Kisah perjalanan Nabi Adam As dan Hawa

loading...
Advertisement


loading...


Loading...

Nabi Adam as adalah manusia pertama yang diciptakan Allah dari tanah. Diriwayatkan nabi Adam diciptakan Allah pada hari Jumat. Beliau adalah nenek moyang semua manusia, maka disebutlah manusia saat ini dengan Bani Adam karena manusia adalah anak-anak cucu Adam dan Hawa. Penciptaan nabi Adam as disebutkan dalam firman Allah:

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam ) dari tanah liat kering ( yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk” (QS Al – Hijr 15:26)

Adam as diciptakan oleh Allah Swt untuk menunjukkan kekuasaan Allah secara nyata kepada seluruh makhluknya. Allah memberitahukan kepada seluruh makhluk, malaikat dan jin pada saat itu bahwa Allah akan menciptakan seseorang manusia di bumi yang terus menerus melanjutkan keturunan dari generasi ke generasi

” Dan ketika Tuhan mu berfirman kepada para Malaikat : Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang khalifah di muka bumi ( QS. al-Baqarah 2:30).

Malaikat pun heran mendengarnya dan yang mengejutkan pula adalah karena manusia suka mengumbar hawa nafsunya. Dalam pengetahuan malaikat, sebagaimana sifat alamiah manusia, mereka suka merusak dan menumpahkan darah:

” Mereka berkata: Mengapa engkau akan menjadikan khalifah di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan menumpahkan darah padahal kami senantiasa berbakti dengan memujiMu dan menyucikanMu” Allah berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui” (QS. Al- Baqarah 2:30)

Maka diciptakanlah nabi Adam sebagai seorang manusia pertama. Malaikat dan jin dikumpulkan untuk menyaksikan kehebatan manusia. Maka diajarkan kepada Adam semua nama-nama alam seluruhnya, baik jenisnya, sifatnya maupun geraknya, lalu diperhatikan kepada para malaikan.

” Dan dia telah mengajarkan Adam nama-nama ( benda) seluruhnya, dan mengemukakaknnya kepada malaikat lalu berfirman: ” Beritahukanlah padaKu nama benda-benda itu, jika kalian memang makhluk yang benar” (QS al- Baqarah 2:31)

Mereka pun akhirnya sadar bahwa Allah mempunyai rahasiNya sendiri untuk menciptakan khalifah di muka bumi. Sesungguhnya karena kemampuan manusia itulah mereka layak menjadi khalifah di bumi sementara bagi mereka yang merusak dan menumpahkan darah maka tidak layaklah bagi mereka menjadi khalifah. Para malaikat akhirnya bersimpuh dan mengatakan
” Maha suci engkau sesungguhnya tiadalah ilmu pengetahuan di sisi Kami selain yang engkau telah ajarkan kepada kami sesungguhnya Engkau maha mengetahui lagi maha bijaksana (QS al-Baqarah 2:32)

Kemudian Allah memerintahkan kepada para malaikat untuk bersujud kepada Adam as;

“Dan ketia kami berfirman kepada para malaikat: bersujudlah kalian kepada Adam, maka mereka semua bersujud kecuali Iblis, ia menolak dan menyombngkan diri dan akhirnya ia termasuk golongan yang kafir (QS al-Baqaeah 2:34)

Iblis menolak perintah Allah karena ia menyombongkan dirinya yang diciptakan Allah dari api, ia merasa bahwa tidak pantas baginya untuk bersujud kepada Adam, dalam benaknya justru Adam yang harus bersujud kepadanya. Ia menolak untuk memberikan penghormatan kepada manusia. Allah kemudian berfirman

