butuh obat

Posted November 7, 2010 by muftisany
Categories: celoteh

Posko Pogung rejo butuh obat2an sbb
-infus set
-efedrin
-cotrimoxazol
-dexa
-metronidazol
-mikonazole
-captopril
-obat sariawan
-metyl
-prednisolon
-salep antibiotik
-vit B complex
-multivitamin
-obat flu
-OBH

tegar

Posted October 6, 2010 by muftisany
Categories: celoteh

Dimanakah kita berdiri hari ini kawan ? dulu ketika kita punya kesadaran pertama kali untuk mengerti aksara, kita pasti memilih dan sadar dimana kita akan berdiri dan berjalan. Berjalan itu safar, safar itu lelah, lelah itu berujung pada banyak hal. Kita berhenti sebelum waktunya, kita minggir dan duduk-duduk, kita culas dengan mencari jalan pintas atau mati di jalan yang kita lalui

Kawan, bagiku jalan adalah idealisme. Idealisme adalah suluh yang menghegemoni otak untuk merespon setiap input yang masuk. Maksudku jika kau misal memegang majalah playboy, kau didikan kyai maka bakar adalah balasan setimpal, namun jika kau didikan hugh hefner maka ini bisnis yang menggiurkan. Seperti itulah idealime, seperti itulah jalan dan aku yakin kita, aku dan kmu memiliki jalan safar sendiri, dan sadar atas pilihan jalannya

Hiruk pikuk dunia menawarkan banyak jalan kawan. Etalase yang dijual bebas dengan balasan maing-masing. Masing-masing jalan saling memintas, saling menutup, saling menindih,saling bertengkar. maka kebingungan sekelebat menimpa anak-anak yang gamang. Jatuh, gugur, menangis, angkat bendera putih, berbalik, membelot, atau bahkan berdiri di dua jalan dengan 2 muka yang berbeda. Maka hari ini, ketika fitnah semakin menghujam kita laik bertanya dalam hati kita dengan jujur, tanyalah, dimanakah kita berdiri hari ini kawan ?
Demi apa yang aku yakini dalam segenap apapun, aku memanggilMu tuhan, aku mengundangMu, aku hadir untuk mencoba tetap di jalan yang paduka pilihkan. Namun semuanya meredup dan gelap, seolah terlampau kerdil untuk tidak ditiup angin kesesatan.Di tengah kegamangan, ternyata kalau kita mau jujur, jalan ini ramai sekali teramat ramai. Dengan beragam motivasi, tak sedikit yang meracau tak sedikit yang berlari kencang.

Aku hanya butuh memegang tangan orang-orang ini lalu meminta mereka membantuku meneguhkan kaki, dan semoga aku masih di jalan ini, walau nampak berat

eRUUKa

Posted October 2, 2010 by muftisany
Categories: celoteh

Jogja adalah sebuah nama, sebuah nama atas keistimewaan. Jogja adalah sejarah dimana legowo menjadi panglima. Tak terhitung cendekiawan menyelesaikan dan melahap ilmu pengetahuan di tlatah ini. Sematan istimewa adalah ijab qabul yang harus ditunaikan. Disinilah uda menjadi kangmas, abdi menjadi kawula, dan opung menjadi pak lik. Disinilah the pahit dan gula batu menjadi obrolan semalaman.jogja adalah legowo dan penerimaan, namun nampaknya kali ini tidak

