Di balik pintu hitam nomor 10
Di Inggris, ternyata bukan hanya mantan perdana menteri saja yang menulis buku, juga para istri mereka.
Setelah Cherie Blair, kini giliran Sarah Brown dengan Behind The Black Door atau Di balik Pintu Hitam. Memang pintu besar kayu di Downing Street berwarna hitam dengan angka 10. Biasanya Perdana Menteri dan keluarga atau para tamunya berfoto di depan pintu itu.
Ada apa di baliknya? Lengkapnya tunggu saja tanggal 3 Maret nanti, ketika buku Sarah Brown masuk ke pasar.
Bagaimanapun ada bocoran-bocorannya atau sebenarnya mungkin ya bagian dari upaya promosi.
Dan seperti biasa, memoar apapun tentu bertujuan untuk memoles citra juga. Dalam kasus Sarah Brown, begitulah halnya walau tidak sekasar -menurut saya- 'tidak sekasar' istri Tony Blair, Cherie, yang dalam bukunya masih sempat-sempatnya mengecam Gordon Brown yang dianggap menekan-nekan suaminya untuk mundur.
Blair memang mundur dari Downing Street 10 dan digantikan oleh Brown dan rupanya Nyonya Blair mungkin masih pingin tinggal di Downing Street namun tekanan politk atas Blair saat itu tak bisa lagi terbendung. Bulan Juni 2007, Brown resmi menjadi perdana menteri sampai Mei 2010, setelah kalah dalam pemilihan umum.
Seperti mimpi
Dalam kasus Brown, istrinya -seperti dikutip Daily Mail- mengatakan antara lain Brown sering disalahmengerti oleh orang. Sebelumnya memang muncul citra kalau Brown itu pemarah, kaku, dan membosankan namun Sarah Brown menegaskan citra yang muncul di hadapan umum tidak cocok dengan kenyataan sebenarnya: bahwa Brown adalah seorang pekerja keras, pintar, dan menyenangkan.
Namun yang tampaknya menarik dari Behind The Black Door adalah beberapa hal yang menurut Sarah Brown seperti mimpi, begitulah penuturannya dalam wawancaranya dengan Daily Mail.
Suatu kali, misalnya, Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, berkunjung ke Downing Street dan menunjuk ke beberapa boneka pria milik putra kedua Brown, Fraser, dan mengatakan seperti orang Afghanistan.
Fraser langsung mengadu boneka itu sambil berteriak: 'bunuh, bunuh, bunuh.... mati.' Saya membayangkan Fraser mungkin sering mendengar para menteri datang ke rumah mereka dan membahas perang saudara di Afghanistan, antara pemerintah Kabul dukungan Barat dan kelompok Taliban.
Sarah Brown juga mengenang Perdana Menteri Silvio Berlusconi sempat-sempatnya menanyakan nomor telepon model terkenal Naomi Campbell dalam sebuah acara. Silvio Berlusconi memang terkenal suka perempuan cantik, dan sekarang bahkan didakwa terlibat hubungan seks dengan seorang pekerja seks komersial di bawah umur.
Dan ternyata menjadi istri PM membutuhkan stamina yang tidak main-main. Sarah mengaku sempat tiga kali pingsan dan salah satu sampai membutuhkan bantuan oksigen. Dia mengaku ada masa-masa yang amat melelahkan secara fisik karena harus melakukan perjalanan ke luar negeri sementara dia justru sedang ingin bersama kedua putranya.
Tidak sarat politik
Hal-hal itulah yang akan dipaparkan istri mantan perdana menteri itu dalam bukunya, jadi bukan soal pergulatan politik. Tapi terdengar seperti cerita di balik sebuah kursi kekuasaan.
Berbeda halnya dengan pasangan suami istri Blair, yang terasa amat sarat politik. Cherie Blair, misalnya, merupakan pengacara terkenal, dan sering disebut-sebut sering mempengaruhi suaminya saat mengambil keputusan politik.
Sedangkan memoar Tony Blair, A Journey, malah dikecam sekelompok orang, dan beberapa bahkan memindahkan buku itu dari rak otobiografi ke rak kriminalitas karena kebijakan Blair dalam perang Irak. Beberapa acara peluncuran buku A Journey juga terpaksa dibatalkan karena unjuk rasa, tapi A Journey termasuk dalam buku laris di Inggris.
Buku Sarah Brown tampaknya tidak akan mendapat reaksi negatif apapun, walau juga jelas tidak akan menjadi buku laris, seperti halnya dengan buku suaminya, Beyond The Crash yang terbit akhir tahun 2010, yang biasa-biasa saja.
Bagaimanapun saya pingin membaca buku Sarah Brown nanti, ada apa di balik pintu hitam yang terkenal itu?