Her legacy |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1st report/ ris (sister)
My beloved Sister,
It has been 8 years since you left me a long winding road without you We used to work side by side...hand in hand... working hard to materilized our dreams ...
8 years I’ve been moving... step by step. It was hard, but I did it anyway I’ve been walking amidst the light from candles you have ignited on the path that you have shown The flames of those candles will light my way for all time, So that I could see the gravel that might hinder me, (Even though at times I’ve been hindered by a grain of sand...)
Jakarta Pelangi Production, The Company that we have built 15 years ago is still running your legacy lives on and has given life The seeds you planted has grow and flourish to this day
May the grace of God give me strength along with your sisters, brothers, sons and your daughter I will keep on building the company on the foundation that you have made strong so, it it will pass from generation to generation
Rempoa, Jan 1, 2006
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
sing me once again mum... becky sutomo, january 14th,2006
As her children, we put great memories closely deep in our hearts...mom went away when we were very young...but the memories she left behind was uneraseable and unforgetable ...she knew her time was coming, and so she gave the best of time for her children...making sure her children knows the meaning and the existence of love eventhough is not there in front of our eyes...making sure our future in the right path and are blessed with all the love she had taught us... after nine years, we can still always feel her...her soul is in our hearts all the time, in every step, in every heartbeat, in every tears and laughter... she used to sing this soong in several occasions...in the bathroom, karaoke time, in the car, in my most precious times...
I believe the children are our are future Teach them well and let them lead the way Show them all the beauty they possess inside Give them a sense of pride to make it easier Let the children's laughter remind us how we used to be Everybody searching for a hero People need someone to look up to I never found anyone who fulfill my needs A lonely place to be So I learned to depend on me
I decided long ago, never to walk in anyone's shadows If I fail, if I succeed At least I'll live as I believe No matter what they take from me They can't take away my dignity Because the greatest love of all Is happening to me I found the greatest love of all Inside of me The greatest love of all Is easy to achieve Learning to love yourself It is the greatest love of all
I believe the children are our future Teach them well and let them lead the way Show them all the beauty they possess inside Give them a sense of pride to make it easier Let the children's laughter remind us how we used to be
And if by chance, that special place That you've been dreaming of Leads you to a lonely place Find your strength in love
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2nd report, 2 January 2006/ Ris (sister)
My beloved Sister,
It has been 8 years since you left your children They have all grown up now still working hard to achieve their dreams. Dreams that you have helped build The always zealous Oki. He had made quite a few videos corporate, documentation and Music Video. He is now working as an assistant director for a movie. The quiet Dimas. He is a talented film editor, and he will be a greater editor in time. The handsome extra slim Rendy He studied graphic design and will be finishing his Bachelor degree soon. He is a very talented music arranger and he has a great voice..his passion for art and music are strong just like you.. Becky, the warrior princess. She has grown to be a beautiful, smart, and strong young woman. A perfect replica of you. Soon she will be a designer interior. I know… You must be very proud of what your children have achieved in 8 years.
================================ooo============================
the front door
Your wish to build a home next to mine, so that your children are close to me, had build & finished four years ago...supervised by Sigit Although it was not build based on our design and layout, but it has still your essence and colour… (Your favorites colour; Toscca Blue Purple and Peach is there)
I would say that the kids and mas Deddy are happy living there…. They, I believe, would say the same. foyer
Everybody has their own room, Oki's room Rendy's room Becky's room
and at the heart of the house is a cosy living room A living room which has hosted a variety of people including me….
The Living Room
long enough for to day, all be back ... Rempoa, Jan 2, 2006
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Selamat Jalan Istriku Tercinta Rini, (dimuat di Majalah Femina)
Pagi 26 Januari lalu, Setyorini Sutomo mantan pembaca berita TVRI pergi menghadap Ilahi diusia 50 tahun setelah tiga tahun berjuang melawan kanker yang menggerogoti tubuhnya. Almarhumah meninggalkan empat orang anak, Oki Satrio Nugroho (20), Dimas Danardana (17), Rendy Surindropati (15), Becky Karina Citra Devi (13) dan Suaminya Deddy Sutomoyang menuturkan kisah kenangan ini
Istriku yang tercinta, Setiap kali melewati pemakaman Tanah Kusir aku selalu melayangkan pandanganku kesana. Seonggok tanah merah yang masih bertabur bunga membujur ke utara, secara magis seolah selalu menarik batinku begitu kuat. Ketika itu dalam relung kalbuku yang paling dalam selalu berbisik, menyapa dan mengirim doa untukmu, istriku tercinta. kau yang kin terbaring damai diharibaan Nya. Masyaallah!. Cengkeraman beribu kenangan indah saat bersamamu seolah enggan untuk bergeming dari pelupuk mataku. Masuh tergambar jelas dalam ingatanku, saat-saat manis itu. Ketika kita merenda kasih sayang pada masa-masa pacaran, ketika anak-anak kita lahir, ketika aku menemanimu siaran,...ketika, ah begitu banyak kenangan yang kini berkelebat silih berganti mengusik benakku. Suara merdumu ketika menyanyi dan dentang-denting piano yang kau mainkan juga masih terngiang jelas ditekingaku. Sebuah lukisan kendi yang tak sempat kau selesaikan akan selalu kusimpan dan kukenang sebagai lukisan terakhirmu.