Raja adalah legitimasi kuasa, khalifah dan kekayaan. Raja akhir-akhir ini mulai memakai pakain dinas panglima, siap untuk muntab dan berperang. Kelemah lembutan jogja hari ini mulai menunjukkan sisi lain. Namun bagiku, raja, presiden dan anggota dewan itu harus bertemu di masjid gedhe dan memperbanyak shalat taubat. Nuansa kepentingan dan intrik menyengat sekali. Kekuasaan adalah kepentingan syahwat jangka pendek. Maka jangan terus menuntut duhai raja, berangkatlah ke jakarta dengan kuda-kuda pilihan bersama abid dalem. Songsonglah istana dan senayan itu. Untuk anggota dewan yang semoga tuhan mengampuni aku dan kalian, turunlah dan tengoklah sebentar code itu sekali-kali. Perut kalian sudah terlampau buncit untuk sebuah kata, SERIUS!! Pak presidenkku yang kurang tidur, tambahlah jam kurang tidur anda, 20 menit saja untuk membaca kulonprogo, menelaah kaki merapi, mengendus pasir putih sundak. Lihat dan goreskan pena entah setuju atau tidak dengan istimewa itu. Tapi bolehkah aku bertanya, dimana istimewanya jogja ?

Kita selalu ribut apakah raja atau hulubalang ? bukan itu kawan. Jogja adalah istimewa dalam tata ruang, istimewa dalam mengajari anak-anak mudanya, jogja adalah istimewa dalam keistimewaan itu sendiri

Ributlah tentang istimewa atau tidak istimewa, pemilihan atau penetapan yang penting harga sego kucing masih 500,-

01-10-10

Posted October 1, 2010 by muftisany
Categories: celoteh

Siapa sesungguhnya pancasilais sejati. Masing-masing punya tafsir atas apa yang diyakini. Soekarno menafsirkan pancasila adalah tetangga kiri, soeharto menafsirkan pancasila serumah dengan kapitalisme, kartosuwiryo menafsirkan pancasila adalah jongos islam. Lalu dimanakah kita berdiri sekarang ?
Masing-masing punya tafsir atas pancasila, itu point utamanya

Maka kita dapati hari ini anak muda susah menghafal teksnya. Lebih menarik lirik the catalys LP. Bukan, bukan karena mereka memiliki ideologi berbahaya yang mengancam pancasila, ideologi mereka hanya “yang asyik dan enak adalah jalan hidup kami”. Mereka punya tafsir sendiri atas pancasila

Maka kita dapati hari ini anak muda kumal, segelas kopi hitam dan sebatang rokok menemani diskusi malam dalam diktat-diktat dan sumpah serapah atas kemapanan. Bagi mereka pancasila adalah merah. Pancasila harus dikembalikan atas tafsir siapa ia dibuat. Keadilan sosial adalah nilai tak tertanggungkan bahkan diatas sila pertama. Bagi mereka sejarah adalah cabik-cabik dan penghianatan. Bagi mereka pancasila adalah delegitimasi yang menyakitkan, sebuah propaganda jendral muda merebut tahta dari sang presiden. Anak-anak ini yakin bahkan haqqul yakin kalau negara ini mau bangkit, maka dimulai dari kebangkitan petani. Mereka punya tafsir sendiri atas pancasila

Maka kita dapati hari ini anak muda merapal, melingkar dan berbasah dalam teks-teks suci. Anak-anak muda ini terbiasa membaca dari kanan. Budaya perlawanan mereka sistematis, geram dan mudah digerakkan. Mereka mendeklarasikan diri dalam kata “terasing” dan bagi mereka mengasingkan diri adalah kemuliaan. Bagi mereka pancasila adalah hijau, sehijau taman-taman syurga. Mereka anak muda yang mencari dan ingin mengembalikan 7 kata yang raib dalam 5 sila itu. Bagi mereka 7 kata adalah kompromi realistis untuk negara ini. Jika sedang tidak kompromi, pancasila ibarat latta, uzza dan hubal dan pantas dinomorsekiankan. Mereka punya tafsir sendiri atas pancasila.

