Okupansi Garuda Rute Banyuwangi Capai 80 Persen

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, bersama Direktur Niaga Garuda Indonesia, Handayani, secara bersama melakukan pengguntingan pita, dalam acara peresmian kantor pelayanan Garuda Indonesia di Banyuwangi, Kamis (26/3). (Istimewa)

Oleh: Feriawan Hidayat / FER | Jumat, 27 Maret 2015 | 20:32 WIB

Banyuwangi - Peningkatan sektor pariwisata dan investasi membuat okupansi maskapai penerbangan yang menggarap rute dari dan ke Banyuwangi, Jawa Timur, mengalami peningkatan signifikan. Garuda Indonesia, misalnya, mencatat kenaikan okupansi atau tingkat keterisian penumpang rute Surabaya-Banyuwangi dan Denpasar-Banyuwangi mengalami peningkatan.

Tingkat okupansi saat pertama beroperasi mencapai 69%, lalu melonjak dan kini telah mencapai 75 - 80 persen. Bahkan, saat tertentu seperti liburan akhir pekan, okupansi bisa mencapai 100%. Ke depan, geliat maskapai di Banyuwangi diyakini terus meningkat seiring pengembangan sektor pariwisata dan investasi di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java tersebut.

Vice President Region III Garuda Indonesia, Flora Izza menuturkan, rute penerbangan ke atau dari Banyuwangi dengan menggunakan pesawat ATR 72-600 kapasitas 70 seat tersebut saat ini sedang dikaji untuk dilakukan peningkatan kapasitas. Opsi yang akan dilakukan Garuda ada dua, yaitu mengganti jenis pesawat dengan menaikkan kapasitas pesawat menjadi 96 seat atau menambah frekuensi jam terbang.

"Saat ini sedang kami kaji apakah akan menambah frekuensi atau menambah kapasitas dengan mengganti pesawat yang bisa mengangkut penumpang lebih banyak,” ujar Flora Izza seusai peresmian kantor pelayanan Garuda Indonesia di Banyuwangi, Kamis (26/3/2015).

Tahun ini, Kementerian Perhubungan bakal memperpanjang landasan pacu (runway) Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, menjadi 2.250 meter dari kondisi saat ini sepanjang 1.800 meter. Selain bertambah panjang, landasan pacu Bandara Banyuwangi juga mengalami peningkatan pengerasan dari Pavement Classification Number (PCN) 16 menjadi 21.

Dengan perpanjangan dan pengerasan landasan pacu, Bandara Banyuwangi bisa didarati pesawat dengan badan yang lebih besar dan mengangkut penumpang lebih banyak. Saat ini, pesawat yang menerbangi Banyuwangi baru jenis ATR dengan kapasitas sekitar 70 penumpang.

Flora Izza mengatakan, dengan perpanjangan landasan pacu, Garuda bisa menggunakan pesawat jenis Bombardier CJR 1000 berkapasitas 96 seat.

“Kami melihat perekonomian di Banyuwangi bisa terus bertumbuh, berbarengan dengan kemajuan pariwisata dan investasi. Di sini banyak hotel berbintang yang baru buka. Ini menjadi rangsangan bagi Garuda untuk melakukan penetrasi pasar dan pengembangan bisnis yang lebih luas,” ujarnya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, pertumbuhan pembangunan Bandara Blimbingsari, Banyuwangi ini tak lepas dari dukungan pemerintah pusat dan masyarakat Banyuwangi. ”Saat ini kami sedang menyelesaikan pembangunan terminal bandara berkonsep green airport tanpa AC dengan konsep arsitektur yang mengakomodasi nilai-nilai lokal. Green airport itu akan menjadi landmark baru yang menunjang pengembangan pariwisata Banyuwangi,” ujarnya.

Perkembangan jumlah penumpang pesawat di Bandara Blimbingsari Banyuwangi cukup menjanjikan. Jumlah penumpang tahun 2011 sebesar 7.826 orang, lalu beranjak naik menjadi 24.128 orang pada 2012. Jumlah penumpang makin meroket pada 2013 sebesar 44.052 orang. Selama 2014, jumlah penumpang mencapai sekitar 87.742 orang. Bandara Banyuwangi selama ini telah rutin diterbangi Garuda Indonesia dan Wings Air setiap harinya.


Sumber: PR
ARTIKEL TERKAIT