This action might not be possible to undo. Are you sure you want to continue?
No
Sistem Proporsional
Sistem Distrik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Peranan partai
Distribusi
Kedekatan dengan calon
pemilih
Akontabilitas
Money Politic
Kualitas Legislatif
Calon Legislatif
Daerah Basis Pemilihan
Jumlah Wakil Tiap
Daerah
Partai Kecil
Sentralisai / Desentralisasi
Kuat sekali
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Sama dengan PS
Tidak harus putra daerah
Daerah basis pemilihan
terlepas jumlah penduduk
Setiap daerah pemilihan
memiliki beberapa beberapa
wakil
Menguntungkan partai kecil
karena semua suara dihitung
secara proporsional
Kearah sistem sentralisasi
karena wakil rakyat loyal pada
pusat
Sangat lemah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sama dengan PR
Putra daerah
Berbasis
pada
jumlah penduduk
Setiap
daerah
pemilihan
hanya
satu wakil tepilih.
Merugikan partai
kecil karena suara
yang kalah hilang.
Desentralisasi
karena wakil rakyat
lebih loyal pada
konstituensinya
40
Banyak kalangan yang berkeyakinan bahwa dengan sistem distrik akan
tercipta lembaga perwakilan yang lebih berkualitas dan wakil rakyat akan menjadi
dekat dengan masyarakat pemilih. Posisi seperti itu tidak selamanya benar, karena
bukan sistem pemilihan yang menentukan derajat kualitas wakil rakyat tetapi
proses penyelenggaraan pemilihan umum yang demokratik, tanpa campur tangan
pemerintah akan menciptakan sebuah lembaga yang demokratik.
Sistem pemilihan umum yang dilaksanakan di Indonesia selama Indonesia
mengadakan pemilihan umum antara lain :
1. Pemilihan umum pada masa Orde Lama (1955) :
Sistem pemilihan umum yang digunakan adalah sistem perwakilan berimbang
dengan daftar tertutup.
2. Pemilihan umum pada masaOrde Baru ( 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997 )
Sistem pemilihan umum yang digunakan adalah sistem perwakilan
berimbang dengan daftar tertutup
3. Pemilihan Umum 1999 :
Sistem pemilihan umum yang digunakan adalah sistem perwakilan berimbang
dengan daftar tertutup
4. Pemilihan Umum 2004
Sistem pemilihan umum yang digunakan adalah campuran dari sistem distrik
dan sistem proporsional, dimana sistem perwakilan berimbang yang
digunakan adalah sistem perwakilan berimbang dengan daftar terbuka.
41
Negara demokrasi ditandai dengan diselenggarakannya pemilihan umum
yang baik. Masalah demokrasi adalah masalah yang kompleks dan berbeda antar
negara yang satu dengan negara yang lain, antar negara ekonomi maju dengan
negara ekonomi sedang. Dalam negara ekonomi sedang akan mengalami periode
demokrasi pada waktu ini Indonesia telah masuk pada demokrasi konsolidasi
dimana akan berlangsung evolusi budaya politik yang demokratis, suatu proses
yang tidak mudah dan singkat.
Adapun hakikat dan tujuan dari pemilihan umum adalah :
1. Menyusun lembaga pemusyawaratan atau perwakilan rakyat untuk
mewujudkan susunan tata kehidupan yang dijiwai semangat pancasila dan
UUD 1945.
2. Memilih wakil-wakil rakyat oleh rakyat yang membawa isi hati nurani rakyat
dalam melanjutkan perjuangan mempertahankan dan mengembangkan
kemerdekaan guna memenuhi dan mengemban amanat penderitaan rakyat
(ampera).
3. Pemilihan umum tidak hanya sekedar memilih wakil–wakil rakyat untuk
duduk dalam lembaga permusyawaratan atau perwakilan rakyat.
4. Pemilihan umum adalah suatu alat yang penggunaannya tidak boleh merusak
sendi–sendi demokrasi tetapi menjamin suksesnya perjuangan Orde Baru
yaitu tetap tegaknya pancasila dan dipertahankannya UUD 1945.
5. Tidak untuk menyusun negara baru dengan falsafah baru.
6. Menjamin kesinambungan pembangunan nasional (Soemantri1999:109).
42
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilihan umum mempunyai arti yang
sangat penting. Yang paling pokok adalah sebagai sarana perwujudan keadilan,
dimana rakyat memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR yang sekaligus
anggota MPR sehingga pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat tersebut. Dalam
suatu pemilihan umum yang harus dikaji ada 4 (empat) hal yaitu asas, pelaksana,
pelaksananya dan sistem pemilihan umum itu sendiri.
Pada pasal 21 ayat (3) pernyataan HAM PBB dinyatakan pemilihan umum
dilaksanakan secara berkala, jujur, berkesinambungan, sedangkan pemungutan
suara berlangsung secara bebas dan rahasia. Dengan kata lain pelaksanaan
pemilihan umum tersebut adalah berkala atau teratur, jujur, berkesinambungan
(sederajat), bebas dan rahasia yang bersifat universal. Sebagai perbandingan pada
pemilihan umum tahun 1955 yang dilaksanakan berdasarkan UU No. 7 tahun
1953 selain berasaskan pada langsung, umum, bebas dan rahasia, pada pemilu
tersebut juga berasaskan pada jujur dan berkesamaan.
Adapun asas pemilihan umum yang pernah ataupun yang masih
digunakan di Indonesia antara lain :
1. Langsung adalah setiap pemilih memberikan suaranya secara langsung tanpa
perantara atau diwakilkan orang lain.
2. Umum yaitu setiap Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah memenuhi
syarat dapat ikut serta menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum.
43
3. Bebas adalah pemilih dalam menggunakan hak pilihnya dijamin keamanannya
untuk memilih sesuai dengan hati nuraninya tanpa adanya paksaan dan
tekanan dari pihak manapun.
4. Rahasia adalah pilihannya dijamin oleh peraturan dan tidak akan diketahui
oleh pihak manapun dan dengan cara apapun ketika menentukan
pilihannya/secret ballot.
5. Kebersamaan adalah pemungutan suara dilakukan serentak atau bersama
diseluruh wilayah Indonesia.
6. Jujur adalah panitia penyelenggaraan pemilihan umum haruslah memberikan
informasi sesuai dengan fakta dan peraturan yang berlaku.
7. Adil yaitu panitia penyelenggara pemilihan umum haruslah memberikan
perlakuan yang sama dan bebas dari kecurangan pihak manapun.
8. Demokratis yaitu menempatkan rakyat sebagai pengambil keputusan yang
dilakukan dengan musyawarah dan voting.
This action might not be possible to undo. Are you sure you want to continue?