Istriku yang kekasih, Aku ingat pertemuanku denganmu 24 tahun yang silam. Ketika aku sudah menjadi aktor layar lebar dan sedang terlibat dalam pembuatan film Marabunta. Seorang penata rias iseng-iseng menggodaku,"Kok, mas Deddy belum punya pacar, sih?" Iseng-iseng pula aku balik bertanya, "Kamu punya kakak perempuan, tidak?" Lalu dia menjawab,"Ada Mas, kakak saya bekerja di BBC sebagai penyiar radio." Begitu proyek pembuatan film Marabunta selesai, aku memberanikan diri mengunjungi kakak si penata rias yang ternyata sudah menyelesaikan kontrak dengan BBC, dan sudah kembali menekuni karier sebagai penyiar RRI, dan bekerja di suatu biro iklan. Kakak si penata rias itu adalah engkau, Setyorini. Pertemuan kita semakin sering, apalagi ketika kau mendapat proyek pembuatan Jingle di Sanggar Prativi, tempatku berkarier sebagai pemain sandiwara radio dan televisi. Semakin lama kita semakin menemukan banyak kecocokan bukan? Karena itulah satu setengah tahun sejak pertemuan pertama, kita bersepakat untuk mempersatukan diri kita. Pada hari istimewa itu, Mesjid Agung Al Azar menjadi tempat kita mengucapkan ikrar. Kita merasa hari itu semakin istimewa karena Buya Hamka, tokoh agama dan sastrawan yang menikahkan kita. Kebahagiaan kita semakin berlimpah ketika setahun kemudian kita dikaruniai seorang anak laki-laki. Kehadiran si kecil tidak menyurutkan langkahmu dalam berkarier. bahkan sejak tahun 1978 kau menambah kegiatanmu dengan membaca berita di TVRI. Aku yang selalu mengantarmu ke studio TVRI. Tak jarang aku mengajak si Kecil Oki. Sementara kau membaca berita, biasanya aku mengajak Oki mengintipmu dibalik kaca studio. Kebahagiaan demi kebahagiaan senantiasa melingkupi keluarga kita berbarengan dengan kelahiran anak kedua, ketiga dan ke empat. Si bungsu Becky menjadi satu-satunya putri cantik ditengah-tengah tiga pangeran cilik kita. Suati hari kau mengungkapkan obsesimu untuk mendirikan perusahaan . Kau merasa gemblengan yang telah kau dapat dari tempatmu bekerja, sebagai producer film-film iklan, bisa menjadi bekal untuk berdiri sendiri. Bagaimanapun kau ingin lebih banyak dan lebih dekat dengan keluargamu, katamu. Ketika cita-cita itu sudah mantab untuk diwujutkan, kau memutuskan untuk berhenti dari dunia kepenyiaran dan pekerjaanmu di biro iklan. Akhirnya, berkibarlah bendera Jakarta Pelangi Production (JPP), rumah produksi yang bergerak dibidang pembuatan film iklan. (bersambung...)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
wawancara majalah.... dengan suami, adik dan anak-anak nya 1997
Anda tentu masih ingat nama Rini Sutomo pada tahun 70 an, wajah manis dan suara empuknya kerap menghiasi layar TVRI sebagai pembaca berita. Kini istri bintang film Deddy Sutomo tersebut telah menghadap Sang Pencipta untuk selama-lamanya. Setelah berjuang memerangi penyakit ganas, kanker rahim yang menggerogotinya selama 3 tahun lebih, Rini menghembuskan nafas terakhirnya pada pulul 5.45 WIB, Minggu (26,1) di hadapan seluruh keluarga yang menungguinya sejak Sabtu malam. "Waktu itu dokter telah memberikan tanda-tandanya. Jadi kami sekeluarga menginap di rumah sakit. Bahkan sahur pun tetap kami lakukan disampingnya" kata Veronica S Riswanti Tedjo adik almarhumah. Almarhumah didiagnosa menderita penyakit ganas ini sejak tiga tahun lalu, tepatnya tahun 1993. Ini tidak lantas mematikan semangat. Sebaliknya, almarhumah membuktikan dirinya masih bisa bekerja dengan baik walau digerayangi penyakit tersebut. Cita-citanya untuk membesarkan Jakarta Pelangi Production yang dibangun bersama Veronica terlalu keras untuk dikalahkan oleh vonis penyakit tersebut. Pada saat pengambilan iklan almarhumah juga selalu berusaha hadir, tak peduli seberat apapun medannya. "Masih membekas dalam ingatan saya, almarhumah bersikeras ikut pengambilan gambar iklan sunsilk santan. Walau itu lokasinya dikawasan Puncak dengan medan yang cukup berat untuk orang yang menderita sakit seperti almarhumah. Beliau ingin hasil yang sempurna dan tidak mau mengecewakan klien," kenang Veronica. Namun, setangguh apa pun penyakit ganas itu tetap menyertai. Kesehatannya semakin memburuk, sehingga satu setengah tahun lalu, almarhumah pergi ke Jerman untuk mendapat perawatan intensif. Meski demikian almarhumah tetap tidak berhenti berkreasi. Melalui telpon ia tetap berkomunikasi dengan adiknya untuk mengendalikan perusahaan. Beruntung job description di perusahaan tersebut sudah berjalan baik dan jelas sehingga segala pekerjaan bisa berjalan lancar. Pada bulan November 1996 almarhumah kembali ke Jakarta. Sempat beberapa hari tinggal di rumah, almarhumah di anjurkan dirawat d irumah sakit. Sejak itu, almarhumah menjadi pasien di RS Cikini. Kurang lebih dua bulan di RS Cikini, almarhumah dipindahkan ke RS Pertamina karena jarak nya dekat dengan rumah.
