TRANSPORTASI SUMBAR KA Kepresidenan Dioperasikan Lagi
Senin, 21 Januari 2008
PADANG (Suara Karya): Satu gerbong kereta milik PT Kereta Api (KA) Sumbar yang pernah dipakai mantan Presiden Soeharto (gerbong kepresidenan-Red) tahun 1974 khusus untuk peresmian jalur Indarung-Teluk Bayur Padang, akan dioperasikan kembali mulai awal tahun 2008 ini sebagai kereta wisata.
"Satu gerbong kepresidenan berkapasitas 24 penumpang itu, potensial dioperasikan kembali, apalagi ditengah kondisi kiritis mantan orang terkuat pada zaman orba itu, bisa menjadi satu sensasi untuk menarik wisatawan ke Sumbar," kata Sekjen MPKAS Yulnofrin Napilus, di sela pengoperasian kereta wisata itu Padang, Minggu (20/1).
PT KA Sumbar merekapitulasi gerbong kepresidenan yang disebut kereta inspeksi tersebut, terakhir kali dioperasikan tahun 2002 hanya untuk mengangkut batubara ombilin. Setelah itu tidak lagi beroperasi, karena tambang batu bara yang mulai menyusut.
Sejak tahun 2002, gerbong kepresidenan tersebut disimpan di Gudang Balai Yasa PT KA Divre II Sumbar yang dalam kondisi sangat kumuh dan tidak terawat.
Menurut Yulnofrins, dalam industri pariwisata, isu sensasional tersebut bisa dimunculkan dan merupakan satu upaya menaikkan harga jual dan yang lebih penting jadi "madu" menarik wisatawan berkunjung ke Sumbar.
"Sumbar memiliki panorama alam yang sangat luar biasa indahnya, pemandangan khas perkampungan dan persawahan penduduk serta aneka flora dan faunanya, yang memberi kesejukan untuk dinikmati," katanya.
Apalagi, jika gerbong tersebut lewat di Lembah Anai dan Pinggiran Danau Singkarak sepanjang 19 km itu. Dan makin sangat unik lagi kalau kereta menggunakan loko uap.
Ia menambahkan, di Argentina, orang yang datang dari berbagai daerah dan belahan dunia rela antri dan membayar dengan harga mahal hanya untuk mencoba menaiki gerbong ex-Evita Peron.
Kepala Seksi PT KAI Divre II Sumbar, Busrizal menambahka, gerbong itu bakal dilengkapi dengan sejumlah foto-foto kunjungan mantan Presiden Soeharto di Sumbar, serta berbagai fasilitas pendukung lainnya.
"Kendati hanya bisa dioperasikan dalam kecepatan 30 km perjam, gerbong kepresidenan tersebut sangat potensial dimanfaatkan terkait minat masyarakat berwisata dengan kereta cukup tinggi, " katanya. (Ant)
|
|