|
Tabur Bunga untuk Korban Semanggi
Jakarta, KCM
Aksi tabur bunga dilakukan di jalan raya depan kampus Universitas Atmajaya, kawasan Semanggi, Jakarta, Senin (14/1), untuk memperingati peristiwa Semanggi I.
Tujuh tahun lalu tepatnya tanggal 12 dan 13 November 1998, terjadi bentrokan antara mahasiswa dengan pasukan TNI-Polri. Peristiwa tersebut menewaskan Teddy Wardhani Kusuma (Institut Teknologi Indonesia), Bernadus Norma Irmawan (Atma Jaya), Sigit Prasetyo (YAI), Heru Sudibyo (Universitas Terbuka), Engkus Kusnadi (Universitas Jakarta), dan Lukman Firdaus (pelajar).
Kemarin (Minggu, 13/1), peringatan tragedi ini telah diadakan di Sekretariat Jaringan Solidaritas Keluarga Korban Pelanggaran HAM (JSKK), Jalan Binong 1A, samping kompleks Tugu Proklamasi.
Bertempat di garasi dan teras dengan dinding yang dipenuhi poster-poster dan spanduk, acara ini dihadiri ratusan hadirin terdiri dari para keluarga korban, aktivis LSM, dan aktivis mahasiswa. Dimulai dengan konferensi pers, diskusi, dan ditutup dengan pemutaran film dokumenter "PERJUANGAN TANPA AKHIR" karya AKKRa (Aliansi Korban Kekerasan Negara).
Film dokumenter berdurasi 28 menit ini bercerita tentang perjuangan orang tua korban Tragedi Trisakti (1998), Semanggi I (1998), dan II (1999) dalam upaya mereka meraih keadilan. Pada akhir film ini tertulis, "Salah satu perjuangan kita adalah perjuangan melawan LUPA".
Menurut rencana, Desember 2005 film ini akan launching dan mulai diputar di sejumlah kampus. AKKRa juga mengatakan bahwa mereka masih mengharapkan bantuan, baik dari perorangan maupun lembaga, untuk membantu penggandaan film ini dan kegiatan pemutarannya.
Sama seperti peristiwa kekerasan maupun pelanggaran HAM lainnya, kasus Semanggi memang bukan menjadi perhatian utama Presiden Susilo Bambang Yudhyono dan DPR. Sampai hari ini, siapa yang bertanggung atas kematian para mahasiswa tersebut tak pernah diungkapkan.
|
|