Bandaraya Shah Alam Sister City Kota Surabaya


HM Yousri Nur Raja Agam bin AJB Datuk Raja Labih dengan Dato' Mazalan Md.Noor (Datuk Bandaraya Shah Alam, Selangor, Malaysia)

Oleh: Yousri Nur RA MH *)


TIDAK hanya manusia dan makhluk hidup yang punya saudara. Kota Surabaya juga punya “adik perempuan” – terjemahan langsung dari “siter city”. Dalam hubungan kerjasama antarkota, sister city ini diterjemahkan sebagai “kota kembar”.

Kerjasama antarkota, baik sesama pemerintah kota di dalam satu negara, maupun dengan kota di mencanegara, biasanya disepakati karena adanya kesamaan kepentingan. Bisa berhubungan dengan kesamaan budaya, persamaan kegiatan bisnis, kesamaan dalam letak geografis dan sebagainya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, selama ini sudah menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai kota di Indonesia. Namun yang sudah ditetapkan dalam bentuk kerjasama berkelanjutan, diawali dengan Kota Seattle di Amerika Serikat, Kota Kochi di Jepang dan Kota Busan di Korea Selatan. Ke tiga kota di mancanegara itulah yang merupakan “adik perempuan” (sister city) Kota Surabaya di tahun 1990-an.

Masjid di Badaraya Shah Alam, Selangor, Malaysia (Yous-Foto)

Setelah tiga kota yang sudah resmi mengawali ikatan kesepahaman berupa MoU (Memorandum of Understanding), menyusul sembilan kota lain. Penandatangan kesepatakatan “niat” ini dikenal dengan LoI (Letter of Intent) dan joint declaration. Ke sembilan kota itu diresmikan menjadi kota kembar  yang diikat dengan MoU. Peresmian ini berlangsung pada acara Sister City Forum (Forum Kota Kembar) di Surabaya, tanggal 29 hingga 31 Agustus 2005.

Delapan kota itu kemudian diikat dengan MoU, yakni: Kota Kitakyushu (Jepang), Kota Izmir (Turki), Kota Guangzhou, Kota Xiamen, Kota Kunming (Cina), Kota Cebu (Filipina), Kota Rotterdam (Belanda) dan Kota Monterry (Meksiko). Namun tidak seluruh kota-kota di mancanegara itu melanjutkan dengan penandatanganan kesepahaman atau MoU.

Kendati Surabaya sudah mendunia dan berakrab-akrab dengan kota-kota di berbagai penjuru bumi, Kota Surabaya pun sudah menjalin kemesraan dengan tiga kota di dalam negeri. Kerjasama kota setanah air itu, sudah dicanangkan dengan tiga kota, yakni Kota Jogjakarta (DI Jogjakarta), Kota Padang  (Sumetera Barat) dan Kabupaten Gresik (Jawa Timur).

Shah Alam

Jalinan persaudaraan Kota Surabaya yang terbaru adalah dengan Kota Shah Alam di malaysia. Saat ini kemesraan dengan adik perempuannya (sister city) “yang cantik belia” dari Malaysia itu sedang menggebu-gebu. Kota Shah Alam resmi disebut MBSA (Majelis Bandaraya Shah Alam) atau Pemerintah Kota Raya Shah Alam yang terletak di Negara Bagian Selangor, Malaysia.

Berbagai informasi dan alat peraga sebagai pertanda ikatan Kota Kembar Kota Shah Alam dengan Kota Surabaya terletak di aula Kantor Walikota (Majelis Bandaraya) Shah Alam

Boleh dikatakan, kota kembar Surabaya yang masih baru ini benar-benar muda belia. Kota ini benar-benar “baru” dalam arti segalanya untuk sebuah kota. Sebab, kawasan kota ini didirikan di atas bekas lahan perkebunan kelapa sawit. Begitu indahnya kota yang masih baru ini , diibaratkan  “gadis yang cantik belia”.

Betapa tidak, sebab secara resmi berdirinya kawasan permukiman Shah Alam ditandai dengan deklarasi tanggal 7 Desember 1978. Sedangkan statusnya sebagai Kota Raya oleh Pemerintah Negara Persatuan Malaysia baru tanggal 10 Oktober 2000 lalu. Kota Shah Alam ditetapkan menjadi ibukota Negara Bagian Selangor, pindahan dari Kuala Lumpur. Sedangkan Kota Kuala Lumpur menjadi kota otonom sebagai Daerah Khusus, ibukota dari Negara Persatuan Malaysia yang mempunyai sembilan negara bagian.

