Keberadaan Khidr as. Sebuah Misteri: Kajian Riwayat-Riwayat Khidr as. dalam Hadîš

abstraks: 

Di kalangan umat Islam terdapat beberapa golongan yang belum mengetahui siapa sebenarnya Khidr as. dan bahkan di antara mereka ada yang pengetahuannya tentang Khidr as. itu masih rancu dan cenderung menyimpang. Mungkin karena kurang lengkapnya sejarah hidup Khidr as. yang sampai kepada kita, akhirnya muncul banyak versi tambahan di kalangan masyarakat Islam.
Penelitian ini bertolak dari banyaknya asumsi masyarakat dan para ulama tentang Khidr as. yang karena keberagaman tersebut sehingga berkembang cerita-cerita tentangnya yang terkesan berlebihan dan dibuat-buat, atau dapat dikatakan sebagai materi cerita yang berbau takhayul dan mitos. Di samping itu, muncul kebingungan terhadap kebenaran sosok Khidr as., terutama bagi golongan awam. Oleh karena itu, untuk mengungkap hal tersebut diperlukan penelitian—setidaknya—melalui kajian riwayat-riwayat dalam hadîš yang berkenaan dengan Khidr as.
Tujuan penelitian ini untuk mengungkap secara kritis misteri tentang Khidr as. melalui penelusuran riwayat-riwayat dan hadîš-hadîš tentangnya sekaligus untuk mengetahui kualitas masing-masing riwayat tersebut berdasarkan penuturan para ulama yang kompeten di bidangnya, serta hasil kajian ini diharapkan dapat menetralisir kesimpangsiuran pendapat-pendapat yang diyakini kaum muslimin saat ini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, data yang ditemukan menunjukkan bahwa banyak sekali riwayat dan hadîš tentang Khidr as. yang lemah dan tidak dapat diakui kebenarannya, terutama cerita-cerita pertemuan Khidr as. dengan orang-orang selain Mûsâ as. dan berita keabadian hidup Khidr as. Hal ini dikarenakan di dalam setiap riwayat dan hadîš tersebut terdapat seorang atau beberapa periwayat yang tidak dikenal serta tidak diakui kualitasnya oleh para ulama ahli hadîš. Meskipun ada beberapa hadîš yang dapat dijadikan hujjah, tetapi itu hanyalah hadîš-hadîš yang menjelaskan pertemuan Mûsâ as. dengan Khidr as., yakni penafsiran terhadap al Qur’ân surat al Kahfi ayat 60 – 82.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Siapakah yang belum pernah mendengar nama Nabi Khidr? Hampir semua kaum muslimin telah mendengar nama nabi tersebut, meskipun ketenarannya tidak seperti 25 nama nabi yang banyak disebutkan dalam pelajaran agama Islam. Tapi hanya sebagian kecil dari kaum muslimin yang mengetahui siapa sebenarnya Khidr as. itu dan dari sebagian kecil itu, ada juga di antara mereka yang pengetahuannya tentang Khidr as. masih rancu, bahkan cenderung menyimpang.
Bagi para pemburu kesaktian atau ilmu hikmah dari kalangan umat Islam, Khidr as. adalah sosok yang paling dicari. Karena mereka yakin bahwa orang yang bisa berjumpa dengan Khidr as. akan mendapatkan karâmah dalam waktu singkat, mendapatkan kesaktian dalam sekejap, bahkan orang tersebut akan menguasai berbagai macam bahasa di dunia tanpa harus kursus atau belajar di lembaga bahasa tertentu. Ia akan mendapatkan Ilmu Laduni yang dipercaya sebagai gerbang menguasai berbagai ilmu di dunia ini. Luar biasa bombastisnya.
Di tengah masyarakat Jawa, ada doktrin bahwa barangsiapa mampu menghafal nama lengkap Khidr as. (namanya dan silsilahnya), maka ia akan masuk surga. Ada juga doktrin yang mengajarkan bahwa siapa saja yang hendak menunaikan ibadah haji dan ingin bertemu dengan Khidr as., maka ia harus bersedekah di 21 pasar. Dengan begitu ia akan ditemui Khidr as. di Mekkah dan ciri atau tandanya adalah ibu jarinya tidak bertulang. Itulah doktrin yang banyak beredar di antara mereka.
Banyak ritual yang dikenal sebagian masyarakat muslim agar mereka bisa bertemu dengan Khidr as. Ada yang melakukan puasa mutih, puasa ngalong, puasa nyorowot, puasa pati geni, atau puasa sampai 40 hari lamanya. Ada juga yang membaca wirid-wirid tertentu dengan bilangan tertentu, merapal bacaan-bacaan khusus, berhari-hari berkelana menyusuri sungai dan laut. Semua itu mereka lakukan agar bisa berjumpa dengan sosok Khidr as. yang misterius tersebut.
