Sujud Tak Terhempas Arus Zaman

Kasihan, Bernas
Seniman kendang tunggal, Sujud Sutrisno yang biasa ngamen keliling sejak 1967, ternyata masih mampu menghibur penikmat musik dari generasi ketiga. Penonton yang hadir dalam Live Concert Kendang Tunggal Sujud Sutrisno, Rabu (25/4) malam di Pendapa Teater Garasi, Bantul, yang didominasi penikmat musik muda itu, antusias atas sajian yang mungkin pernah disaksikan kakek-nenek dan ayah-ibu mereka.

Lagu-lagu Sujud yang berkoridor musik jalanan berciri plesetan nakalnya, mampu menggelitik publik muda yang telanjur akrab dengan hard core, hip metal dan musik modern lainnya. Animo publik muda ini kian menguatkan eksistensi Sujud sebagai entertain 3 generasi yang tak terhempas arus zaman, bahkan ketika harus bersaing dengan produk kesenian di era instant ini.

Diiringi kendang tunggalnya, disajikan 15 lagu humor yang telah dimodi- fikasi dengan tampilan karakteristik Sujud. Lagu-lagu plesetan yang telah di- remake Sujud mampu membuat penonton gerrr dan rileks.

Lagu Barat 1970-an Susana, lagu Koes Plus Bukan Lautan Hanya Kolam Susu, hingga lagu Iwan Fals Mata Indah Bola Ping-Pong dan lagu anak-anak legendaris Boby, Hely, Burung Kakatua dilantunkan dengan khas tafsir ala Sujud.

Sujud mengawali pentasnya dengan lagu Bulan Purnama yang langsung mem- buat penonton yang duduk lesehan di pendapa tertawa meriah. Demikian juga dengan penonton yang duduk di kursi halaman Teater Garasi. Meskipun jauh, tawanya pun terdengar mengiring tipak-tipung kendang Sujud.

Pentas yang berkesan merakyat itu juga dihadiri seniman pantomim Jemek Sapardi dan vokalis KubroGlow, Kenyoet Kubro yang sempat menyumbangkan sua- ranya dalam satu lagu yang ditembangkan Sujud.

Direncanakan, live concert ini direkam dan dikasetkan Blass Record yang sedang merealisasikan program mendokumentasi potensi musik-musik yang ka- rakteristik di Yogya. Kendang tunggal Sujud direkam dan diedarkan 1.000 ke- ping. (cr11)