Pancasila digunakan sebagai komoditas kepentingan, biarlah karena bukankah itu nilai-nilai sejati pancasila ? keterbukaan dan saling menghargai asal jangan saling meregang nyawa

Ah aku lupa nanti ba’da mahrib aku diundang mengaji, ba’da isya diskusi dan jam 12 malam ke diskotik. Sangat pancasilais bukan ???

kepantasan 2 orang itu

Posted September 17, 2010 by muftisany
Categories: celoteh

Baiklah..kali ini aku akan bercerita tentang dua orang. Dua orang yang sedang beranjak memadu kasih. Aku memang tidak akan menjadi saksi pernikahan mereka, tapi aku menyaksikan betapa sungguh sebuah kepantasan telah melekat dalam diri mereka. Kepantasan yang tidak muncul tiba-tiba, sebuah anugerah dari dzat yang akan mereka jadikan saksi dalam pertarungan cinta yang semakin keras saja hari ini. Seperti laiknya persaksian abdullah bin amr bin ash kepada seorang lelaki. Seperti itulah aku menyaksikan kedua bertaut, bercengkrama dan berdecak.

Ini subtansinya, entah mengapa beberapa orang aku rasa tiba-tiba memiliki kelebihan dan memang diperlukan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan besar. Maksudnya begini, misal ada seseorang yang akan diberi pekerjaan memimpin perusahaan, sebelum orang ini ditunjuk kapabilitasnya mungkin tidak menonjol, biasa saja. Namun setelah menjadi pemimpin, aura pemimpinnya sangat kental, bicaranya berbeda, fikirnya beda. Ini bukan perasaan tanpa bukti, apalagi sugesti. Ini benar kawan, ada semacam kekuatan yang entah bisa memperindah dan memperpantas orang ini untuk memikul amanah-amanah barunya. Benar firman tuhan jika kita tidak akan diuji kecuali sesuai kapasitas kita. Kita sering memahami konteks firman ini ke belakang, kita melihat kapasitas yang sudah ada yang sudah terlihat. Namun dalam konteks ini, aku melihat firman ini ke depan, kapabilitas itu diberikan tuhan setelah dia mendapat cobaan. Ah aku bingung bagaimana menyampaikan maksudku ini ke kalian, kalian mikir sendiri sajalah

Nah masuk subtnasi yang kedua. Aku menemukan fenomena itu lagi pada dua kawan karibku yang sedang beranjak memadu kasih ini. Seperti hanya putra amr bin ash, aku menyempatkan bermalam di tempatnya. Kata kawanku panji, kita akan mengetahui kepribadian seseorang jika kita bermalam dengannya. Ah, bukankah aku sudah bermalam dengan mereka berdua selama hampir 1 tahun ? itulah yang aku maksud tuhan memberikan kapabilitas kepada mereka secara luar biasa jelang amanah baru mereka. Dulu aku merasa mereka biasa-biasa saja, karena memang biasa. Tapi tak seperti malam itu, ketika isya dan subuh menjadi saksi betapa aku mengalami hal yang sama, tuhan telah memberikan kepatutan kepada mereka
Mereka berdua akan menikah, mengambil keputusan yang tidak mudah, minimal bagiku. Namun demi Allah aku bersaksi, mereka telah pantas melakukan itu. Persaksian pertama sebelum orang-orang akan melakukan persaksian sah tidaknya mereka mengucapkan itu. Duhai, akankah pengamat dan pengomentar seperti ini akan diberikan kepantasan oleh tuhan untuk melakukan apapun ? kerdil dan malu sekali…

Kalian emang pantas guys, untuk ketiga kalinya gue iri..selamat boy…selamat man…

preambule tombo ati

Posted August 28, 2010 by muftisany
Categories: celoteh

sebagai syarat sebel ngeliat blog lama ga update, diisi copas-an dulu saja. Dari dulu pengen posting ini. sebuah sajak preambule dari syair yang mungkin tak akan lekang dinyanyikan dalam berbagai versi. kali ini cak nun, membawakan syair ini dengan indah, terutama preambulenya. sudah lama banget si sebenarnya ne syair, dan lirik tombo atinya ga usah dicantumin ya karena sudah hafal. oh ya, senandung ini yang tempat pelarianku kalau lagi ruwet, semacam relaksasi tak tertanggungkan..seperti halnya sore ini…cek it