Di kota Shah Alam yang luasnya 290 kilometer persegi itulah Kerajaan Selangor yang menyandang moto wilayah “Islami” itu dikendalikan. Sehingga tdaklah mengherankan, apabila di berbagai penjuru kota, terlihat masjid-masjid  besar dan indah. Bahkan, pusat administrasi Pemerintahan Persatuan Malaysia di Kota Putrajaya yang juga berada di negara bagian Selangor sangat bernuansa Islami.

Istana Perdana Menteri Malaysia mempunyai kubah seperti masjid Nabawi di Arab Saudi. Berdekatan dengan istana PM Malaysia itu berdiri Masjid Agung Putrajaya. Bukan hanya itu, berbagai kantor pemerintahan pun banyak yang mempunyau atap berkubah seperti masjid. Salah satu di antaranya yang cukup besar adalah Istana Kehakiman (Kementerian Kehakiman) Malaysia.

Guru Berguru

Perlu dipartanyakan, apakah untung-ruginya Surabaya menjalin kerjasama kota kembar dengan Kota Shah Alam di Malaysia itu? Ternyata ada. Bahkan cukup mengasyikkan. Ini terungkap saat rombongan wartawan Surabaya berkunjung ke Malaysia, akhir April 2010 lalu. Sebuah pernyataan tulus disampaikan oleh Walikota atau disebut Datuk Bandar Shah Alam bernama Dato’ Mazalan Md.Noor, bahwa mereka akan berguru kepada Kota Surabaya. Banyak pengalaman dari Kota Surabaya yang sudah berusia 700 tahun lebih itu yang perlu kami jadikan pelajaran, katanya.

Dato' Mazalan Md.Noor diwawancarai para wartawan dari Surabaya di Kota Shah Alam

Timbalan Datuk Bandar atau Wakil Walikota Shah Alam, Mohtar Hani, menambahkan, kota Shah Alam yang belia ini akan belajar kepada buyutnya yang sudah berusia 717 tahun pada tanggal 31 Mei 2010 ini. “Kami ingin tahu bagaimana Kota Surabaya memelihara kota, memelihara budaya, mengatur penduduk yang jumlahnya hampir tiga juta orang itu. Bahkan penduduk Surabaya di siang hari bisa mencapai enam juta orang, karena banyak penduduk sekitar bekerja di Surabaya”, ujarnya.

Kepala Bagian Kerjasama atau Pengarah Korporat Pemerintah Kota Shah Alam, Puan Hj.Asmah Mohd Zin, memaparkan sejarah dan perkembangan Kota Shah Alam dari dulu hingga sekarang. Bahkan rencana jangka menengah dan jangka panjang pun diungkap secara rinci.

Nah, sebagai Kota “baru dan modern”, Kota Shah Alam memang beda dengan kota-kota lama. Kota ini dibangun dengan tekad sebagai kota “tercanggih di dunia”. Kota dengan menggunakan piranti-piranti teknologi mutakhir.

Wartawan Surabaya foto bersama Timbalan Datuk Bandar Bandaraya Shah Alam Dato Mohtar Hani di MBSA

Kota Shah Alam akan menjelma sebagai pusat Hi-Tech yang disebut MSC (Multimedia Super Corridor). Bandaraya Shah Alam nantinya akan sama dengan kota Hi-Tech di San Francisco, Amerika Serikat, kata Direktur MSC, Eu Hong Chew saat wartawan berkunjung ke kantornya.

Sebagaimana kita ketahui, berbagai perusahaan Hi-Tech lahir di Ngarai Silikon (Silicon Valley), yakni julukan untuk kota di kawasan San Francisco. Sebut saja misalnya perusahaan yang menguasai dunia maya, internet, seperti: Google, Yahoo, Apple, Intel, e-Bay, Adobe, Hawlett-Pakkart, Cisco dan masih banyak lagi.

Jadi,  ujar Hong Chew, Shah Alam akan menjadi kota berteknologi tinggi seperti Santa Clara, San Jose, Palo Alto, Sunnyvale dan kota lain yang berada di San Francisco Selatan, Amerika Serikat itu.