"Almarhumah adalah isteri yang ideal dalam arti seluas-luasnya. Ia tetap punya waktu untuk m e n u n t u n a n a k - a n a k. Urusan rumah tangga tidak d i l u p a k a n meski sibuk dalam karir. Bagi saya almarhumah benar-benar wanita yang ideal. Fighting s p i r i t-nya terhadap penyakit begitu luar biasa," ucap Deddy. Keinginan untuk sembuh begitu besar. sampai-sampai ia pernah berkata, "saya rela dijadikan eksperimen asal sembuh" Luar biasa. Disaat orang takut menjalani perawatan dengan metoda baru, almarhumah justru menyodorkan dirinya untuk dijadikan "kelinci" percobaan demi meraih kesembuhan.
Wanita tangguh ini bukan hanya menjadi kebanggaan suami dan adik-adiknya tapi juga begitu berkesan dalam ingatan Rendy, putra ketiganya. "Ibu itu pintar sekali, ingatannya kuat, Ibu juga bisa berbagai bahasa. Disamping itu ibu pintar masak," kata Rendy (14). Memang "kepergian" ini terasa sangat menyesakkan. Seluruh keluarga masih ingat kenangan menjelang Lebaran, almarhumah biasanya sibuk memasak berbagai panganan. Rendy masih ingat perjalanan terakhirnya bersama sang ibunda tercinta. mereka pergi berlibur ke Amsterdam di th 1996 lalu. Padahal waktu itu almarhumah masih dalam perawatan dokter di Jerman. Dengan menggunakan kereta, mereka habiskan waktu dua hari di Amsterdam, mengunjungi museum Madam Tossou dan makan ikan Hering. "Pesan terakhir Ibu yang masih Rendy ingat, Rendy harus rajin belajar. Rendy disuruh jaga diri baik baik dan berdoa untuk Ibu. Ibu menelpon sambil menangis," ujar Rendy.
Almarhumah lahir pada tanggal 7 April 1947 di Yogya. Mengikuti pendidikan akademis di bidang bahasa, almarhumah memilih bahasa Spanyol. Lepas dari sekolah ia meniti karir di RRI. Pada tahun 1970 sampai 1973, almarumah di krim BBC untuk bekerja di London. Sepulang dari London Rini tertarik bekerja di bidang periklanan. Iapun masuk ke Citra Lintas, anak perusahaan Unilever. Ia juga menyambi sebagai pembaca berita di TVRI. Tahun 1975, Rini menikah dengan Deddy Sutomo. dari hasil pernikahan tersebut, pasangan ini dikaruniai empat orang anak, Oki Satrio Nugroho (20), DimasDanardhana (17), Rendy Surindrapati (14) dan Becky Karina Citradevi (12). tahun 1990, Ia bersama adiknya mendirikan Jakarta Pelangi Production, rumah produksi yang selama ini masih mengkhususkan diri pada pengerjaan iklan. Akhirnya, Selamat Jalan Ibu Rini! Semangat hidup yang telah ibu tunjukkan pasti tidak akan sia-sia. Amin *ida
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rini's letters for her children, Mulhaem Jan 22, 1996
<click to enlarge
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabloid Wanita Indonesia. 1997
< click here to enlarge
|
|
|
|
|
|
|
|
|
If you have any material to add to this section, please contact the
website manager.
If you are the website manager, you can enter edit mode to upload material by clicking
here. |
|
Bring the memories home by publishing your online memorial as a genuine hardcover keepsake |
|