A 16
Suara Pembaruan
Selasa, 25 Februari 2014
P
ria bernama
asli Lies
Hartono ini
terjun ke du-
nia seni se-
jak kuliah di Institut
Teknologi Sepuluh No-
pember (ITS) Surabaya
jurusan elektro angkatan
1989. Ia tergabung pada
divisi ludruk yang ber-
nama Cap Toegoe Pah-
lawan. Dengan sering tampil baik
di jurusan maupun kampus, akhir-
nya membuat pihak televisi wak-
tu itu,
SCTV,
tertarik.
”Pertama kali saya punya aca-
ra di televisi serta dikontrak acara
pada 1992 yang bernama
Komedi
Kampus So Pasti
. Lawakannya
dikemas dalam format ludruk mo-
dern terdiri dari 10 mahasiswa,”
katanya ketika ditemui di sela-se-
la acara
Fun Walk
bertema
Untuk
Indonesia yang Lebih Baik
dalam
rangka puncak ulang tahun ke-27
Suara Pembaruan
di Plaza Sela-
tan, Gelora Bung Karno, Jakarta
Pusat, Minggu (23/2).
Walaupun hanya setahun, ter-
nyata kerja kerasnya berbuah ma-
nis. Pelawak yang tergabung da-
lam Persatuan Seniman Komedi
Indonesia (PaSki) itu pun dikon-
trak pihak
Indosiar
untuk tampil
setiap minggunya pada acara
Pentas Sejuta Aksi
(
Pesta
) yang
disiarkan secara langsung. Cak
Lontong tampil bersama dua re-
kannya, Lengki dan Dargumbes,
mengisi acara selama 5-7 menit.
Asyik dengan dunianya, tidak
membuat Cak Lontong melupakan
pendidikan. Ia pun kembali ke
kampus untuk menyelesaikan tu-
gas akhirnya. Setelah lulus dari
ITS, ia bekerja sesuai ijazah jurus-
an sebagai konsultan elektrikal me-
kanikal perusahaan Jepang mulai
dari 1996 hingga 2000.
Namun lelaki kelahiran Ma-
getan, Jawa Timur, 7 Oktober
1970 itu kemudian memutuskan
keluar dari pekerjaan.
Rupanya, ia ingin meng-
hidupkan ludruk yang su-
dah menjadi bagian dari
jiwanya. Ia pun memang-
gil adik-adik kampusnya
untuk menghidupkan
ludrukan kembali.
Akhirnya ia dikontrak
kembali oleh stasiun tele-
visi lokal untuk program
Pasukan Humor
(Pamor).
Tapi menurutnya kalau hendak
serius di dunia hiburan, harus ke
Jakarta sebagai ibu kota.
”Saat ke Jakarta, saya ikut
acara
Republik BBM
bersama
alm.Taufik Savalas, Denny Chan-
dra, Kelik, Effendi Gazali, dan
lainnya. Jadi mulai 2005 itulah
saya menentap di Jakarta dan me-
rintis karier sebagai komedian
sendirian,” ungkap dia.
Pria berbadan besar ini pun
menjadi sering mengisi acara baik
on air
maupun
off air
. Komedian
Mamiek Prakoso menjadi sebagai
teman sekaligus gurunya dalam
berlawak. Ia banyak mendapat
pengalaman dan pelajaran yang
berharga, sampai akhirnya menja-
di seorang komedian
stand up co-
medy
atau biasa disebut komik.
Ciri Khas
”Sekarang ini
stand up come-
dy
pun menjadi ramai. Namun se-
benarnya, itu sudah lama terdapat
di dalam lawak kesenian tradisio-
nal kita, seperti ludruk. Contoh-
nya, pemain ludruk awalnya
membuka acara sendiri. Kalau di-
lihat sepotong, hal itu sebenarnya
sudah
stand up comedy
dalam
satu cerita. Cuma zaman se-
karang mereka tampil sen-
dirian,” katanya.