Ruang Informasi dan Teknologi (IT) di salah satu rumah susun di kota Shah Alam

Tahapan Shah Alam dan beberapa kota di Selangor menjadi kota berteknologi canggih sudah terlihat. Tampilan mewah dan rapi jalur kota, bangunan, fasilitas dan utilitas, serta infrastruktur  sudah terlihat. Kota Putraja dan Cyberjaya sebagai sebuah kenyataan yang bukan hanya mimpi.

Salah satu contoh yang ada, jika diperhatikan secara seksama adalah perangkat teknologi berupa kamera pengintai yang ada di setiap persimpangan jalan dan tempat tertentu. Kabel-kabel listrik, telepon, saluran air minum dan gas, semuanya berada di bawah tanah. Tidak ada pemandangan yang semrawut seperti kabel lestrik, telepon, dan pipa air minum seperti di Surabaya. Lampu-lampu taman, jembatan dan bangunan serba seni dan artistik.

Sekretaris Kota Surabaya, H.Sukamto Hadi,SH saat melepas keberangkatan rombongan wartawan Pokja Pemkot Surabaya, mengatakan, memang benar walaupun Kota Shah Alam itu masih muda belia, tetapi kita pun layak “berguru” ke sana. Penataan kota dan pengelolaan teknologi informasi yang serbacanggih itu adalah salah satu di antara yang dijadikan nota kesepahaman antara Kota Surabaya dengan Kota Shah Alam. Tidak ada salahnya, kita yang dijuluki “kota tua” ini berlajar dari “kota muda” yang pintar dan cantik itu, katanya.

Banyak hal yang bisa diperoleh dari Kota Shah Alam sebagai kota kembar Surabaya. Tidak hanya penataan kota berteknologi, tetapi juga penataaan bangunan, rumah , tempat usaha, sarana dan prasarana yang terpadu.

Memang, ujar Datuk Mohtar Hani, warga kota Shah Alam tergolong “tidak ada yang miskin”. Sebab, standar hidup warga kota dua kali lipat di atas rata-rata warga Malaysia pada umumnya. Pemerintah Kota Shah Alam dan negara bagian Selangor menetapkan standar penghasilan minimal 1.500 ringgit Malaysia per-orang. Padahal untuk wilayah negara Persatuan Malaysia yang terdiri sembilan negara bagian masih RM 750 atau 750 ringgit Malaysia. Kecuali itu, Pemerintah Kota bertanggungjawab atas kesehatan dan pendidikan warga kotanya. Salah satu sumber dana yang cukup bagus adalah dari Zakat yang dikelola oleh Amil yang berada di bawah pemerintah.

Rumah Susun

Puspasari staf Humas MBSA berpose di depan Kondominium atau rumah susun di Bandaraya Shah Alam

Di Kota Shah Alam, tidak ada gelandangan dan pengemis. Seluruh penduduk mempunyai rumah yang disediakan oleh Pemerintah Kota Shah Alam dan raja Kerajaan Selangor. Penataan rumah-rumah penduduk sudah diantisipasi sejak awal. Selain rumah-rumah biasa bagi yang berpendapatan tinggi, bagi awam – sebutan untuk masyarakat umum – disedikan rumah susun dengan berbagai tipe.

Ada yang disebut kondominium – rumah flat seperti apartemen mewah –  dan ada yang sedehana. Namun sesederhana rumah keluarga di rumah susun itu, satu unit keluarga menempati tiga ruangan. Masing-masing satu kamar untuk kepala keluarga, untuk anak, ruang tamu dan satu kamar pembantu dengan dapurnya. Di samping ada tangga, juga dilengakapi dengan lift. Di setiap blok rumah susun di bagian bawah ada tempat parkir mobil dan sepedamotor, Di samping itu, tersedia toko kebutuhan tumahtangga dan dilengkapi pula dengan ruangan wartel dan warnet.