“Allah berfirman : “Hai Iblis mengapa engkau tidak ikut sujud bersama mereka yang sujud?”. Berkata Iblis: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang telah Engkau ciptakan dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. Allah berfirman: “Keluarlah engkau darinya (surga) karena sesungguhnya engkau terkutuk”. Dan sesungguhnya atasmu laknat sampai hari Kiamat” (QS. al-Hijr 15:32-35).
kisah nabi adam dan hawa
Kesombongan iblis itu telah membuat Allah murka kepadanya dan mengusirnya dari surga dan sejak saat itu, jin tidak boleh tinggil di surga. Betapa dendamnya Iblis karena dirinya telah terusir dari surga akibat Adam. Dendam ini terus dikobarkannya kepada umat manusia yang merupakan cucu-cucu Adam, sampai hari Kiamat. Iblis mencari-cari cara untuk membuat adam keluar dari surga seperti dirinya.

Adam as tinggal di surga yang penuh dengan kenikmatan. Terdapat segala yang diinginkan dan tak terkata oleh kita kenikmatannya, karena tiada yang dapat disesuaikan dengan kenikmatan dunia ini. Betambah dendamlah hati Iblis kepada manusia, sementara ia terusir dari kenikmatan itu sebaliknya manusia malah memperoleh kenikmatan itu. Lama kelamaan, sebagaimana layaknya manusia, muncul juga rasa kesepian Nabi Adam dengan kenikmatan yang begitu sempurna. Ia merasakan betapapun, ia membutuhkan seorang pendamping untuk diajaknya bertatakram, seorang kawan untuk diajaknya berbicara dan berjalan-jalan disekeliling surga. Maka Allah menciptakan seorang manusia dari lawan jenisnya, Hawa, nenek dari seluruh manusia, untuk menjadi kawan dalam suka dan dukanya. Betapa bahagianya Adam as ketika ia bangun dari tidurnya ia mendapatkan Hawa sebagai pendampingnya

” kemudian Kami berfirman: “Wahai Adam tinggallah engkau di surga bersama istrimu dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu kehendaki” (QS. Al-Baqarah 2:35).

Adam dan Hawa menikmati pemberian Allah yang besar itu dengan penuh kebahagiaan. Hanya satu hal yang menjadi larangan bagi mereka berdua seperti difirmankan Allah:

” Dan janganlah kalian (berdua) mendekati pohon ini. Yang menyebabkan kalian termasuk orang-orang yang zalim” (QS. Al-Baqarah 2:35).

Larangan itu diujikan kepada Adam dan Hawa agar dapat menahan diri dari hawa nafsunya, sehingga mereka selamat dari kerusakan dan tidak terusir dari surga. Mereka berdua taat pada perintah Allah dan menjauhkan larangan satu-satunya yang disampaikan kepada mereka, untuk tidak mendekati pohon itu. Namun iblis terus menggoda keduanya untuk mendekati pohon itu, agar mereka terjerembab dalam dosa dan melanggar perintah Allah. Merekapun akan terusir dari surga seperti dirinya, begitu fikirnya. Hanya itulah satu-satunya celah untuk menggoda Adam dan Hawa agar termakan oleh bujuk rayunya. Satu kali, dua kali, tidak berhasil jua usaha iblis menggoda mereka. Sampai akhirnya, tibalah Iblis dengan bujuk rayunya yang penghabisan dengan memutarbalikkan kebenaran dengan kesesatan dan kesesatan dengan kebenaran Allah menceritakan:

“Maka syetan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya, untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya, dan syetan berkata: “Tuhan kalian tidak melarang kalian berdua mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat atau menjadi orang yang kekal (di dalam surga)”. Dan dia (syetan) bersumpah kepada keduanya “Sesungguhnya saya termasuk orang yang memberi nasehat kepada kalian berdua” (QS. Al-Araf 7 : 20-21).

Pada mulanya, tidak sedikitpun Adam tergiur dengan rayuan syetan ini, kalau saja seandainya Hawa yang menjadi pendampingnya tidak mengajaknya untuk sekali saja mencoba buah pohon yang dilarang Tuhan itu. Namun, sekeras apapun hati manusia, akan lunak juga pada hati wanita, iapun tak kuasa lagi menahan ajakan Hawa yang terus-menerus mengajaknya untuk mencoba buah pohon itu.

