You are on page 1of 13

Oleh : Evie novitasari

Penyediaan Air Bersih (materi buku) Air merupakan salah satu unsure yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Di dalam tubuh manusia sendiri , sebagian besar terdiri dari air. Menurut proporsi nya, tubuh orang dewasa mengandung air sekitar 55-60%, anak-anak 65% dan bayi 80%. Menurut perhitungan WHO , di Negara maju, tiap orang memerlukan sekitar 60-120% liter perhari. Sedangkan di Negara berkembang termasuk Indonesia memerlukan antara 30-60 liter air perhari. Air yang dikonsumsi juga harus melewati syarat-syarat kesehatan yang telah ditentukan .

Persyaratan perumahan, (Sumber : Susana dkk. Adaptasi dan Modifikasi, 1999) 1. Memenuhi kebutuhan psikologis Rumah harus memenuhi criteria sebagai berikut. a. Bangun bangunan Bahan bangunan tidak terbuat dari bahan-bahan yang dapat berbahaya bagi kesehatan, seperti asbes. Selain itu , bahan bangunan bagi bangunan juga tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi sarang tumbuhan mikroorganisme pathogen. b. Ventilasi Ventilasi yang baik berukuran antara 10-20% dari luas lantai, memberikan udara segar dari luar, serta member suhu optimum 22-24C dan kelembapan 60%. c. Pencahayaan Cahaya harus dapat masuk dengan baik dan dapat membunuh kuman. Standar minimal cahaya adalah 60 lux. d. Kebisingan Rumah yang baik harus jauh dari sumber kebisingan. Tingkat kebisingan yang ideal adalah antara 40-45 dbA dan diusahakan tidak lebih dari 55 dbA. Kebisingan dapat mempengaruhi kenyamanan, aktivitas dan dapat menimbulkan stress. e. Kepadatan Luas ruang tidur minimal 8M dan tidak disarankan untuk digunakan oleh lebih dari 2 orang, kecuali untuk anak dibawah 5 tahun. Sedangkan rumah yang ideal adalah 2,53M/jiwa.

f. Tersedianya ruang bermain/keluarga Perlu adanya area bermain yang cukup untuk keluarga. 2. Keubutuhan psiologis Memberikan penghuninya kebebasan dan kehangatan dalam berinteraksi. 3. Pencegahan dan perlindungan terhadap gangguan kesehatan a. Mencegah bersarangnya binatangnya binatang seperti lalat, kecoa dan tikus. b. Tersedianya air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan dengan kapasitas 60I/orang/hari. c. Pengelolaan limbah cair dan padat tidak mencemari lingkungan. d. Tersedianya tempat penyimpanan makanan yang menjamin tidak terkontaminasinya makanan tersebut. 4. Penggunaan bahan baku rumah yang memenuhi syarat agar tidak menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.

Persyaratan air minum yang sehat (diadaptasi dari Notoadmodjo S., 2003) 1. Syarat fisik : tidak berwarna, berasa dan berbau. 2. Syarat bakteriologis : bebas dari segala bakteri, terutama yang bersifat pathogen . 3. Syarat kimia : air minum yang sehat juga harus mengandung zat-zat tertentu. Kelebihan atau kekurangan zat tersebut akan mengganggu fisiologis manusia. Zat kimia yang terdapat dalam air antara lain : Fluor (F) kadar yang di perkenankan 1-1,5 mg/L Khlor (Cl) kadar yang di perkenankan 2,50 mg/L Arsen (Ar) kadar yang di perkenankan 0,05 mg/L Tembaga (Cu) kadar yang diperkenankan 1,0 mg/L Besi (Fe) kadar yang di perkenankan 0,3 mg/L Zat organic kadar yang di perkenankan 10 mg/L Ph (keasaman) kadar yang diperkenankan 6,5-9,0 mg/L CO kadar yang diperkenankan 0 mg/L

Sumber Buku: Sumijatun dkk , 2005 ,Konsep Dasar Keperawatan Komunitas ,Jakarta : ECG