Suasana di sekitar rumah susun atau kondominium itu sangat asri dengan pertamanan dan lingkungan dengan fasilitas saluran pematusan, listrik, air, gas, telepon dan tempat berolahraga yang tertata rapi.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh, ternyata di Kota Shah Alam ini jumlah gedung sekolah mulai tingkat pendidikan anak usia dini, Play Group, TK, SD, sekolah menengah sampai perguruan tinggi cukup banyak. Bahkan melebihi dari jumlah kebutuhan warga Kota Shah Alam sendiri. Dengan demikian, maka tidak sedikit warga dari daerah lain, bahkan mancanegara menuntut ilmu di kota Shah Alam, Selangor ini. Walaupun pada umumnya warga memiliki kendaraan pribadi, tetapi murid dan siswa  berangkat dan pulang sekolah menggunakan bus sekolah yang disedikan pemerintah  secara gratis

Nah! Kota Surabaya, mempunyai kesamaan kepentingan dengan kota Shah Alam ini. Ada hal-hal yang positif bisa dilakukan dalam hubungan antarkota. Bahkan, Shah Alam berfungsi sebagai pintu gerbang informasi tentang Kota Surabaya. Dari kota Shah Alam yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara itu, mereka mengenal dan tahu tentang Kota Surabaya Apalagi dengan adanya penerbangan langsung dari Kuala Lumpur ke Bandara Juanda, merupakan satu jembatan udara  yang menguntungkan ke dua kota kembar ini.

Dalam hal pelayanan, Datuk Bandar Shah Alam, Dato Mazalan Md.Noor, sejak  tahun lalu mencanangkan kampanye “senyum dan salam” yang wajib hukumnya untuk seluruh “kakitangan” (sebutan untuk pegawai) Kota Shah Alam. Kampanye senyum dan salam ini merupakan kesinambungan dari kampanye “budaya kerja cemerlang” sebelumnya.

Sebenarnya, masih banyak dan panjang cerita dan pengamatan yang dilakukan di negara jiran ini. Namun keterbatasan ruangan ini, terpaksa mengakri laporan ini. ***

Foto-foto di Malaysia (Kuala Lumpur, Shah Alam dan Putrajaya):

Rombongan sampai di Kuala Lumpur

Yousri saat berada di dalam gedung Menara Petronas, Kuala Lumpur

Kota Kuala Lumpur dilihat dari Menara Petronas (Foto Yousri)

Monorel alat transportasi kota Kuala Lumpur (Foto: Yousri)

Yousri saat berada di stasiun Monorel Kuala Lumpur

Bus Pariwisata (Pesiaran) yang membawa rombongan kami dari Singapura, Kula Lumpur, Shah Alam, Putrajaya dan Bandara Sepang (Foto:Yousri)

Kantor Walikota atau Dato Bandar Bandaraya Shah Alam, Malaysia

Gedung "Plaza Perangsang" -- apa artinya? -- yang terletak di samping kantor Majlis Bandaraya Shah Alam (Foto: Yousri)

22 wartawan Surabaya foto bersama dengan pejabat kantor Majlis Bandaraya Shah Alam

Rumah susun di Bandaraya Shah Alam

Rumah susun (kondominium) untuk warga kota Shah Alam (Foto: Yousri)

Lahan Pembuangan Sampah Sementara di pinggir Kota Shah Alam -- kalau di Surabaya ini masih laku dirombeng -- tapi di sini langsung dibuang, tidak ada pemulung (Foto: Yousri)

Kantor Perdana Menteri Malaysia di Kota (baru) Putrajaya (Foto:Yousri)

Mau punya rumah? Di Malaysia ada kantor yang akan mengurusi pinjaman membangun perumahan. Mau? Mari ke Putrajaya. (Foto Yousri)

Kantor Kastam (Imigrasi) Malaysia, di Kota Putrajaya (Foto Yousri)

Masjid Jami' Putrajaya menjadi tempat wisata, wanita Muslim atau Non Muslim "wajib" menggunakan busana tertutup. Yang tidak berjilbab, disediakan -- sewa -- oleh takmir masjid busana warna merah muda (Foto: Yousri)

Batik Produksi Malaysia di salah satu toko di Putrajaya (Foto: Yousri)

Seorang ibu sedang membatik di Putrajaya, Malaysia (Foto:Yousri)

*) Yousri Nur Raja Agam MH adalah wartawan Surabaya yang berkunjung ke Bandaraya Shah Alam, Selangor, Malaysia tanggal 20-21 April 2010.

Berikan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout / Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout / Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout / Ubah )

Foto Google+

You are commenting using your Google+ account. Logout / Ubah )

Connecting to %s

Ikuti

Kirimkan setiap pos baru ke Kotak Masuk Anda.

%d blogger menyukai ini: