Apel Rome Beauty-Kampung

Tanaman apel (Malus sylvestris) memberi manfaat untuk pemenuhan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh khususnya dari buah yang dihasilkan. Tanaman khas dari daerah Kota Batu antara lain adalah Apel yang bernama ROME BEAUTY (varietas) seperti yang ditunjukkan oleh gambar-gambar di bawah. Tanaman tersebut telah menjadi komoditi khususnya hasil produk buah dan makanan olahan yang dibuat dari buah tersebut.
Rentiana (2009) menerangkan bahwa bibit varietas itu oleh cabang lembaga penelitian Hortikultura Malang diberi nama Cahort I, karena pemasarannya yang luas apel ini sering disebut oleh masyarakat sebagai apel kampung. Adapun ciri-ciri apel ini antara lain: mempunyai bentuk bulat sampai lonjong, puncak buah berlekuk dangkal sampai agak dalam, bersekat lima tidak nyata, pori kulitnya agak kasar dan tebal, aroma buah tidak tajam, rasa buahnya segar karena cukup banyak mengandung air, daging buahnya keras dan agak kasar berwarna putih kekuningan, tangkai buah agak panjang, mempunyai biji berbentuk bulat panjang, berukuran kecil dengan warna coklat tua.
apel rome beauty-kampung
informasi
informasi
informasi
informasi

Dalam prespektif lingkungan, pemanfaatan apel yang telah keriput (tidak laku di jual) yaitu banyaknya air yang menguap tetapi masih dalam keadaan utuh, tidak cedera (damage), untuk bahan baku produk lainnya. Hal ini hanya membedakan kadar air yang terkandung dalam apel seperti dalam tabel 4.; apel segar terkandung 67,9% dan apel yang keriput tetapi masih utuh; terkandung lebih kecil dari nilai itu. Dalam pemanfaatan untuk pembuatan cuka, zat gula yang terkandung di dalamnya akan didekomposisi menjadi alkohol oleh Saccharomyces sp. Selanjutnya alkohol/etanol akan dirubah menjadi asam asetat oleh bakteri Acetobacter sp.
Tanpa ada bakteri ini maka etanol tidak akan mengalami perubahan dan konsentrasi yang diperbolehkan adalah <2% (menurut Majelis Ulama Indonesia). Dalam Tape berkisar 1 - 1,2% kandungan alkoholnya, oleh karena itu konsentrasi etanol lebih dari yang tersebut, telah terkategori sebagai minuman beralkohol.
Bakteri Acetobacter sp dapat dimasukkan ke dalam bahan baku atau kemungkinan telah ada sebagai mikroflora dalam suatu proses produk minuman. Tetapi untuk memastikan adanya bakteri tersebut, selayaknya diuji kepastian eksistensi bakteri tersebut dalam memproduksi minuman dengan hasil akhir cuka; asam asetat.

Referensi
Nurhikmat, A. 2003. Ekstraksi Pektin dari Apel Lokal: Optimalisasi pH dan Waktu Hidrolisis. Widyariset Vol.4. Hal. 23-31Diterima 8 Pebruari 2012, dari URL: http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/4445/4446.pdf.

Rentiana, M. 2009. Strategi Promosi Cuka Apel Kalimosodo di UD Kalimosodo Kediri Jawa Timur. Diterima tanggal 8 Pebruari 2012, dari URL: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/ 123456789/14086/H09mre.pdf?sequence=2

Informasi statistik pengunjung



hosting di: www.000webhost.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*


*

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>