Thursday, Sep 08th

Last update10:03:10 PM GMT

Indonesian English Japanese
You are here:: Home

Peningkatan Status G. Tambora dari Normal ke Waspada

E-mail Print PDF

I. Pendahuluan

Gunungapi Tambora terletak di Kabupaten Dompu dan Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, secara geografi terletak pada posisi 08°15,00’ Lintang Selatan dan 118°00,00 Bujur Timur dengan ketinggian 2851 meter di atas permukaan laut (dpl).

Kegiatan Gunungapi Tambora yang tercatat dalam sejarah berupa letusan paroksimal Tambora tahun 1815, diawali dengan peristiwa gemuruh yang menggelegar, diikuti dengan lontaran hujan abu pada tanggal 5 April 1815. Letusan paroksimal terjadi pada tanggal 10 April 1815 dan berakhir pada tanggal 12 April 1815. Letusan ini diiringi halilintar sambung menyambung bagaikan ledakan bom atom, terdengar hingga ratusan kilometer jauhnya bahkan terdengar sampai di P. Bangka dan Bengkulu. Pada periode tahun 1847 – 1913 terjadi erupsi di bagian dalam kaldera yang menghasilkan leleran lava dan terbentuknya Kawah Doro Api Toi.

Berikut disampaikan evaluasi kegiatan G. Tambora dalam kurun waktu April – 30 Agustus 2011 berdasarkan pengamatan visual dan kegempaan, sebagai berikut:

II. Visual

Pengamatan visual dilakukan dari arah Pos PGA Tambora di Desa Pekat, Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu, sebagai berikut :

-       Bulan April 2011, teramati hembuasan asap kawah berwarna putih tebal setinggi 50 sampai 75 meter dari bibir kaldera.

-       Bulan Mei 2011, tidak teramati adanya hembusan asap kawah.

-       Bulan Juni 2011, teramati hembuasan asap kawah berwarna putih tebal setinggi 50 meter dari bibir kaldera.

-       Bulan April 2011, tidak teramati adanya hembusan asap kawah.

-       Bulan Agustus 2011, teramati hembuasan asap kawah berwarna putih tebal setinggi 20 meter dari bibir kaldera pada tanggal 29 Agustus 2011.

III. Kegempaan

Jenis gempa yang terekam selama April hingga Agustus 2011 adalah sebagai berikut :

-       Bulan April 2011, terekam 37 kali kejadian gempa Vulkanik Dalam (VA), 37 kali kejadian gempa Vulkanik Dangkal (VB), 52 kali kejadian gempa Tektonik Jauh, 11 kali kejadian gempa Tektonik Lokal, 13 kali kejadian gempa Low Frekuensi (LF).

-       Bulan Mei 2011, terekam 86 kali kejadian gempa Vulkanik Dalam (VA), 167 kali kejadian gempa Vulkanik Dangkal (VB), 106 kali kejadian gempa Tektonik Jauh, 11 kali kejadian gempa Tektonik Lokal, 20 kali kejadian gempa Low Frekuensi (LF).

-       Bulan Juni 2011, terekam 83 kali kejadian gempa Vulkanik Dalam (VA), 277 kali kejadian gempa Vulkanik Dangkal (VB), 211 kali kejadian gempa Tektonik Jauh, 44 kali kejadian gempa Tektonik Lokal, 76 kali kejadian gempa Low Frekuensi (LF).

-       Bulan Juli 2011, terekam 185 kali kejadian gempa Vulkanik Dalam (VA), 363 kali kejadian gempa Vulkanik Dangkal (VB), 196 kali kejadian gempa Tektonik Jauh, 34 kali kejadian gempa Tektonik Lokal, 105 kali kejadian gempa Low Frekuensi (LF).

-       Bulan Agustus 2011 hingga tanggal 29 Agustus, terekam 272 kali kejadian gempa Vulkanik Dalam (VA), 141 kali kejadian gempa Vulkanik Dangkal (VB), 276 kali kejadian gempa Tektonik Jauh, 85 kali kejadian gempa Tektonik Lokal, 79 kali kejadian gempa Low Frekuensi (LF).

  • Pada tanggal 29 Agustus 2011 terekam 14 kali kejadian gempa Vulkanik Dalam (VA), 16 kali kejadian gempa Tektonik Jauh, 3 kali kejadian gempa Tektonik Lokal, setelah terekam terekam gempa Tektonik Jauh pukul 07:20 WITA terekam geteran Tremor menerus dengan Amplituda Maksimum 5 – 8 mm (dominan 5 mm) mulai pukul 07:30 WITA.
  • Pada tanggal 30 Agustus 2011 hingga pukul 06:00 WITA ,terekam 7 kali kejadian gempa Vulkanik Dalam (VA), 2 kali kejadian gempa Vulkanik Dangkal (VB), dan geteran Tremor menerus dengan Amplituda Maksimum 5 – 8 mm (dominan 5 mm).

IV. Evaluasi

Peningkatan aktivitas G. Tambora teramati dengan meningkatnya aktivitas kegempaan dan visual, terutama Gempa Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal. Gempa Vulkanik Dalam mulai meningkat April 2011 dan terus mengalami peningkatan hingga Agustus 2011. Peningkatan aktivitas vulkanik berupa Gempa Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal dikhawatirkan akan memicu peningkatan aktivitas vulkanik yang lebih besar.

V. Potensi Bahaya

Letusan paroksimal Tambora tahun 1815 mengeluarkan lontaran hujan abu dengan Volume material letusan yang dilontarkan ke udara mencapai 100-150 km3 dengan tinggi payung letusannya diperkirakan mencapai 30-40 km di atas gunungapinya.

Pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) III berpotensi terlanda awan panas, aliran lava dan gas beracun, dan pada radius 3 km berpotensi terlanda lontaran batu pijar dan hujan abu lebat.

Pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) II berpotensi terlanda awan panas, aliran lava dan gas beracun, dan pada radius 5 km berpotensi terlanda lontaran atau guguran batu pijar, hujan abu lebat, hujan lumpur (panas), aliran lahar, gas beracun, dan air dengan keasaman tinggi.

Pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) I berpotensi terlanda lahar, dan pada radius 8 km berpotensi terlanda hujan abu dan kemungkinan dapat terkena lontaran batu (pijar).

VI. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data visual dan kegempaan, maka terhitung tanggal 30 Agustus 2011, pukul 11:00 WITA, status kegiatan G. Tambora dinaikkan dari Normal (Level I)  menjadi Waspada (Level II).

Sehubungan dengan peningkatan status tersebut, maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan meningkatkan pemantauan secara intensif guna melakukan evaluasi kegiatan G. Tambora. Status kegiatan G. Tambora akan diturunkan/dinaikkan kembali jika terjadi penurunan/ peningkatan aktivitas vulkanik.

VII. Rekomendasi

Sehubungan dengan status kegiatan G. Tambora “WASPADA” maka direkomendasikan:

a.    Masyarakat di sekitar G. Tambora diharap tenang, tidak tepancing isyu-isyu tentang letusan G. Tambora.

b.    Masyarakat di sekitar G. Tambora dan pengunjung/ wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekati Puncak G. Tambora.

c.    Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan  Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat dan BPBD Propinsi Nusa Tenggara Barat dan Pemerintah Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima (Ketua SATLAK PB) tentang aktivitas G. Tambora. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari SATLAK PB dan BPBD Propinsi.

d.    Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Tambora di Desa Pekat, Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.

Pengunjung Website



71.4%Indonesia Indonesia
14.2%Australia Australia
14.2%United Kingdom United Kingdom

Last Month: 7
Total: 7