Kalau begitu, berarti Khidr as. masih hidup? Kisah sebagian hidup Khidr as. telah diabadikan oleh Allah dalam al Qur’ân, yaitu saat pertemuannya dengan Nabi Mûsâ as. Kisah perjalanan kedua nabi tersebut dipaparkan dalam Surat al Kahfi ayat 60 – 82 dan Rasulullah saw. pun telah mengulasnya kembali dengan agak lebih detail dalam beberapa riwayat hadisnya. Meskipun demikian, terjadi polemik panjang di antara ulama seputar umur Khidr as. Apakah dia telah mati atau masih hidup. Sebagaimana mereka juga berbeda pendapat tentang asal-usul Khidr as. serta statusnya. Ada yang mengatakan bahwa Khidr itu seorang nabi, ada yang mengatakan bahwa dia seorang wali Allah atau hamba Allah yang ?âlih. Ada juga yang mengatakan bahwa dia itu malaikat, bukan manusia seperti kita.
Ada sekelompok orang yang meyakini bahwa Khidr as. masih hidup sampai sekarang, bahkan sampai hari kiamat nanti. Dia mendapat tugas dari Allah untuk menjaga perairan di dunia ini. Namun wujudnya tidak bisa dilihat dengan mata kepala manusia awam. Hanya orang-orang tertentu yang dapat melihat keberadaannya, dan hanya orang-orang yang berilmu tinggi yang dapat menemuinya.
Ada juga kelompok lainnya yang meyakini bahwa Khidr as. sudah meninggal dunia. Keberadaan Khidr as. bukanlah seperti Nabi ‘Îsâ yang umurnya panjang sampai menjelang datangnya kiamat kelak. Hal tersebut telah dijelaskan oleh Rasulullah saw. dalam beberapa hadis yang ?ahîh. Maka dari itu, sebagian masyarakat muslim meyakini bahwa Khidr as. masih hidup sampai kini dan sebagian lainnya menganggapnya telah meninggal. Kelompok mana yang harus kita ikuti pendapatnya.
Perbedaan antara pendapat yang menyatakan bahwa Khidr as. masih hidup dan yang meyakini bahwa ia telah meninggal dunia adalah perbedaan lama dan panjang serta berliku-liku. Masing-masing mempunyai dalil dan masing-masing memiliki alasan. Akan tetapi, yang lebih penting adalah bagaimana caranya agar kita dapat mengetahui suatu kebenaran di balik misteri Khidr as. dengan mengkaji riwayat-riwayat (hadis-hadis) yang membicarakannya. Hal ini dengan tujuan agar kita jangan sampai terjebak ke jalan yang sesat, bahkan sebaliknya kita harus segera meluruskan penyimpangan yang terjadi pada umat Islam terhadap sosok Khidr as.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Siapa dan bagaimanakah Khidr as. sebenarnya?
b. Mengapa sebagian kaum muslimin sangat meyakini bahwa Khidr as. masih hidup hingga saat ini dan sampai hari kiamat nanti?
c. Dengan keyakinan itu mereka berusaha untuk bertemu Khidr as. untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dan atau mereka inginkan, terutama menyangkut Ilmu Laduni, seolah-olah Khidr as. adalah sang pemberi segalanya. Bagaimanakah usaha-usaha mereka tersebut?
d. Golongan mana sajakah yang meyakini keberadaan Khidr as. dan mungkin mengkultuskannya?
e. Berdasarkan apa keyakinan mereka tersebut dan apakah dasar yang mereka pegang dapat dijadikan sebagai hujjah?
f. Bagaimana pandangan para ulama mengenai Khidr as. dan terhadap fenomena-fenomena tersebut di atas?
g. Melalui penelusuran sementara yang penulis lakukan, ditemukan hadis bahwa:
1) Khidr as. pernah berta‘ziyah kepada jenazah Rasulullah saw.
2) Khidr as. yang dibunuh dan dihidupkan kembali oleh Dajjâl.
3) Pernyataan Nabi saw. di akhir hayatnya bahwa mulai saat itu sampai 100 tahun ke depan tidak ada seorang pun yang masih hidup di muka bumi ini.
Maka, bagaimana mengurai perbedaan antara ketiga hadis itu dan manakah yang lebih kuat? Dan mungkin masih banyak lagi hadis-hadis yang mengemukakan tentang Khidr as.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas penulis adalah polemik tentang Khidr as. dalam hadis.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengungkap secara kritis misteri tentang Khidr as. yang telah menjadi perdebatan yang cukup lama di antara kaum muslimin.
b. Menelusuri riwayat-riwayat dan hadis-hadis tentang Khidr as. sekaligus mengetahui kualitas hadis-hadis tersebut sehingga dapat dipilah mana hadis yang dapat dijadikan sebagai hujjah dan mana hadis yang tidak dapat dijadikan sebagai hujjah sama sekali.
c. Menetralisir kesimpangsiuran pendapat-pendapat yang diyakini oleh masyarakat muslim serta mengembalikan tauhid kaum muslimin yang mengkultuskan Khidr as.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam masalah ilmu-ilmu agama Islam terutama kajian ilmu hadis dan pengetahuan tentang Khidr as.
b. Bagi pihak akademis dan masyarakat luas, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat dalam kajian ilmu keislaman serta dalam menentukan langkah-langkah penelitian selanjutnya.
c. Bagi dunia pustaka, penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan yang berguna dalam memperkaya koleksi dalam ruang lingkup karya-karya penelitian.

