Pada sektor jasa e-ASEAN, komitmen liberalisasi yang diberikan relatif lebih luas, sebagian besar berkaitan dengan subsektor jasa telekomunikasi. Walaupun masih dengan batasan-batasan, tetapi hampir setengah subsektor dalam sektor ini telah memiliki komitmen liberalisasi dalam AFAS. Kondisi ini menggambarkan kesadaran akan pentingmya sektor ini bagi kemajuan perekonomian negara-negara ASEAN. Baca Selanjutnya →
Posted in Manajemen | Tagged afas, anggota asean, bank indonesia, central product classification, devisa, ekonomi, gats, jasa, liberalisasi perdagangan, ochiai, pasar, perusahaan, perusahaan jasa, supply, tenaga kerja | Secara makro, manajemen laba telah membuat dunia usaha seolah berubah menjadi sarang pelaku korupsi, kolusi, dan berbagai penyelewengan lain yang merugikan publik. Publik menganggap apa yang diinformasikan dunia usaha hanya merupakan akal-akalan pelakunya untuk memaksimalkan keuntungan pribadi dan kelompok tertentu, tanpa memperhatikan kepentingan pihak lain. Tidak aneh jika pada akhir dasawarsa 1980-an kasus creative accounting ini menyebabkan good corporate governance menjadi perhatian publik di Inggris. Baca Selanjutnya →
Posted in Manajemen | Tagged akuntan, akuntansi dan keuangan, amerika serikat, bisnis, dunia usaha, ekonomi, empiris, etika, korupsi, laporan keuangan, makro, manajemen, manajemen laba, permasalahan manajemen, perusahaan, sistem bisnis, standar akuntansi | Permasalahan manajemen yang perlu ditindaklanjuti melalui suatu pengambilan keputusan cukup banyak dan cukup kompleks. Dengan contoh-contoh sederhana mengenai beberapa permasalahan dalam bidang pemasaran di atas kiranya diharapkan muncul inspirasi untuk melakukan applied research (riset aplikasi) untuk bidang lainnya. Baca Selanjutnya →
Posted in Manajemen | Tagged applied research, bidang pemasaran, evaluasi riset bisnis, macam riset ucla, manajemen, masalah ekonomi, model evaluasi, pengambilan keputusan, permasalahan manajemen, program certification, program implementation, program improvement, program planning, program promosi, riset aplikasi, riset bisnis, riset brinkerhoff, riset cipp, riset countenance, riset ucla, system assessment | Investasi yang berani disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal. Dengan kata lain investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Baca Selanjutnya →
Posted in Akuntansi, Artikel Ekonomi, Kurva Ekonomi | Tagged biaya investasi, ceteris paribus, ekonomi, fixed stock capital, investasi, kurva permintaan, permintaan investasi, perusahaan, produksi, suku bunga, tingkat suku bunga, volume investasi | Di sisi lain, obligasi berindeks inflasi juga memberi penerbit perlindungan dari risiko inflasi. Dengan menerbitkan obligasi berindeks inflasi, penerbit dapat menurunkan biaya bunga atas obligasi yang diterbitkannya karena obligasi ini menghilangkan premi risiko yang sering menjadi bagian dari yield dalam obligasi yang ditebus dengan nilai nominal. Yang dimaksud sebagai premi risiko di sini adalah selisih antara bunga nominal dalam obligasi biasa dikurangi laju inflasi. Lebih jelasnya begini. Besaran yield dari obligasi yang ditebus pada nilai nominal pada umumnya adalah penjumlahan dari 3 komponen, yaitu real yield, perkiraan laju inflasi sepanjang tenor obligasi dan premi risiko inflasi. Karena obligasi berindeks inflasi bebas dari risiko inflasi, maka yieldnya tidak mengandung premi risiko inflasi. Artinya, kalau laju inflasi aktual sama dengan perkiraan inflasi, maka biaya obligasi berindeks inflasi akan lebih kecil dari pada biaya obligasi biasa yang mengandung unsur premi risiko inflasi. Baca Selanjutnya →
Posted in Ekonomi Makro, Ekonomi Mikro | Tagged aset, dana pensiun, ekonomi, inflasi aktual, investasi, laju Inflasi, manajemen, obligasi, obligasi berindeks, obligasi indeksasi, obligasi jangka panjang, obligasi jangka pendek, pasar, pemodal obligasi, permintaan, perusahaan, portofolio, risiko inflasi |