Dan mereka tidak hanya mendekati pobon yang dilarang Allah kepada mereka, tetapi bahkan mereka terus memakan buah pohon yang menggiurkan manusia jika melihatnya. Ketika mereka telah memakannya, terbukalah pakaian mereka, terlihat aurat kemaluan mereka. Surga yang hilang telah membayang di mata mereka dan murka Tuhan sungguh mereka takutkan. Mereka menutupi aurat mereka dengan daun surga, malu dengan keadaannya.

“Berkata keduanya: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak memberi rahmat kepada kami sungguh kami termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi” (QS. al-Araf 7:23)

Melihat itu sadarlah mereka atas apa yang telah mereka perbuat dan menyesali peristiwa itu. Namun kesadaran mereka telah terlambat, sesal kemudian tiada berguna. Hukum Allah tetap berlaku bagi mereka.

” Maka syetan telah menggelincirkan mereka berdua dari surga itu, dan dikeluarkan dari keadaan semula, dan Kami berfirman: “Turunlah kalian!, sebagian kalian dengan sebagian lainnya menjadi musuh bagi yang lain dan bagi kalian ada tempat kediaman diatas bumi dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan” (QS. al-Baqarah 2:36)

Terusirlah mereka berdua dari surga akibat perbuatan mereka. Seandainya saja larangan Allah itu dipatuhi, niscaya mereka akan tetap mendapatkan rahmat Allah yang sangat besar. Dan dari situlah manusia menyadari bahwa mereka pada kesesatan. Dan satu-satunya jalan yang dapat menyelamatkan mereka dari siksa Allah adalah mengikuti petunjuk Allah sebaik-baiknya.

“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya lalu Dia mengampuninya, sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha penyayang” (QS. al-Baqarah 2:37)

Malang tak dapat ditolak, merekapun akhirnya diturunkan ke bumi. Akhirnya mereka diusir dari surga dan diturunkan ke dunia. Kepada mereka telah dituliskan ketetapan, rizqi dan ajal mereka. Dan akan terjadi dengan pasti bahwa sebagian manusia dengan sebagian lainnya akan bermusuhan. Kemudian nabi Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, berupa petunjuk agar mereka selamat dari kesesatan.

Perjanjian permusuhan manusia dan syetan

Diriwayatkan ketika Iblis telah terusir dari surga maka berkatalah ia: “Ya ilahi, engkau telah keluarkan aku dari surga karena Adam dan aku tidak dapat memenuhinya kecuali bila engkau mengumpulkannya”. Maka Allah berfirman: “Engkau dapat mencampuri manusia atau kepada anak-anaknya untuk menjaga para nabi darinya”

“Tuhan tambahkanlah”
“Tidak dilahirkan seorang anak darinya kecuali ia memiliki anak yang semisal dengannya”
“Tuhan tambahkanlah”
“Hati mereka sangat miskin dan engkau mampu mempengaruhi mereka lewat jalan darah”
” TUhnku tambahkanlah”
“Perdayakanlah mereka dengan tipu dayamu dan kaki-tanganmu yang akan menolongmu dari orang yang berkendara, pejalan kaki atau yang mengikuti mereka dalam harta atau bersama mereka mendapatkan mata pencahariannya dan rubahlah mereka kepada yang haram dan memperbanyak diri dengan keturunan dari yang haram, seperti zinah dan bersetubuh pada waktu haid, seperti juga memberi nama mereka dengan Abdul Uzza dan menyesatkan mereka dengan mengganggap agama sebagai beban dan kesesatan sebagai agama, kata-kata yang keji, perbuatan kotor, berikan janji kepada mereka janji-janji yang batil seperti pertolongan Tuhan dan berlindung dibalik kekuasaan orang tua, mengakhirkan taubat dengan angan-angan. Dan lakukanlah itu dengan ancaman seperti mengatakan pada mereka” Kerjakan semau kalian”/