D. Kajian Pustaka
Berdasarkan studi kepustakaan yang penulis lakukan, terdapat hasil karya penelitian yang serupa dalam pembahasan masalah mengenai “Khidr as.”, yaitu Kajian Stilistika atas Penafsiran Kisah Mûsâ dan Khidr as.: Studi Kebahasaan Terhadap Pemaparan Kisah Al Qur’ân karangan Hidayat Ahmad. Dalam penelitiannya, ia memfokuskan pada analisa studi kebahasaan dalam teknik pemaparan kisah Nabi Mûsâ bersama Khidr dalam al Qur’ân, yang mencakup alur cerita, penyajian unsur tokoh, fonologi, preferensi (pemilihan) lafal, serta seni penggambaran sebagai ruang lingkupnya. Dengan begitu, ia tidak membahas riwayat-riwayat dan hadis-hadis tentang Khidr terlebih mengenai perdebatan tentang Khidr hidup hingga akhir zaman, karena ia hanya terpaku terhadap al Qur’ân Surat al Kahfi ayat 65 – 82 beserta penafsirannya.
Selain karya penelitian Hidayat Ahmad ini, penulis tidak menemukan hasil karya penelitian lainnya yang mengkaji tentang Khidr as. Oleh karena itu, penulis mengambil tema mengenai hadis-hadis tentang Khidr as. karena memang di sana masih terdapat ruang kosong untuk dikaji lebih dalam.

