BBCIndonesia.com
  • Bantuan
 
Diperbaharui pada: 24 Februari, 2006 - Published 11:04 GMT
 
Email kepada teman Versi cetak
Perencana kudeta diperiksa
 
Tentara Filipina berjaga-jaga
Rencana kudeta berhasil diungkap militer Filipina
Sehari setelah Presiden Filipina, Gloria Arroyo menerapkan keadaan darurat, mereka yang dicurigai hendak melakukan kudeta sudah diperiksa.

Sebuah surat kabar oposisi juga digrebek hari Sabtu.

Beberapa jam setelah keadaan darurat diberlakukan di Filipina, pihak keamanan mulai menjadikan politisi oposisi dan media sebagai sasaran.

Sabtu dinihari polisi memeriksa kantor Daily Tribune - harian yang pro oposisi. Mereka menyita berbagai dokumen dan koran yang belum terjual.

Tentara juga dikirim guna mengawasi dua stasiun televisi utama.

Berbagai langkah ini mengingatkan banyak orang atas penggunaan hukum darurat yang diberlakukan Presiden Ferdinand Marcos, selama sembilan tahun, sejak tahun 1972.

Presiden Gloria Arroyo mengatakan laporan media yang bias yang membuatnya memutuskan memberlakukan keadaan darurat.

Polisi telah menahan Crispin Beltran, anggota kongres sayap kiri, dan Ramon Montano, bekas kepala polisi untuk ditanyai. Leo Lim, komandan pasukan khusus juga sudah ditahan sejak hari Jumat.

Belasan letnan angkatan udara dan darat yang diajak untuk melakukan kudeta telah menyerahkan diri kepada para komandan mereka.

Ini merupakan bukti-bukti awal bahwa memang ada rencana untuk menjatuhkan Arroyo.

Kepala polisi nasional Arturo Lomibao mengatakan dia juga akan menanyai beberapa orang lainnya.

Termasuk diantaranya adalah senator Gregorio Honasan, mantan kolonel yang dipandang sebagai pahlawan dalam revolusi menjatuhkan Marcos di tahun 1986.

Militer mengatakan masih menyelidiki siapa dalang dan penyandang dana komplotan ini.

Keadaan darurat

Presiden Filipina Gloria Arroyo menyatakan keadaan darurat, setelah angkatan bersenjata menyatakan berhasil mencegah kudeta.

Arroyo mengatakan mengambil langkah itu "karena ada ancaman pasti pada negara".

Seorang Jenderal senior ditahan, karena dicurigai berencana memanfaatkan acara memperingati 20 tahun kejatuhan Presiden Ferdinand Marcos untuk melakukan kudeta.

Hari Jumat ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan di Manila, yang merupakan pelanggaran perintah keadaan darurat, namun mereka segera dibubarkan oleh polisi anti huru hara yang mempergunakan meriam air.

Kabar kudeta berkembang menjelang peringatan 20 tahun revolusi rakyat yang menjatuhkan Marcos yang akan berlangsung hari Sabtu.

Protes jalanan

Keputusan Arroyo ini menyebabkan bentrokan antara polisi anti huru hara dan warga yang dilarang melakukan pawai di tugu peringatan pemberontakan rakyat tahun 1986.

Polisi memukuli warga dengan tongkat dan mempergunakan meriam air guna membubarkan lima ribu orang yang turun ke jalan itu. Sebelumnya, tiga ribu orang melakukan aksi protes damai.

 Ini adalah peringatakan saya kepada mereka yang berniat berbuat sesuatu menentang pemerintah
 
Gloria Arroyo, Presiden Filipina

Sekolah-sekolah di seluruh negeri ditutup, pos penjagaan didirikan di seluruh wilayah Manila dan tentara dikerahkan untuk meningkatkan penjagaan di sekitar istana kepresidenan.

Wartawan BBC di Manila mengatakan kabar mengenai kudeta sudah biasa beredar di Filipina, karena di sana telah terjadi selusin upaya kudeta terhadap pemerintah dalam 20 tahun terakhir.

Dua pendahulu Arroyo, Marcos dan Joseph Estrada, disingkirkan dari kekuasaan oleh revolusi rakyat.

Namun wartawan BBC mengatakan skala protes hari Jumat ini lebih sedikit dari revolusi "kekuatan rakyat" sebelumnya, saat itu ratusan ribu warga turun ke jalan-jalan untuk menyingkirkan pendahulu Arroyo.

Masa sulit

Keadaan darurat membolehkan penangkapan tanpa surat ijin dan penahanan dalam jangka waktu lama tanpa dakwaan.

Para pengamat mengatakan ini masalah yang sangat sensitif di Filipina, karena saat Presiden Marcos berkuasa undang-undang keadaan darurat diterapkan selama sembilan tahun.

Bursa saham dan mata uang Peso, jatuh saat berita penerapan keadaan darurat muncul.

Dalam beberapa bulan terakhir, Presiden Arroyo menghadapi krisis bertubi-tubi karena tuduhan kecurangan dalam pemilu dan korupsi.

Dia selamat dari upaya impeachment pada bulan September 2005 dan pemberontakan di tubuh angkatan bersenjata yang dilakukan sekitar 300 tentara pada bulan Juli 2003.

 
 
Berita utama saat ini
 
 
Email kepada teman Versi cetak
 
  Bantuan | Hubungi kami | Tentang kami | Profil staf | Pasokan Berita RSS
 
BBC Copyright Logo ^^ Kembali ke atas
 
  Berita Dunia | Berita Indonesia | Olahraga | Laporan Mendalam | Ungkapan Pendapat | Surat dari London
Bahasa Inggris | Berita Foto | Cuaca
 
  BBC News >> | BBC Sport >> | BBC Weather >> | BBC World Service >> | BBC Languages >>
 
  Bantuan | Privacy