Kepada engkau yang menyimpan kesengsaraan dalam kebisuan
Kepada engkau yang menangis karena dikalahkan, karena disakiti, diusir, dipinggirkan
atau karena sangat-sangat susah ketemu dengan yang namanya keadilan
Aku ingin bertamu di lubuk hatimu sodara-sodaraku
Untuk mengajakmu istirahat sejenak
Mengendapkan hati dan bernyanyi
Mengendapkan hati dan bernyanyi

Sodara-sodaraku sesama orang kecil dipinggir jalan
Sedulurku di dusun-dusun, di kampung-kampung perkotaan
Karib-karibku di gang-gang kotor, gubuk-gubuk tepi sungai yang dangkal
Atau mungkin sodara-sodaraku di rumah-rumah besar, di kantor-kantor mewah
Namun memendam semacam rasa keperihan diam-diam
Aku mengajak engkau semua sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku
Untuk menarik nafas sejenak
Untuk bersandar
Atau membaringkan badan
Kuajak engkau menjernihkan fikiran
Untuk menata hati
Merenungkan kesalahan-kesalahan kita semua untuk tidak kita ulangi lagi
Atau meneguhkan kebenaran-kebenaran untuk kita perjuangkan kembali
Ayolah sodara-sodara
Rileks…

beyond materialism

Posted August 4, 2010 by muftisany
Categories: celoteh

Beberapa hari terakhir aku menjadi manusia jalanan. Nikmat nian menyusuri jalanan jogyakarta, menghindari tilangan polisi, mencari ATM 20 ribuan, mengikat muatan, memeganginya biar tak lepas dan melihat hp setiap lampu merah. Lalu lalang tiba-tiba aku teringat betul akan sebuah fikiran yang menggelitik dan pernah menjadi diskusi sampah dengan seorang abang di sebuah OB Van. Abangku yang satu ini tiba-tiba ngomong sembari menyetir, “knapa ya orang-orang pada lalu lalang di jalan, apa yang mereka cari ? bukanne lebih enakan di rumah ya.” Aku ralat, bukan diskusi tapi ceramah tunggal, karena aku selalu hanya menjawab dalam hati, dan kali ini aku menjawab “karena e-k-o-n-o-m-i bang “

Yah, secara menggeneralisir semua orang tumpah ruah dijalan karena faktor ekonomi. Faktor materi. Aku baru menyadari itu setelah menjalankan hal yang sama, turun ke jalan, bergulat karena faktor ekonomi. Motif ini menyengat sekali baunya, mulai pagi pada ngantor, kerja adalah motif ekonomi. Anak-anak sekolah, secara umum mereka berfikir klo udah lulus buat cari kerja, sekolah adalah motif ekonomi. Abang becak, pak parkir, pengamen, makelar, fotografer, anak kuliahan, pegawai LSM, aktivis, penceramah, ibu rumah tangga, pencuri, maling, kuda, kambing dan bebek; semua ragam sebutan itu berakhir pada sebuah konklusi, motif ekonomi.

Kita menghambakan materialisme ? kawanku mengajarkan untuk tak mudah menuduh maka aku urungkan niatku untuk menuduh semua dari kalian adalah hamba materialisme, pun aku. Materialisme, kata yang bahkan dalam diskusi kecil maupun aksi demontrasi menjadi makhluk yang di kutuk-kutuk, sumber masalah era modern.

Namun aku melihat , ya hanya melihat saja sudah nampak jelas motif itu. Dan itu bahkan jauh lebih mulia dari semua definsi materialisme itu kawan. Seorang yang berputar, berpeluh, payah, panas, me-legam adalah sebuah upaya keras dalam mengejawantahkan perintah tuhan. Serius, bahkan dalam materialismepun kau menemukan tuhan. Karena kata baginda yang mulia “Sebaik-baik dinar adalah dinar yang disedekahkan untuk keluarganya.” Mereka sedang berjihad, bertebaran dimuka bumi dan sedang beraksi menuntaskan mengurus bumi yang menjadi tanggungan tak terperi mereka. Mereka bahkan melebihi motif ekonomi, dan materialisme itu. Duh, aku menyesal menuduh yang macam-macam.

Maka setelah pembenaran pada kalimatku terakhir, aku starter grand tua ku. Mantap, kujalankan dalam tapak duka jogjakarta untuk beberapa lembar ribuan hari ini

mensyukuri senja

Posted August 3, 2010 by muftisany
Categories: celoteh

Sore hari selalu menyenangkan. Penanda pergiliran siang dan malam. Siang dan malam adalah tanda-tanda kebesaran tuhanku. Sore hari adalah waktu sensitif bagi beberapa orang. Sore hari adalah penanda bertemu dengan orang-orang tersekat kita. Sore hari adalah penanda rehat. Sore hari adalah ketika ritme hidup mengalun indah menuju harmoni. Emosi, Kecewa, Karsa negatif sirna seketika. Sore hari selalu menyenangkan.
Sore hari ketika semua akan menggelap, justru disitulah harapannya. Aku terngiang-ngiang betul tentang nasihat sore hari ini dari seorang abang. Beliau mengatakan, kita hidup dalam kancah peradaban yang sedang menggelinding menuju malam, gelap dan menuju titik nadhir. Kita dapati hari ini dunia kita penuh dengan ketidak idealan bukan ? inilah senja itu dan semua akan menggelap, cahaya akan meredup dan kita akan menikmati gulita hidup. Atau jangan-jangan kita sudah berada dalam malam pekat, hitam. Kita rabun kebenaran, kita bimbang akan cahaya, kita ragu akan nama-nama benda. Apalah senja atau malam, apalah jatuh atau gulita justru kita hanya pantas mengucap hamdalah.Alhamdulillah

Abangku ini menambahkan, kita patut bersyukur karena ketika gelap sudah datang, kehancuran sudah hadir maka semburat fajar sebentar lagi. Yah, cahaya akan datang tak lama lagi. Justru ketika malam semakin pekat, di ujung malam mencekam, justru disanalah harapan terbesar harus hadir karena sunnatullah fajar sudah mengintip. Inilah kata tuhanku, ketika menjelaskan waktu penjelas batas sahur dengan perumpamaan benang putih dan hitam. Karena memang waktu menjelang fajar adalah waktu paling gelap, paling gulita. Aku yakin kalian sudah membaca kisah panjang tentang hari-hari berat dalam khandaq. Para hawariyyun muhammad justru dalam ketakutan dari bawah dan atas, puncak gelap terucap sebuah harapan “fajar akan datang sebentar lagi.”

Sore hari selalu indah, seperti ketika aku mengalun pelan dalam sepoi diatas jembatan code. Indah membuai, kemudian malam datang dan aku sadar aku sedang menggelap, kelam dan gulita. Justru disitulah harapanku kuat, “Rabbi pertemukan aku dengan fajar, ia akan datang sebentar lagi kan ?”

Katakanlah “Wahai Allah yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan (QS 3:26)

pulang #2

Posted July 28, 2010 by muftisany
Categories: celoteh

Kehidupan akan selalu seperti ini bukan ? tidak ada yang bisa memprediksi secara tepat dan inilah nikmatnya. Semua alur rapi yang kita plot nyata terbuang dalam sampah bernama masa lalu, tiba-tiba kita didorong untuk memberikan rencana baru nan cepat dan tentu saja emosional ? dan kembali semua terbuang dalam ruang bernama masa kini. Dan ini adalah sebuah kisah tentang masa dimana kita hanya perlu menambah sedikit saja kadar kesabaran yang telah kita berikan, sedikit saja. 5 cm mengajarkan kita bahwa yang diperlukan adalah kaki yang akan melangkah lebih dari biasanya, tangan yang akan mengayun lebih dari biasanya. Dan itulah pelajaran tuhanku kepadaku hari ini, privat dan sensitif. aku harus melebihkan sedikit saja kadar kesabaranku.

