Terbitnya Karya-karya Puisi Esai Lain

Magnet daya tarik buku antologi puisi esai ‘Atas Nama Cinta’ karya Denny JA rupanya berefek teramat kuat dan cepat dalam menyedot perhatian masyarakat sastra. Ibarat sebuah kereta api dengan buku ‘Atas Nama Cinta’ karya Denny JA sebagai lokomotif, buku-buku puisi esai yang lahir sesudahnya  pun bermunculan sebagai gerbong-gerbongnya.

Hanya dalam periode 2012-2013, lahir tujuh buku antologi puisi esai lain dan satu buku bunga rampai menyoal tanggapan berbagai kalangan mengenai kemungkinan baru puisi Indonesia. Buku-buku tersebut yaitu:

  1. Kutunggu Kamu Di Cisadane (Penerbit: Komodo Book, 2012) karya Ahmad Gaus. Kata  Pengantar: Jamal D. Rahman.[11]
  2. Manusia Gerobak (Penerbit: Jurnal Sajak, 2013) karya Elza Peldi Taher. Kata Pengantar:  D. Zawawi Imron.[12]
  3. Mata Luka Sengkon-Karta (Penerbit: Jurnal Sajak, 2013). Antologi ini memuat puisi esai juara Lomba Menulis Puisi Esai 2012, karya Peri Sandi Huizchedengan, Beni Setia, dan Saifur Rohman. Penyair Agus R. Sarjono bertindak sebagai editor dan pemberi kata pengantar untuk antologi ini.[13]
  4. Dari Rangin ke Telpon (Penerbit: Jurnal Sajak, 2013). Antologi ini memuat puisi esai juara hiburan Lomba Menulis Puisi Esai 2012, karya Katherine Ahmad, Kedung Darma Romansha, Rahmad Agus Supartono, Wendoko, dan Yustinus Sapto Hardjanto. Penyair Acep Zamzam Noor bertindak sebagai editor dan pemberi kata pengantar untuk antologi ini.[14]
  5. Dari Singkawang ke Sampit (Penerbit: Jurnal Sajak, 2013). Antologi ini memuat puisi esai juara hiburan Lomba Menulis Puisi Esai 2012, karya Arief Setiawan, Arif Fitra Kurniawan, Catur Adi Wicaksono, Hanna Fransisca, dan Jenar Aribowo. Penyair Jamal D. Rahman bertindak sebagai editor dan pemberi kata pengantar untuk antologi ini.[15]
  6. Mawar Airmata (Penerbit: Jurnal Sajak, 2013). Antologi ini memuat puisi esai kategori puisi esai menarik Lomba Menulis Puisi Esai 2012, karya Nur Faini, Onik Sam Nurmalaya, Sahasra Sahasika, Syifa Amori, Stefanus P Elu, Yudith Rosida. Antologi ini diberi kata pengantar oleh Sunu Wasono. Penyair Jamal D. Rahman bertindak selaku editor.[16]
  7. Penari Cinta Anak Koruptor (Penerbit: Jurnal Sajak, 2013. Antologi ini memuat puisi esai kategori puisi esai menarik Lomba Menulis Puisi Esai 2012, karya Alex R. Nainggolan, Baiq Ratna Mulyaningsih, Carolina Betty Tobing, Chairunnisa, Damhuri Muhammad, dan Huzer Apriansyah.  Penyair  Nenden Lilis A. menulis kata pengantar untuk antologi yang disunting oleh penyair Jamal D. Rahman ini. ar untuk buku ini.[17]
  8. Puisi Esai: Kemungkinan Baru Puisi Indonesia (Penerbit: Jurnal Sajak, 2013). Buku ini merupakan bunga rampai yang memuat tulisan-tulisan seputar puisi esai. Penyair Acep Zamzam Noor bertindak sebagai editor dan pemberi kata pengantar untuk buku ini.[18]

Selain karya-karya yang disebutkan di atas, Jurnal Sajak yang terbit setiap 3 (tiga) bulan dan diasuh oleh para penyair memuat puisi esai dan mendiskusikan isu puisi esai dalam setiap edisinya.

Gerbong penerbitan buku puisi esai ini kemudian disusul lagi oleh peluncuran lima buku puisi esai yang berisi buah karya dari 23 penyair tanah air yang tak ingin ketinggalan dalam menorehkan sumbangsihnya dalam kemunculan puisi baru. Kelima buku tersebut adalah :

  1. Moro-moro Algojo Merah Saga ditulis oleh Agus Noor, Isbedy Setiawan, Mustafa Ismail, Anisa Afzal, Chavchay Saefullah, dan Zawawi Imron.[19] 
  2. Sungai Isak Perih Menyemak ditulis oleh Ahmadun Yosi Herfanda, Anwar Putra Bayu, D. Kemalawati, Handry TM, Mezra E. Pellondou, dan Salman Yoga S.[20]
  3. Testamen di Bait Sejarah ditulis oleh Rama Prabu.[21]
  4. Serat Kembang Raya ditulis oleh Fatin Hamama, Sujiwo Tejo, Akidah Gauzillah, Anis Sholeh Ba’asyin dan Dianing Widya.[22]
  5. Jula Juli Asam Jakarta ditulis oleh Remmy Novaris, Sihar Ramses Simatupang, Kurnia Effendi, Bambang Widiatmoko dan Nia Samsihono.[23]

Kelima buku puisi esai yang memuat 23 karya penyair Nusantara ini diluncurkan pada 19 Maret 2014 di Taman Ismail Marzuki dan dikemas secara meriah dan sukses dalam pagelaran wayang seniman Sujiwo Tedjo.