Berkatalah Adam as ” Ya Allah engkau telah campurkan iblis kepada kami maka aku tak akan dapat menolaknya kecuali atas takdirMu ya Allah”

Allah berfirman “Tidak akanlahir darimu seorang anak kecuali telah aku wakilkan seorang malaikat untuk menjaganya”
“Tuhanku tambahkanlah”
Satu kebaikan akan semisal dengan sepuluh kebaikan”
” Tuhanku tambahkanlah”
“Aku tidak akan melucuti taubat mereka sebelum arwah mereka lepas dari badannya”
“Tuhanku tambahkanlah”
“Aku ampuni mereka dan aku tidak akan peduli (Siapa saja akan diampuni Allah”
“Cukuplah aku”
Maka berkatalah Iblis “Ya Tuhanku Engkau jadikan Bani Adam Rasul-rasul dan engkau turunkan pada mereka Kitab-kitab, maka siapakah Rasul-rasulku?
Allah berfirman “Dukun-dukun”
“Dan apa kitab-kitabku”
“Tatto (Wasym)”
“Apa hadirku?”
“Kebohongan”
“Apa Quranku?”
“Syair”
“Siapa Muaddzinku?”
“Peniup serunling”
“Apa masjidku?”
“Pasar”
“Apa rumahku?”
“Kamar mandi”
“Apa makananku?”
“Segala yang dimakan tanpa menyebut namaku”
“Apa minumanku”
“Yang memabukkan”
“Apa umpanku”
“Wanita”

Qabil dan Habil

Diriwayatkan oleh ahli sejarah bahwa Nabi Adam diturunkan pada hari jumat di gunung Himalaya India, sementara Hawa diturunkan di jeddah, Saudi Arabia. Mereka berdua memulai hidup baru yang jauh berbeda dari sebelumnya. Mereka harus berusaha keras untuk meneruskan hidup mereka. Tuntutan hidup yang terus-menerus, mengharuskan mereka belajar bercocok tanam. Untuk terus hidup mereka harus melendungi diri dari lapar dan haus, panas dan hujan, sehingga mereka terus belajar melindungi diri mereka.

Diriwayatkan bahwa Nabi Adam dan Hawa akhirnya bertemu di bukit yang kita kenal saat ini dengan nama Jabal Rahmah, terletak di tengah Arafah. Disebut dengan jabal Rahmah adalah karena Allah telah memberikan anugerah kepada keduanya dapat bertemu kembali setelah sekian lama berpisah.

Adam dan Hawa akhirnya memperoleh keturunan, dan setiap Hawa melahirkan anak maka lairlah sepasang anak laki dan perempuan dan demikian seterusnya. Anak pertama yang dilahirkan adalah Qobil dan ikrimma, kemudian anak berikutnya adalah Habil dan Layudza.

Setelah mereka dewasa maka dikawinkanlah oleh Adam masing-masing anaknya sesuai dengan perintah Allah untuk mengawinkan anaknya dengan perkawinan silang. Artinya, anak yang dilahirkan berpasangan tidak boleh dikawinkan dengan kembarannya dan boleh dikawinkan dengan pasangan lainnya. Maka marahlah Qobil dan ia menolak dikawinkan dengan Layudza, yang bagi dirinya tidak cocok untuk menjadi pendampingnya, fikirnya ia adalah anak surga dan memiliki ketampanan wajah, sementara Layudza adalah anak bumi yang buruk rupa. Kemarahannya juga semakin membesar karena Habil anak bumi dikawinkan dengan Ikrimma anak surga nan cantik rupawan.

Akhirnya Nabi Adam memohon kepada Allah untuk memberikannya petunjuk atas persoalan yang dihadapinya. Maka Allah memberinya petunjuk atas persoalan yang dihadapinya. Maka Allah memberinya petunjuk agar Qobil dan Habil menyediakan Qurban untuk membutkikan kebenaran mereka. Maka diperintahkanlah keduanya untuk menyediakan qurban yang diperuntukkan bagi Allah.

