• Jumlah dan Distribusi Penduduk

    Jumlah penduduk Provinsi Maluku sebanyak 1 533 506 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 569 395 jiwa (37,13 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 964 111 jiwa (62,87 persen).

    Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 3,50 persen di Kabupaten Buru Selatan hingga yang tertinggi sebesar 23,59 persen di Kabupaten Maluku Tengah.

  • Jenis Kelamin Penduduk

    Penduduk laki-laki Provinsi Maluku sebanyak 775 477 jiwa dan perempuan sebanyak 758 029 jiwa. Seks Rasio adalah 102, berarti terdapat 102 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.

    Seks Rasio menurut kabupaten/kota yang terendah adalah Kabupaten Maluku Tenggara sebesar 97 dan tertinggi adalah Kabupaten Kepulauan Aru sebesar 108.

    Seks Rasio pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, kelompok umur 5-9 sebesar 108, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 97 sampai dengan 108, dan dan kelompok umur 65-69 sebesar 98.

  • Umur Penduduk

    Median umur penduduk Provinsi Maluku tahun 2010 adalah 22,69 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Maluku termasuk kategori menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun.
    Rasio ketergantungan penduduk Provinsi Maluku adalah 67,17. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 67 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di daerah perkotaan adalah 53,27 sementara di daerah perdesaan 76,63 .
    Perkiraan rata-rata umur kawin pertama penduduk laki-laki sebesar 23,7 tahun dan perempuan 23,6 tahun (perhitungan Singulate Mean Age at Marriage/SMAM).

  • Migran Masuk Risen

    Jumlah penduduk yang merupakan migran risen terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil SP2010 mencatat 72 044 penduduk atau 5,4 persen penduduk merupakan migran masuk risen antar kabupaten/kota. Persentase migran masuk risen di daerah perkotaan 2,5 kali lipat lebih besar daripada di daerah perdesaan, masing-masing sebesar 8,5 dan 3,4 persen.

    Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, 37 346 berbanding 34 698 orang. Seks rasio migran risen adalah 108. Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang melakukan perpindahan. Persentase migran terbesar di Kota Ambon dan terkecil di Kabupaten Maluku Barat Daya

  • Migran Masuk Seumur Hidup

    Jumlah penduduk yang merupakan migran seumur hidup terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil SP2010 mencatat 279 285 penduduk atau 18,2 persen penduduk merupakan migran masuk seumur hidup antar kabupaten/kota. Persentase migran masuk seumur hidup di daerah perkotaan 1,8 kali lipat lebih besar daripada di daerah perdesaan, masing-masing sebesar 31,4 dan 10,4 persen.

    Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, 143 611 berbanding 135 674 orang. Seks rasio migran risen adalah 106. Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang melakukan perpindahan. Persentase migran terbesar di Kota Ambon dan terkecil di Kabupaten Maluku Barat Daya.

  • Pendidikan

    Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (Pasal 6 UU No. 20 tahun 2003). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak sekolah sebesar 2,35 persen dan yang tidak sekolah lagi sebesar 4,18 persen.
    Ukuran atau indikator untuk melihat kualitas sumber daya manusia (SDM) terkait dengan pendidikan antara lain pendidikan yang ditamatkan dan Angka Melek Huruf (AMH). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 5 tahun yang berpendidikan minimal tamat SMP/Sederajat sebesar 45,30 persen, dan AMH penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 96,53 persen yang berarti dari setiap 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada 97 orang yang melek huruf. Penduduk dikatakan melek huruf jika dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.

  • Penduduk Usia Sekolah

    Jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 223 042 jiwa, 13-15 tahun 97 482 jiwa, 16-18 tahun 85 806 jiwa dan 19-24 tahun 154 455 jiwa.

    Di perkotaan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 69 248 jiwa, 13-15 tahun 35 129 jiwa, 16-18 tahun 36 824 jiwa dan 19-24 tahun 73 734 jiwa. Di perdesaan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 153 794 jiwa, 13-15 tahun 62 353 jiwa, 16-18 tahun 48 982 jiwa dan 19-24 tahun 80 721 jiwa.

    Jumlah penduduk perempuan usia 7-12 tahun sebanyak 107 306 jiwa, 13-15 tahun 47 134 jiwa, 16-18 tahun 41 637 jiwa dan 19-24 tahun 76 661 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki usia 7-12 tahun sebanyak 115 736 jiwa, 13-15 tahun 50 348 jiwa, 16-18 tahun 44 169 jiwa dan 19-24 tahun 77 794 jiwa.

  • Angka Partisipasi Sekolah (APS)

    Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan besaran penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah. APS merupakan ukuran daya serap, pemerataan dan akses terhadap pendidikan khususnya penduduk usia sekolah. APS 13-15 tahun sebesar 89,58 persen. Ini menunjukkan masih terdapat kelompok usia wajib belajar (13-15 tahun) sebesar 10,42 persen yang tidak bersekolah. APS 16-18 tahun sebesar 64,07 persen dan APS 19-24 tahun sebesar 22,73 persen.
    APS di perdesaan lebih rendah dibandingkan perkotaan. Semakin tinggi kelompok umur semakin besar perbedaannya (gap). Di perdesaan APS 7-12 tahun sebesar 94,59 persen, APS 13-15 tahun 87,87 persen, APS 16-18 tahun 60,18 persen, APS 19-24 tahun sebesar 11,92 persen. Di perkotaan APS 7-12 tahun sebesar 96,47 persen, APS 13-15 tahun 92,62 persen, APS 16-18 tahun 69,25 persen dan APS 19-24 tahun sebesar 34,68 persen.

  • Pendidikan yang Ditamatkan

    Kualitas SDM dapat dilihat dari pendidikan yang ditamatkan. Gerakan wajib belajar 9 tahun (1994) menargetkan pendidikan yang ditamatkan minimal tamat SMP. Persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah sebesar 6,46 persen, tidak/belum tamat SD 22,05 persen, tamat SD/MI/sederajat 26,19 persen dan tamat SMP/MTs/sederajat sebesar 16,22 persen.

    Kualitas SDM daerah perdesaan lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan. Persentase penduduk uisa 5 tahun ke atas berpendidikan minimum tamat SMP/MTs/sederajat di perdesaan 34,73 persen lebih rendah dibandingkan perkotaan 62,77 persen. Pendidikan perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki. Persentase penduduk perempuan usia 5 tahun ke atas berpendidikan minimum tamat SMP/MTs/sederajat 43,83 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki 46,75 persen.

  • Pendidikan yang Ditamatkan

    Pendidikan yang tinggi merupakan salah satu tuntutan era globalisasi. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar, merupakan modal dasar pembangunan bangsa. Modal dasar yang berkualitas merupakan tujuan utama pembangunan manusia Indonesia seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta berpendidikan tinggi adalah upaya mempersiapkan SDM yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global.

    Berdasarkan hasil SP2010, penduduk Provinsi Maluku usia 5 tahun ke atas yang tamat SM/sederajat sebesar 23,24 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar 2,35 persen, tamat DIV/S1 sebesar 3,29 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,21 persen.

  • Angka Melek Huruf (AMH)

    Angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 96,53 persen. AMH penduduk usia 15 tahun ke atas perempuan (95,74 persen) lebih rendah dibandingkan laki-laki (97,33 persen). AMH penduduk usia 15 tahun ke atas di daerah perdesaan (94,97 persen) lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan (98,89 persen).

    Rendahnya AMH penduduk usia 15 tahun ke atas disebabkan oleh rendahnya AMH penduduk usia 45 tahun ke atas. AMH penduduk usia 45 tahun ke atas sebesar 93,19 persen. AMH penduduk usia 45 tahun ke atas perempuan (91,22 persen) lebih rendah dibandingkan laki-laki (95,20 persen).

  • Ketenagakerjaan

    Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Maluku sebesar 586 718 orang, di mana sejumlah 574 948 orang diantaranya bekerja, sedangkan 11 770 orang merupakan pencari kerja. Dari hasil SP 2010, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Maluku sebesar 60,28 persen, di mana TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK perempuan, yaitu masing-masing sebesar 74,35 persen dan 46,39 persen. Sementara itu, bila dibandingkan menurut perbedaan wilayah, TPAK di perkotaan lebih rendah daripada perdesaan, masing-masing sebesar 51,87 persen dan 65,82 persen. Tiga kabupaten/kota di Provinsi Maluku dengan TPAK tertinggi berturut-turut adalah Kabupaten Maluku Barat Daya (71,37), Kabupaten Maluku Tenggara Barat (70,70), dan Kabupaten Seram Bagian Barat (68,10). Dengan jumlah pencari kerja sejumlah 11 770 orang, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di provinsi ini mencapai 2,01 persen.

  • Perumahan

    Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang pesat menjadikan kebutuhan tempat tinggal semakin meningkat pula. Program pemerintah yang menyangkut perumahan terus ditingkatkan, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Status kepemilikan/penguasaan bangunan tempat tinggal di Provinsi Provinsi Maluku paling banyak adalah milik sendiri. Rumah tangga yang menghuni rumah dengan luas lantai kurang dari 20 m2 paling banyak dijumpai di Kota Ambon (9 686 rumah tangga), sementara yang paling sedikit terdapat di Kabupaten Buru Selatan (312 rumah tangga).

  • Kesulitan Fungsional

    Hasil SP 2010 tidak dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penyandang disabilitas karena perbedaan konsep dan definisi antara SP 2010 dan Kementerian Sosial. Pendekatan tingkat kesulitan yang dialami oleh penduduk digunakan sebagai proksi mendapatkan informasi penyandang disabilitas.

