulana, diberi gelar Sultan
Aji Muhammad Alamsyah (Sultan Pasir I) |
1738-1768 M |
Pemerintahan Aji Negara bin Sultan Aji Muhammad Alamsyah, diberi gelar
Sultan Sepuh Alamsyah (Sultan Pasir II) |
1768-1799 M |
Pemerintahan Aji Dipati bin Panembahan Adam, diberi gelar Sultan
Dipati Anom Alamsyah (Sultan Pasir III) |
1799-1811 M |
Pemerintah Aji Panji bin Ratu Agung, diberi gelar Sultan Sulaiman
Alamsyah (Sultan Pasir IV) |
1811-1815 M |
Pemerintah Aji Sembilan bin Aji Muhammad Alamsyah diberi gelar Sultan
Ibrahim Alamsyah |
1815 -1843 M |
Pemerintah Aji Karang bin Sultan Sulaiman Alamsyah, diberi gelar
Mahmud Han Alamsyah |
1843-1853 M |
Pemerintah Aji Adil bin Sultan Sulaiman Alamsyah diberi gelar Sultan
Adam Alamsyah |
1853 -1875 M |
Pemerintahan Aji Tenggara bin Aji Kimas diberi gelar Sultan Sepuh II
Alamsyah |
1875-1890 M |
Pemerintah Aji Timur Balam diberi gelar Sultan Abdurahman Alamsyah |
1880-1897 M |
Kekuasaan Sultan Muhammad Ali Alamsyah |
1897 M |
Pemerintah Pangeran Nata bin Pangeran Dipati Sulaiman Oktober-Desember
diberi gelar Sultan Sulaiman Alamsyah |
1898-1900 M |
Pemerintah Pangeran Ratu bin Sultan Adam Alamsyah diberi gelar Sultan
Ratu Raja Besar Alamsyah. |
1900-1906 M |
Pemerintah Pengeran Mangku Jaya Kesuma diberi gelar Sultan Ibrahim
Khaliluddin (Sultan Terakhir) |
1906-1918 |
Masa perjuangan rakyat Pasir melawan kolonial Belanda |
Sampai dengan 1959 |
Wilayah Pasir berstatus kewedanaan didalam wilayah Propinsi Kalimantan
Selatan |
Undang-Undang No. 27 tahun 1959 tanggal 29 Desember 1959 |
Wilayah Pasir direstui dan diresmikan Kepala Daerah Swatantra Tingkat
Kalimantan Selatan menjadi daerah otonom, meliputi sembilan kecamatan
dan terdiri dari 91 desa |
Tanggal 29 Desember |
Ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Pasir |
3 Agustus 1961 |
Daerah Swatantra Tingkat II Pasir dimasukkan ke dalam wilayah
Kalimantan Timur |
PP No. 21 Tahun 1987, tanggal 13 Oktober 1987 |
Kabupaten Pasir yang semula terdiri dari sembilan Kecamatan menjadi 10
kecamatan yaitu dengan dimasukkannya Kecamatan Balikpapan Seberang
dari wilayah Kotamadya Dati II Balikpapan ke wilayah Pasir, dengan
nama Kecamatan Penajam |
Undang-Undang No. 7 Tahun 2002 |
Tentang Pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara di Propinsi
Kalimantan Timur (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4182), dimana empat wilayah kecamatannya, yaitu:
Kecamatan Babulu, Kecamatan Waru, Kecamatan Penajam dan Kecamatan
Sepaku berpisah dari Kabupaten Pasir dan menjadi Kabupaten Penajam
Paser Utara |