Demi mendengar persyaratan itu maka segeralah Habil memenuhi perintah Ayahnya untuk melaksanakan Qurban. Ia menyiapkan seekor binatang sembelihan yang besar. Sementara Habil hanya menyiapkan sayuran. Maka ketika keduanya datang dengan qurban mereka kepada nabi Adam, Allah menunjukkan kepada Adam bahwa Qurban Habil yang diterima oleh Allah. Oleh karena itu, ia berhak untuk mendapatkan ikrimma sebagai istrinya.

Mendengar hal itu marahlah Qobil, syetan pun menggoda dirinya, meniup hawa nafsunya hingga terbakar. Kedengkian, kejahatan dan kedzaliman telah dihias oleh syetan menjadi keindahan. Sehingga Qobil berniat untuk membunuh Habil, sudaranya sendiri. Allah menceritakan:

“Ceritakanlah kepada mereka kisah dua putera Adam (Habil dan Qobil) menurut yang sebenarnnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qobil). Ia berkata (Qobil): “Aku pasti membunuhmu” berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban dari) orang-orang yang bertaqwa”, “Sungguh apabila engkau gerakkan tanganmu kepadaku unruk membunuhku, maka sekali-kali aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu, sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam … Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa ( membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang dzalim” (QS. Al-Maidah 5:27-29)

Ketika Habil sedang menggembalakan kambingnya di tempat yang jauh dari keluarganya. Qobil mengintipnya untuk merencanakan pembunuhan terhadap Habil. Dan apabila dilihatnya kesempatan luas terbuka untuk membunuhnya maka dihadapinya kesempatan luas terbuka untuk membunuhnya maka dihadapinya Habil ke tempat duduknya dan dibunuhnya dengan batu. Akhirnya, terbunuhlah Habil oleh Qobil, inilah pembunuhan pertama dalam sejarah manusia. Dan Qobil pun bingung melihat kematian saudaranya, mayat saudaranya itu ditinggalnya begitu saja, sampai datang padanya dua ekor burung gagak yang bertengkar di depan matanya, ketika salah satu gagak itu mati maka digalilah kubur gagak itu oleh gagak lainnya. Melihat itu, Qobil tercengang, mengapa aku tidak berbuat baik seperti telah dilakukan burung itu, sementara aku adalah manusia yang diciptakan dengan akal? Maka digalilah kubur untuk jasad Habil yang telah wafat itu. Dan dikuburnya dengan sesal dihatinya.
“Maka hawa nafsu Qobil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi. Kemudian Allah menyuruh seekor burung yang menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qobil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qobil “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal (QS. al-Maidah 5: 30-31).

Nabi Adam wafat diperkirakan dalam umur seribu tahun. Dengan meninggalkan keturunan yang banyak dan berkembang menjadi umat manusia yang berbangsa-bangsa dan bersuku-suku.

Begitulah, cerita tentang Nabi Adam dan Hawa yang mengajarkan kepada kita bahwa manusia harus menyadari keberadaannya. Allah telah menjadikan manusia dengan kedudukan yang tiggi dari makhluk-makhluk lainnya. Namun harus disadari bahwa derajat itu akan kita peroleh manakala kita mengikuti petunjuk Allah dan menjauhkan diri dari segala larangannya. Ketahuilah bahwa dalam menjalani hidup ini manusia selalu dihadapkan pada musuhnya yang utama yaitu Iblis yang berusaha menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan.

Kiranya, amatlah bijaksana bila kita memperhatikan diri kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya untuk selalu mengingat Allah, memohon ampun dan petunjukNya agar selamat di dunia dan akhirat.

About these ads
Kisah perjalanan Nabi Adam As dan Hawa | informasi_terbaru-100 | 4.5