Sumber Air Bersih (materi buku) Secar sedehana sumber air bersih dapat dibagi berdasarkan siklus hidrologi : 1. Air hujan 2. Air permukaan 3. Air tanah Air hujan Merupakan sumber utama air bersih dan pada saat presifitasi merupakan air yang paling bersih serta cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer oleh partikel debu, mikroorganisme dan gas seperti karbondioksida, nitrogen dan amoniak. Hasil reaksi gas-gas tersebut dengan air hujan dapat dilihat dari persamaan dibawah ini : CO SO3 NO3 + air hujan + air hujan + air hujan asam karbonat asam sulfat asam nitrit

Zat yang dihasilkan akan menyebabkan air hujan menjadi asam atau timbulnya hujan asam yang bersifat korosif sehingga memengaruhi ekosistem perairan. Air permukaan Merupakan sumber air antara lain sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun, sumur permukaan yang sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Sumber-sumber air tersebut sudah mengalami pencemaran oleh tanah, sampah dan sebagainya. Air tanah Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi dan mengadakan perlokasi atau penyerapan ke dalam tanah serta mengalami proses filtrasi alamiah. Oleh karena itu, air tanah lebih baik dan lebih murni dibandingkan dengan permukaan air. Keuntungan Air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi atau penjernihan. Persediaan air cukup banyak untuk sepanjang tahun walaupun ketika musim kemarau tiba. Kerugian Air tanah mengandung zat-zat mineral dengan konsentrasi tinggi seperti magnesium, kalsium serta logam berat, seperti besi sehingga menimbulkan kesadahan pada air, dan memerlukan alat pompa untuk mengisap dan mengalirkan air ke atas permukaan tanah.

Standart air minum internasional menurut WHO Unsur/zat Warna Bau Rasa Ph Total solid Kesadaran total Besi Manganese Tembaga Zinc Kalsium Magnesium Sulfat Klorida Substansi phenolic batas maksimal satuan 5 unit tidak berbau tidak berbau 7,0-8,5 500 mg/L 2 mEq/L 0,1 mg/L 0,05 mg/L 0,05 mg/L 5,0 mg/L 75 mg/L 30 mg/L 200 mg/L 200 mg/L 0,001 mg/L subjektif subjektif keterangan

Sumber buku

Air bersih

(materi internet)

http://id.wikipedia.org/wiki/Air_bersih Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Air Minum Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi[1]. Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh

bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. Sumber air bersih

Sungai

Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon walupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan.

Curah hujan

Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/ berkelompok/ pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah banjir.

Air permukaan dan air bawah tanah.

Penyalah gunaan dan pencemaran air Sumber-sumber air bersih ini biasanya terganggu akibat penggunaan dan penyalahgunaan sumber air seperti: 1. Pertanian. Penghamburan air akibat ketiadaannya penyaluran air yang baik pada lahan yang diairi dengan irigasi (untuk penghematan dalam jangka pendek) dapat berakibat terjadinya kubangan dan penggaraman yang akhirnya dapat menyebabkan hilangnya produktivitas air dan tanah [2] 2. Industri. Walaupun industri menggunakan air jauh lebih sedikit dibandingkan dengan irigasi pertanian, namun penggunaan air oleh bidang industri mungkin membawa dampaknya yang lebih parah dipandang dari dua segi. Pertama, penggunaan air bagi industri sering tidak diatur dalam kebijakan sumber daya air nasional, maka cenderung berlebihan. Kedua, pembuangan limbah industri yang tidak diolah dapat menyebabkan pencemaran bagi air permukaan atau air bawah tanah, seihingga menjadi terlalu berbahaya untuk dikonsumsi. Air buangan industri sering dibuang langsung ke sungai dan saluran-saluran, mencemarinya, dan pada akhirnya juga mencemari lingkungan laut,