E. Metodologi Penelitian
Metode penulisan skripsi ini dimulai dari pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan cara mengumpulkan dan menelaah sejumlah buku, tulisan dan sumber bacaan yang memiliki kaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan pembahasan skripsi ini. Sebagai data primer penulis merujuk kepada kitab-kitab hadis, terutama al Kutub al Tis‘ah dan kitab-kitab hadis lainnya setelah sebelumnya merujuk kepada kitab kamus hadis, seperti kitab al Jâmi‘ al ?a?îr karangan Imam Al Suyû?î, kitab Mu‘jam al Mufahrasy li Alfâž Al Ahâdîš Al Nabawiyyah karangan A.W. Wensick, kitab Musnad Ahmad ibn Hanbal, dan lainnya. Usaha ini dilakukan untuk memperoleh kerangka teori dan pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ulama yang kompeten di bidangnya tentang masalah yang dibahas.
Selanjutnya, pembahasan dalam skripsi ini menggunakan pendekatan melalui pengumpulan data dan pendapat para ahli yang kemudian ditelaah dan dianalisa sehingga menjadi sebuah kesimpulan. Dalam proses analisa ini, penulis menggunakan metode induktif, yakni proses berpikir yang bertolak dari sejumlah data secara khusus kemudian diambil kesimpulan secara umum.
Adapun teknik penulisan dan pedoman transliterasi yang digunakan adalah dengan berpegang pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2000. Sedangkan untuk penulisan catatan kaki (footnote) menggunakan buku Pedoman Akademik Tahun 2003/2004 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memberikan kemudahan penulis untuk membahas karya ilmiah ini, sehingga diharapkan dapat mempermudah pembaca dalam mengikuti tahap-tahap pembahasannya. Penulis membagi menjadi lima bab yang terdiri atas beberapa sub bab, dengan rincian sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN, yang memuat latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : SEKILAS TENTANG KHIDR AS., menjelaskan nama dan silsilah Khidr as., karakteristik dan kenabiannya, serta sebuah konsep apakah ia hidup sampai akhir zaman.
BAB III : HADIS-HADIS TENTANG KHIDR AS., yang di dalamnya meliputi hadis-hadis tentang penyebutan Khidr as., karakteristik, pertemuan Khidr dengan orang selain Mûsâ as., dan hadis-hadis lainnya yang berkaitan dengan Khidr as.
BAB IV : PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG KHIDR AS., mengungkap dalil-dalil bahwa Khidr as. masih hidup dan dalil-dalil bahwa Khidr as. sudah mati.
BAB V : PENUTUP, yang berisi kesimpulan dan saran-saran. Dan dilengkapi juga dengan daftar pustaka.

Untuk dapat merequest file lengkap yang dilampirkan pada setiap judul, anda harus menjadi special member, klik Register untuk menjadi free member di Indoskripsi.

Semua Special Member dapat mendownload data yang ada di download area.
NB: Ada kemungkinan data yang diposting di website ini belum ada filenya, karena dikirim oleh member biasa dan masih menunggu konfirmasi dari member yang bersangkutan. Untuk memastikan data ada atau tidak silahkan login di download area.

FREE JOURNAL UNTUK MELENGKAPI REFERENSI KARYA ILMIAH ANDA, FREE? KLIK DISINI
HOT DOWNLOAD MAKALAH, FULL PAPER? KLIK DISINI
PELUANG KERJA UNTUK FRESH GRADUATE, MAHASISWA TINGKAT AKHIR, BARU LULUS KULIAH? KLIK DISINI
BUTUH BEASISWA STUDY, BEASISWA PENELITIAN, INFO BEASISWA TERBARU? KLIK DISINI
INGIN KULIAH S2 JARAK JAUH? KLIK DISINI



Jika tertarik untuk memasang iklan di website ini, silahkan klik menu contact
Silahkan baca syarat dan ketentuannya

Design by xactive -