    Seseorang dapat memiliki satu atau lebih jenis kesulitan dengan derajat kesulitan ringan atau parah. Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas di Provinsi Provinsi Maluku yang memiliki kesulitan, baik ringan maupun parah, dengan jenis kesulitan penglihatan sebesar 3,36 persen, kesulitan pendengaran sebesar 1,21 persen, kesulitan berjalan atau naik tangga sebesar 1,38 persen, kesulitan mengingat/berkonsentrasi atau berkomunikasi dengan orang lain sebesar 1,05 persen, dan yang memiliki kesulitan mengurus diri sendiri sebesar 0,76 persen.

  • 37,13persen
    Persentase Penduduk Perkotaan
    62,87persen
    Persentase Penduduk Perdesaan
    33jiwa/km2
    Kepadatan penduduk
    2,80persen/tahun
    Laju Pertumbuhan Penduduk
  • 50,57persen
    Penduduk laki-laki
    49,43persen
    Penduduk perempuan
    101
    Seks Rasio Perkotaan
    103
    Seks Rasio Perdesaan
  • 23,7tahun
    Singulate Mean Age at Marriage (SMAM) laki-laki
    23,6tahun
    Singulate Mean Age at Marriage (SMAM) perempuan
    53,27
    Rasio ketergantungan penduduk perkotaan
    76,63
    Rasio ketergantungan penduduk perdesaan
  • 5,4persen
    Migran masuk risen
    8,5persen
    Migran risen di perkotaan
    3,4persen
    Migran risen di perdesaan
    108
    Seks rasio migran risen
  • 18,2persen
    Migran masuk seumur hidup
    31,4persen
    Migran masuk seumur hidup di perkotaan
    10,4persen
    Migran masuk seumur hidup di perdesaan
    106
    Seks rasio migran seumur hidup
  • 2,35persen
    Penduduk 7-15 tahun yang tidak/belum pernah sekolah
    4,18persen
    Penduduk 7-15 tahun yang tidak sekolah lagi
    45,30persen
    Penduduk 5 tahun ke atas minimal tamat SMP/sederajat
    96,53persen
    AMH Umur 15 tahun ke atas
  • 223 042jiwa
    Penduduk 7-12 tahun
    97 482jiwa
    Penduduk 13-15 tahun
    85 806jiwa
    Penduduk 16-18 tahun
    154 455jiwa
    Penduduk 19-24 tahun
  • 95,17persen
    APS 7-12 tahun
    89,58persen
    APS 13-15 tahun
    64,07persen
    APS 16-18 tahun
    22,73persen
    APS 19-24 tahun
  • 6,46persen
    Penduduk usia 5 tahun ke atas Tidak/belum pernah sekolah
    22,05persen
    Penduduk usia 5 tahun ke atas Tidak/belum tamat SD
    26,19persen
    Penduduk usia 5 tahun ke atas Tamat SD/MI/sederajat
    16,22persen
    Penduduk usia 5 tahun ke atas Tamat SMP/MTs/sederajat
  • 23,24persen
    Penduduk usia 5 tahun ke atas Tamat SM/sederajat
    2,35persen
    Penduduk usia 5 tahun ke atas Tamat DI/DII/DIII
    3,29persen
    Penduduk usia 5 tahun ke atas Tamat DIV/S1
    0,21persen
    Penduduk usia 5 tahun ke atas Tamat S2/S3
  • 96,53persen
    AMH Umur 15 tahun ke atas
    98,49persen
    AMH Umur 15-24 tahun
    97,85persen
    AMH Umur 15-44 tahun
    93,19persen
    AMH Umur 45 tahun ke atas
  • 574 948jiwa
    Jumlah Bekerja
    11 770jiwa
    Jumlah Pencari Kerja
    60,28persen
    TPAK
    2,01persen
    TPT
  • 23,83persen
    Sumber air minum air kemasan dan leding
    11,55persen
    Rumah tangga berlantai tanah
    79,37persen
    Rumah tangga dengan penerangan listrik
    22,40persen
    Rumah tangga yang memiliki sertipikat hak milik
  • 3,36persen
    Kesulitan melihat
    1,21persen
    Kesulitan mendengar
    1,38persen
    Kesulitan berjalan atau naik tangga
    1,05persen
    Kesulitan mengingat/berkonsentrasi
Data Hasil Sensus Penduduk 2010 di Provinsi Maluku
Piramida Penduduk Provinsi Maluku
Variabel
  • Jumlah Penduduk
  • Seks Rasio
  • Kepadatan Penduduk
  • Laju Pertumbuhan Penduduk
Legenda
Warna:          
Tampilkan Label
Share:
facebook   
Best viewed in Internet Explorer 9.0 or above, Mozila Firefox 4.0 or above and Google Chrome 8.0 or above, resolution 1024x768 or above.