atau kadang-kadang buangan tersebut dibiarkan saja meresap ke dalam sumber air tanah tanpa melalui proses pengolahan apapun. Kerusakan yang diakibatkan oleh buangan ini sudah melewati proporsi volumenya. Banyak bahan kimia modern begitu kuat sehingga sedikit kontaminasi saja sudah cukup membuat air dalam volume yang sangat besar tidak dapat digunakan untuk minum tanpa proses pengolahan khusus. 3. Eksploitasi sumber-sumber air secara masal oleh rumah tangga. * Di negara berkembang: Di beberapa tempat di negara bagian Tamil Nadu di India bagian selatan yang tidak memiliki hukum yang mengatur pemasangan penyedotan sumur pipa atau yang membatasi penyedotan air tanah, permukaan air tanah anjlok 24 hingga 30 meter selama tahun 1970-an sebagai akibat dari tak terkendalikannya pemompaan atau pengairan. Pada sebuah konferensi air di tahun 2006 wakil dari suatu negara yang kering melaporkan bahwa 240.000 sumur pribadi yang dibor tanpa mengindahkan kapasitas jaringan sumber air mengakibatkan kekeringan dan peningkatan kadar garam. * Di negara maju seperti Amerika Serikat seperlima dari seluruh tanah irigasi di AS tergantung hanya pada jaringan sumber air (Aquifer) Agallala yang hampir tak pernah menerima pasok secara alami. Selama 4 dasawarsa terakhir terhitung dari tahun 2006, sistem jaringan yang tergantung pada sumber ini meluas dari 2 juta hektar menjadi 8 juta, dan kira-kira 500 kilometer kubik air telah tersedot. Jaringan sumber ini sekarang sudah setengah kering kerontang di bawah sejumlah negara bagian. Sumber-sumber air juga mengalami kemerosotan mutu, di samping pencemaran dari limbah industri dan limbah perkotaan yang tidak diolah, seperti pengotoran berat dari sisa-sisa dari lahan pertanian. Misalnya, di bagian barat AS, sungai Colorado bagian bawah sekarang ini demikian tinggi kadar garamnya sebagai akibat dari dampak arus balik irigasi sehingga di Meksiko sudah tidak bermanfaat lagi, dan sekarang AS terpaksa membangun suatu proyek besar untuk memurnikan air garam di Yuma, Arizona, guna meningkatkan mutu sungainya. Situasi di wilayah perkotaan jauh lebih jelek daripada di daerah sumber dimana rumah tangga yang terlayani terpaksa merawat WC dengan cara seadanya karena langkanya air, dan tanki septik membludak karena layanan pengurasan tidak dapat diandalkan, atau hanya dengan menggunakan cara-cara lain yang sama-sama tidak tuntas dan tidak sehat. Hal ini tidak saja mengakibatkan masalah bagi penggunanya sendiri, tetap juga sering

berbahaya terhadap orang lain dan merupakan ancaman bagi lingkungan karena limbah mereka lepas tanpa proses pengolahan. Ketiadaan air bersih mengakibatkan: 1. Penyakit diare[3]. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian kedua terbesar bagi anak-anak dibawah umur lima tahun. Sebanyak 13 juta anak-anak balita mengalami diare setiap tahun. Air yang terkontaminasi dan pengetahuan yang kurang tentang budaya hidup bersih ditenggarai menjadi akar permasalahan ini. Sementara itu 100 juta rakyat Indonesia tidak memiliki akses air bersih [4]. 2. Penyakit cacingan[5]. 3. Pemiskinan. Rumah tangga yang membeli air dari para penjaja membayar dua kali hingga enam kali dari rata-rata yang dibayar bulanan oleh mereka yang mempunyai sambungan saluran pribadi untuk volume air yang hanya sepersepuluhnya [6] Kontroversi air bersih Walaupun air meliputi 70% permukaan bumi dengan jumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik, namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang dapat benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air, kira-kira 97%, ada dalam samudera atau laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada, hampir semuanya, kira-kira 87 persennya,tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah. Keributan masalah air bersih bisa terjadi dalam suatu negara, kawasan, ataupun berdampak ke benua luas karena penggunaan air secara bersama-sama. Di Afrika, misalnya, lebih dari 57 sungai besar atau lembah danau digunakan bersama oleh dua negara atau lebih; Sungai Nil oleh sembilan, dan Sungai Niger oleh 10 negara. Sedangkan di seluruh dunia, lebih dari 200 sungai, yang meliputi lebih dari separo permukaan bumi, digunakan bersama oleh dua negara atau lebih. Selain itu, banyak lapisan sumber air bawah tanah membentang melintasi batas-batas negara, dan penyedotan oleh suatu negara dapat menyebabkan ketegangan politik dengan negara tetangganya. Di seluruh dunia, kira-kira 20 negara, hampir semuanya di kawasan negara berkembang, memiliki sumber air yang dapat diperbarui hanya di bawah 1.000 meter kubik untuk setiap orang, suatu tingkat yang biasanya dianggap kendala yang sangat mengkhawatirkan bagi pembangunan, dan 18 negara lainnya memiliki di bawah 2.000 meter kubik untuk tiap orang.