kini tapak kecil itu masih terperangkap dalam garis tipis di pertengahan prambanan. entahlah, aku tak akan meningglkan keduanya, dan bersyukur masih banyak yang memberikan amanahnya kepadaku. Hari ini dan nanti adalah sebuah pembuktian akan seberapa keras kita menyiapkan diri. Dulu ruas lurus antara merapi, tugu dan parangtrittis adalah tlatah pertempuran eksistensi, kini semua mengarah ke padepokan joko tingkir bermula dan permulaan fakultas kedokteran UGM berawal. Semua indah akan waktunya dan kini saatnya terbangun dari gagap dan menyempitkan jarak antar keduanya

sebentar-sebentar aku akan pulang. kepada definisi pulang itu sendiri

pak presidenku

Posted July 16, 2010 by muftisany
Categories: celoteh

saya lelaki sensitif. tapi tak semua hal bikin saya sensitif. Sekalinya bisa menyeruak perasaan saya, saya akan terjerembab didalamnya, lama dan menangis. Seperti kali ini, sedih sekali membaca berita yang awalnya ramai di twitter. permohonan penuh iba kepada presiden untuk tinggal di istana saja dibandingkan harus ke cikeas. Sebuah cerita tentang arogansi, kemudian ketika di blow up yang muncul adalah pembelaan-pembelaan, bukan dari presiden tentu saja, para pembantu yang setia dalam garda depan pembelaan. Sungguh sejak lama, lama sekali saya mengidamkan jika pemimpin muslim (walo semua presiden kita muslim) yang tampil dalam kepemimpinan bangsa ini, program pertamanya tak ada iring-iringan, tak ada sirine, tak ada protokoler menyebalkan. Arogansi, Sombong dan tak mendidik.

saya tak menyalahkan presiden toh itu protokoler. namun dalam suasa bangsa yang maju engga, mundur engga kayak gini diperlukan kebijakan-kebijakan yang “ga biasa”. Sesuatu yang simple namun mengena dan tentu saja tidak dibuat-buat apalagi disuruh penasehat politik demi sebuah citra (hueekz). Siapalah anda yang ketika kampanye berkotor-kotor di pasar, memijit tkang becak, menghibur simbok bakul gendong. Siapalah anda yang turun ke daerah bencana dengan label coblos saya ya, yang menjenguk orang sakit dan mendoakan agar cepat sembuh lalu paket sembako dengan palstik berlogo partai diberikan setelah tidak ada wartawan, siapalah kau jika seorang umar ra senantiasa melihat warganya dimalam hari sendirian berkeliling, alih alih dengan iring-iringan, bahkan rela memikul karung gandum sendiri karena itulah bebannya. Menangis umar jika melihat apa yang diperbuatnya dan diterima rakyatnya akan dihisap.Siapalah kau ini, bahkan ustman yang mulia pun juga punya lawan politik jika kau berbicara tentang pencitraan di mata lawan politik, sang pemalu dan membebaskan sumur-sumur untuk dihibahkan, bukan menjual sumur-sumur gas ke China, siapalah kau ini ?

hal-al sederhana yang ingin kami lihat bapak presiden, hal sederhana yang anda lakukan tiap kampanye, kami rindu itu. Dimanakah kau sehingga masalah seperti ini selalu saja tuan juru bicara presiden yang berkomentar, terlampau sibukkah ? kami membayar bukan untuk juru bicara presiden, tapi untuk anda bekerja. aku liat dubes palestina ke kota ini tanpa iring-iringan, aku juga menyaksikan dirjen sebuah kementrian harus ribut dalam masalah protokoler, duhai kami ingin sesuatu yang bisa membuat kami tersenyum ditengah kegetiran yang terlampau akut hari ini.

sesekali berangkatlah ke kantor anda jalan kaki, atau ngontraklah rumah dekat istana, hidup sederhana tak akan merendahkanmu, apalagi yang kau perlukan ?

untuk semua para pejabat yang bangga menyematkan lambang institsinya di jas jas mereka.