Sebelumnya, nama Burgerkill kembali ada di permukaan berkat kabar tur Eropanya. Ia menjalani tur tersebut bersama Deadsquad.
Di kaos tersebut bertuliskan 'Adamantine' yang adalah album terbaru mereka. Desain kaos itu disebut yang terbaru karena dibuat menjelang keberangkatan Burgerkill ke Eropa.
Berikut adalah fakta seputar album 'Adamantine' dari Burgerkill.
1. Dibuat 4 Tahun
Meski baru dirilis pada 2018, 'Adamantine' sudah dikerjakan sejak lama. Album itu mulai dibuat pada 2014.
Berbagai kendala dan pengumpulan materi jadi hambatan terbesar band asal Bandung tersebut.
2. Arti 'Adamantine'
'Adamantine' bukan satu-satunya judul yang menjadi opsi album baru Burgerkill. Awalnya ada 'Intergral' yang menjadi kandidat kuat menjadi judul album tersebut, terlebih ada juga lagu dengan judul yang sama di dalamnya.
'Adamantine' datang dari jurnalis rock senior di Inggris yang juga personel band Oaf, Dom Lawson. Punya arti tak terkalahkan, 'Adamantine' dirasa pas dengan konsep album tersebut.
3. Ada Lagu Iwan Fals
Punya jeda yang lama tidak merilis album dimanfaatkan Burgerkill mengisinya dengan mendaur ulang lagu lama. Lagu milik Iwan Fals, 'Air Mata Api' dipilih menjadi andalan mereka.
Lagu tersebut kemudian dimasukkan ke album 'Adamantine'. Yang menarik, Iwan Fals juga mendaur ulang lagu milik Burgerkill, 'Tiga Titik Hitam'.
Foto: Hanif/detikHOT |
4. Semakin Dewasa
Jika diperhatikan, ada beberapa perubahan yang disajikan Burgerkill di 'Adamantine'. Tak ada lagi lagu-lagu berisi makian di dalamnya.
Usia band yang sudah lebih dewasa menjadi alasan Burgerkill tak lagi menyajikan lirik yang gelap. Sebaliknya, kalimat dan pesan positif lebih banyak menjadi bumbu di lagu-lagu Burgerkill.
Tonton video: Gokil! Ini Momen Saat Jokowi Beli Kaos Tur Eropa Burgerkill
[Gambas:Video 20detik]
5. Lirik Bahasa Indonesia
Selain 'Air Mata Api', Burgerkill juga punya lagu bahasa Indonesia lainnya. Adalah 'Paradoks' yang ditulis dengan bahasa Indonesia.
Ini adalah satu-satunya lagu bahasa Indonesia di 'Adamantine'. Lagu tersebut bercerita mengenai kebhinekaan Indonesia yang terancam. (dar/ass)