Penduduk dunia yang pada 2006 berjumlah 5,3 miliar diperkirakan akan meningkat menjadi 8,5 miliar pada tahun 2025 akan didera oleh ketersediaan air bersih. Laju angka kelahiran yang tertinggi justru terjadi tepat di daerah yang sumber-sumber airnya mengalami tekanan paling berat, yaitu di negara-negara berkembang. Referensi 1. ^ Air Bersih Sumber Daya yang Rawan oleh Richard Middleton 2. ^ (Indonesia) Middleton, Richard. Air bersih: sumber daya yang rawan. Penggunaan dan penyalahgunaan sumber air. 3. ^ (Indonesia) Middleton, Richard. Makalah Hijau: Air Bersih Sumber Daya yang Rawan. Tabel.2 Kemungkinan Pembatasan Penyakit Melalui Pasokan Air dan Sanitasi 4. ^ (Inggris) Situs resmi ESP 5. ^ (Indonesia) Middleton, Richard. Makalah Hijau: Air Bersih Sumber Daya yang Rawan. Tabel.2 Kemungkinan Pembatasan Penyakit Melalui Pasokan Air dan Sanitasi 6. ^ (Inggris) Whittington, Dale. Penyajian Air dan Pembangunan: Pelajaran dari Dua Negara

PENYEDIAAN AIR BERSIH (materi internet) Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80%. Air dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi berbagai kepentingan antara lain: diminum, masak, mandi, mencuci dan pertanian. Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.

Air Bersih dan Sehat Air minum harus steril (steril = tidak mengandung hama penyakit apapun). Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan air untuk diminum dapat dikerjakan dengan 2 cara, berikut: 1. Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kumankuman mati. Cara ini membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan secara besar-besaran. 2. Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan lain-lain. Cara ini dapat dilakukan secara besarbesaran, cepat dan murah. Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut: 1. Syarat fisik Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar. 2. Syarat bakteriologis Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan. 3. Syarat kimia Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.

Sumber-sumber Air Minum Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini, sebagai berikut: 1. Air hujan Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya. 2. Air sungai dan danau Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran, maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu. 3. Mata air Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum. 4. Air sumur

Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah, sehingga disebut sebagai air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum.

Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter. Oleh karena itu, sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).

Pengolahan air minum Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut: 1. Pengolahan Secara Alamiah Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air sungai, air sumur dan sebagainya. Di dalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap. 2. Pengolahan Air dengan Menyaring Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum. 3. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya klor (Cl). 4. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air. 5. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yakni:

Pengolahan Air Minum untuk Umum Penampungan Air Hujan. Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum.

Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan merebus air tersebut. 6. Pengolahan Air Sungai Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu. 7. Pengolahan Mata Air Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke rumahrumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut. 8. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan adalah sumur gali. Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya syaratsyarat sebagai berikut:

Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke dalamnya.

Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus ditembok, agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.

Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur tersebut untuk mengurangi kekeruhan.

Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas).

Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya dengan

saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas. 9. Air Hujan Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan. Tiaptiap keluarga dapat melakukan penampungan air hujan dari atapnya masingmasing melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon untuk musim kemarau.

Sumber : http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/609-penyediaan-air-bersih-dan-sehat

You might also like