Magnet daya tarik buku antologi puisi esai ‘Atas Nama Cinta’ karya Denny JA juga menarik kaum intelektual dan penyair muda Novriantoni Kahar, Anick HT, dan Jojo Rahardjo yang pada akhir 2013 hingga medio 2014 juga mengangkat isu diskiriminasi ke dalam puisi esai. Buku itu masing-masing berjudul ‘Imaji Cinta Halima’; ‘Kubur Kami Hidup-hidup’ ; dan ‘Sanih Kamu Tidak Perawan Lagi’.

Dalam ‘Imaji Cinta Halima’,[24] Novriantoni Kahar menuangkan keprihatinannya akan diskriminasi terhadap kaum perempuan yang masih kental terjadi dalam masyarakat Indonesia dan dunia hingga hari ini, khususnya dalam masyarakat berkultur Islam. Buku yang diluncurkan di Pisa Café, Mahakam, Jakarta, 11 November 2013 ini berlangsung meriah dan sukses dengan dihadiri oleh Denny JA selaku pencetus puisi esai, para budayawan dan seniman  seperti Zen Hae, Remy Silado, Sacha Stevenson seorang youtuber dan satiris asal Kanada yang bertutur tentang pilihan hidupnya. Tak hanya itu, hadir pula Lurah Susan Jasmine yang kontroversial karena disrkriminasi agama dari warganya yang turut memberi sambutan dan membacakan sebuah puisi karya Novriantoni Kahar. Acara ini semakin ‘hidup’ dengan musikalisasi puisi yang dibawakan oleh sang penulis dan penyair muda Monica Anggie, diiringi musik blues Kate Grealy, gitaris perempuan asal Australia.

Peluncuran buku ‘Kubur Kami Hidup-hidup’ pun tak kalah sukses dan meriah dari buku Novriantoni Kahar. Anick HT yang  mengurai derita kaum minoritas agama di Indonesia termasuk pengungsi kekerasan terhadap Ahmadiyah, menyelenggarakan peluncuran bukunya di Pisa Café Mahakam, 17 Februari 2014. Peluncuran ini juga dihadiri oleh Denny JA, dan sejumlah tokoh lainnya seperti Ulil Abshar, Abdul Moqsith Ghazali, Todung Mulya Lubis, dan Zafrullah Ahmad (jubir Ahmadiyah Indonesia).

Sementara, Jojo Rahardjo sendiri menerbitkan buku puisi esainya berjudul ‘Sanih, Kamu Tidak Perawan Lagi.’ Buku ini berkisah tentang diskriminasi gender yang dialami perempuan yang hidup dalam budaya patriarkis.

Tidak hanya itu, Jurnal Sajak juga mempublikasikan buku pemenang lomba menulis puisi esai dan yang tidak menang tetapi termasuk dalam 10 puisi esai terbaik (April 2014). Buku-buku puisi esai itu terdiri dari 5 buku:

  1. Konspirasi Suci (Antologi Puisi Esai). Antologi tiga puisi esai dalam buku ini merupakan pemenang-pemenang Lomba Menulis Puisi Esai 2013. Ditulis masing-masing oleh Burhan Shiddiq, Rinduan Situmorang, dan Isabedy Stiawan ZS.[25]
  2. Tanjung Mata Bulan (Antologi Puisi Esai). Antologi enam puisi esai dalam buku ini merupakan hasil Lomba Menulis Puisi Esai yang bukan pemenang tapi menarik perhatian juri. Ditulis masing-masing oleh Ake Nera Atakiwang, Husnatul Hasnah, Lephen Purwaraharja, Nevatuhela, Nihayatul Husna, dan Sugiri.[26]
  3. Rantau Cinta, Rantau Sejarah (Antologi Puisi Esai). Antologi puisi yang bukan pemenang, tapi termasuk 10 puisi terbaik. Ditulis masing-masing oleh Ahmad Ijazi, Faried Januar, Nun Urnoto El Banbary, Sri Wintala Achmad, dan Wendoko.[27]
  4. Lumpur-lumpur Sejarah (Antologi Puisi Esai). Antologi lima puisi esai dalam buku ini merupakan hasil Lomba Menulis Puisi Esai yang bukan pemenang tapi termasuk 10 puisi esai terbaik. Ditulis masing-masing Ayu Sutarto, Angga Trio Sanjaya, Beni Setia, Damiri Mahmud, Mashuri, Zubaidah Johar.[28]
  5. Kisah Tak Wangi Belahan Jiwaku (Antologi Puisi Esai). Ditulis masing-masing oleh Ade Julia Dewi, Catur Adi Wicaksono, Fitrawan Umar, Huzer Apriansyah, Muhammad Syamsul Arifin, dan Stefanus P. Elu.[29]