Cak Lontong pun
akhirnya harus mencip-
takan sesuatu yang ber-
beda dan menjadi ciri
khas pribadinya seba-
gai komedian. Kare-
na namanya tidak berbeda jauh
dari unsur makanan, akhirnya ia
membuat ucapan salam yang mi-
rip dengan makanan yaitu
Salam
Lemper
.
Diakui, zaman terus berkem-
bang dan orang-orang mulai indi-
vidualis. Padahal yang namanya
grup lawak itu masih berkelompok
dan jiwa sosial untuk berkumpul
tinggi. Sekarang pelaku seni bisa
berdiri sendiri agar bisa lebih cepat
meningkatkan kariernya. Apalagi
kini membuat sebuah grup sudah
cukup rumit dan sulit karena kebu-
tuhan televisi yang lebih suka de-
ngan gaya personal.
“Sekarang
stand up comedy
semakin tumbuh karena masyara-
kat indivualis. Jadi penampilan
seperti ini lazim saja, walaupun
diluar mereka memiliki komuni-
tas tersendiri. Mereka tak andal-
kan orang lain. Inilah pergeseran
karakter. Lawak
pun punya ke-
butuhan sen-
diri-sendi-
ri,” jelas-
nya.
Me-
nurut-
nya pi-
lihan
orang
untuk
masuk
dalam
genre
stand up
comedy
merupakan hal yang wajar saja
dan tidak menjadi masalah. Ma-
syarakat pun mendapatkan ba-
nyak pilihan.
Saat ini, karier Cak Lontong
pun terus meningkat di dunia hi-
buran. Tak hanya tampil di layar
kaca maupun berbagai pentas, ia
juga sempat bermain di film ko-
medi layar lebar sebagai figuran
berjudul
Comic 8
. Ini adalah film
pertama yang ia bintangi. menu-
rut Cak Lontong, sebelumnya ia
sempat mendapatkan tawaran
main film, tetapi dinilai kurang
cocok.
Ya
saya akting meramaikan
film komedi dan menikmati peran
sebagai komedian, apalagi filmnya
termasuk sukses dengan banyak-
nya penonton dan diapresiasi.
Masyarakat kini punya pilihan
film komedi lebih banyak lagi,
padahal dulu
nggak
punya karena
hanya disuguhi komedi horor atau
seks. Sekarang ada pilihan kome-
di yang lahir dari
stand up come-
dy
,” ucap dia bangga.
Setelah
Comic 8
, Cak Lon-
tong mendapat tawaran lagi dari
Raditya Dika untuk berperan di
filmnya yang berjudul
Marmut
Merah Jambu,
berperan seba-
gai guru olahraga. Namun,
itu masih rencana karena
hingga saat ini belum ada
pembicaraan lebih lanjut apa-
kah jadi atau tidak. ”Masih
diurus oleh pihak manajemen
saya,” tuturnya. [SP/Hendro
Situmorang]
Nama :
Lies Hartono
Tempat tanggal lahir :
Magetan, Jawa Timur, 7 Oktober 1970
Pendidikan :
Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya
Pekerjaan :
Komedian
Acara :
- Intermezo
- Indonesia Lawak Klub (ILK)
- Sentilan Sentilun dan Stand up Comedy
- Kedai Politik (Kepo)
- Komedi Pintar Suka-Suka (Kopi Susu)
- Komedia Festival Indonesia (dimulai Maret 2014 ini)
Cak Lontong
Sebagai pekerja
seniman,
wajib hukumnya
terus melahirkan
karya-karya
agar dikenal publik.
Begitu juga dengan
komedian
Cak Lontong (43)
yang tidak pernah
mau berhenti
dalammenciptakan
sesuatu yang berarti.
Cak Lontong
Berkarya Lewat Komedi
SP/HENDRO SITUMORANG
1...,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31 33,34,35,36,37,38,39,40