Sabtu, 22 Februari 2014
PolitikHukum & KriminalEkonomiBisnisMetropolitanNusantaraOlah RagaInternasionalHiburanOpiniHumor
  
Bisnis 
Liputan Khusus
Wanita
Sehat
Otomotif
Teknotrend
Wisata
Budaya
Griya
Olah Raga
Games
Pentas
Konsultasi
PERDAGANGAN SAHAM
IHSG Terangkat Optimisme Asing
KEUANGAN EMITEN
BEI Sosialisasikan Sistem Pelaporan Terintegrasi
LAYANAN PERBANKAN
Biaya RTGS Akan Dikaji Ulang
LAYANAN DATA
Telkomsel Luncurkan Bundling Tiphone A508
INFRASTRUKTUR
Tol Ungaran-Bawen Beroperasi Akhir Maret
JAMINAN SOSIAL
BPJS Ketenagakerjaan Gandeng KPPT
EKSPANSI BISNIS
RI Perlu Jajaki
Peluang Investasi di Nigeria
TRANSAKSI MRA
Mandiri Fasilitasi 26 BPD
LAYANAN PERBANKAN
Bank NTT Mulai Mobile
DIVESTASI
Maret, Bank Mutiara Mulai Road Show
PEMBELIAN SAHAM
Sido Muncul Akuisisi Perusahaan Farmasi
NILAI TUKAR
Penguatan Rupiah Diprediksi Sementara
arsip  
Rupiah Menguat 103 Poin
OJK Bekukan Tata International Multi Finance
BI Rate Tak Mampu Angkat IHSG
BEI Terbitkan Pedoman Remote Trading
Rupiah Naik 3 Poin
Panin Bank Syariah Bidik Dana Haji Rp 1,5 T
arsip  
PASCA LEBARAN
Arus Balik dari Solo Mulai Meningkat
arsip  
 
 
TRANSPORTASI SUMBAR
KA Kepresidenan Dioperasikan Lagi


Senin, 21 Januari 2008
PADANG (Suara Karya): Satu gerbong kereta milik PT Kereta Api (KA) Sumbar yang pernah dipakai mantan Presiden Soeharto (gerbong kepresidenan-Red) tahun 1974 khusus untuk peresmian jalur Indarung-Teluk Bayur Padang, akan dioperasikan kembali mulai awal tahun 2008 ini sebagai kereta wisata.

"Satu gerbong kepresidenan berkapasitas 24 penumpang itu, potensial dioperasikan kembali, apalagi ditengah kondisi kiritis mantan orang terkuat pada zaman orba itu, bisa menjadi satu sensasi untuk menarik wisatawan ke Sumbar," kata Sekjen MPKAS Yulnofrin Napilus, di sela pengoperasian kereta wisata itu Padang, Minggu (20/1).

PT KA Sumbar merekapitulasi gerbong kepresidenan yang disebut kereta inspeksi tersebut, terakhir kali dioperasikan tahun 2002 hanya untuk mengangkut batubara ombilin. Setelah itu tidak lagi beroperasi, karena tambang batu bara yang mulai menyusut.

Sejak tahun 2002, gerbong kepresidenan tersebut disimpan di Gudang Balai Yasa PT KA Divre II Sumbar yang dalam kondisi sangat kumuh dan tidak terawat.

Menurut Yulnofrins, dalam industri pariwisata, isu sensasional tersebut bisa dimunculkan dan merupakan satu upaya menaikkan harga jual dan yang lebih penting jadi "madu" menarik wisatawan berkunjung ke Sumbar.

"Sumbar memiliki panorama alam yang sangat luar biasa indahnya, pemandangan khas perkampungan dan persawahan penduduk serta aneka flora dan faunanya, yang memberi kesejukan untuk dinikmati," katanya.

Apalagi, jika gerbong tersebut lewat di Lembah Anai dan Pinggiran Danau Singkarak sepanjang 19 km itu. Dan makin sangat unik lagi kalau kereta menggunakan loko uap.

Ia menambahkan, di Argentina, orang yang datang dari berbagai daerah dan belahan dunia rela antri dan membayar dengan harga mahal hanya untuk mencoba menaiki gerbong ex-Evita Peron.

Kepala Seksi PT KAI Divre II Sumbar, Busrizal menambahka, gerbong itu bakal dilengkapi dengan sejumlah foto-foto kunjungan mantan Presiden Soeharto di Sumbar, serta berbagai fasilitas pendukung lainnya.

"Kendati hanya bisa dioperasikan dalam kecepatan 30 km perjam, gerbong kepresidenan tersebut sangat potensial dimanfaatkan terkait minat masyarakat berwisata dengan kereta cukup tinggi, " katanya. (Ant)

Politik |  Hukum |  Ekonomi |  Metropolitan |  Nusantara |  Internasional |  Hiburan |  Humor |  Opini |  About Us

Copy Right ©2000 Suara Karya Online
Powered by Hanoman-i