Khasnya Suara Jatung Utang, Di Lamin Bioq Tabang

May 6, 2011 by  
Filed under Wisata

ALUNAN musik mirip suara Kolintang terdengar lembut dihantarkan udara sehingga ditangkap getarannya oleh gendang telinga. Suara khas itu terdengar diselingi petikan dawai sehingga menambah fariasi suara lembut itu. Di Lamin (rumah panjang khas suku dayak) Bioq Desa Ritan Baru Kecamatan Tabang Kutai Kartanegara (Kukar)  suara itu berasal. Alunan musik tersebut menggerakkan hati untuk memasuki Lamin Bioq agar bisa melihat apa dan bagaimana musik itu bisa dihasilkan.

Jatung Utang

Jatung Utang

Baru saja kaki memasuki pintu lamin yang penuh ukiran khas dayak kenyah itu, suara terasa memenuhi bangunan yang terbuat dari kayu ulin tersebut.

Mata pun segera tertuju di salah satu sisi lamin berbentuk persegi panjang itu, tampak sembilan orang pria dewasa dan beberapa diantaranya setengah baya sedang asik memainkan alat musiknya.

Lima diantaranya memainkan alat musik dengan cara dipukul dengan dua buah stick/tongkat dikiri kanan tangan mereka, dan empat lainnya memainkan alat musik mirip gitar. Ke sembilan orang tersebut tergabung dalam sanggar seni Petangen Mudip, Tabang.

Jatung utang, demikian Dayak Kenyah menamakan alat musik mirip Kulintang itu. Jatung utang terdiri dari potongan kayu bulat, yang dirangkai sejajar dengan tali di kedua ujungnya sehingga tersusun berderet hingga 13 potongan. Deretan kayu lempung itu ditempatkan disebuah rangka segi empat sebagai penggantungnya, dua sudut rangka kayu itu dibuat lebih tinggi dan dihiasi dengan ukiran kepala burung enggang, bahkan beberapa diantaranya dari kepala enggang asli.

Pada sisi tertinggi rangka kayu itu ditempatkan potongan terpanjang dari rangkaian kayu lempung itu sehingga menimbulkan nada rendah, makin kebawah potongan kayu makin pendek sehingga nada yang dikeluarkan makin tinggi jika dipukul.

Jatung utang ini merupakan alat musik utama dalam sanggar seni Petangen Mudip. Sedangakan pengiringya yaitu alat musik mirip gitar berdawai nilon namun dibuat berbagai ukuran dihiasi ukiran khas kenyah, Sampeq Boong namanya. Salah satu sampeq boong ini dibuat dengan ukuran hampir tiga meter, sehingga memainkannya dengan ditelentangkan di lantai. Dawai sampeq boong paling besar ini hanya tiga namun ukuran dawainya lebih besar, sebesar kabel cahrger laptop. cara memainkannya pun unik yaitu dipukul dengan kayu sehingga menimbulkan suara mirip bas.

Sampeq Boong

Sampeq Boong

Sampeq boong terbuat dari kayu Jao Lutung dalam bahasa kenyah, atau kayu yang biasanya hidup dirawa.

Paduan dua alat musik tersebut membuat suara sangat khas dengan irama yang juga khas dayak kenyah lepoq tukung.

Ketua sanggar seni Petangen Mudip, Suto Jalung didampingi anggotanya La Eng mengatakan semua alat musik itu merupakan buatan tangan mereka sendiri.

Biasanya jatung utang dan Sampeq Boong dimainkan saat acara adat, yaitu menjelang panen, pesta panen dan upacara keagamaan serta untuk mengiringi berbagai tarian tardisional dayak kenyah.

Suto mengatakan, dirinya juga sudah menyiapkan genarasi penerus untuk memainkan alat musik tadisional itu.

“Setiap hari sabtu atau minggu kami juga ajarkan anaka-anak untuk memaikan alat musik tradisional kami ini. Agar bisa menggantikan kami nantinya,” ungkapnya disela-sela anggotanya memainkan musik mengiringi lagu Petangen Mudip yang dalam bahasa Indonesia berarti Semangat Hidup, pada perayaan pesta panen Mecaq Undat, Selasa (3/5) lalu.

Tak hanya lagu-lagu Kenyah, Jatung Utang dan Sampeq boong ini ternyata juga bisa mengiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Penasaran ingin mendengarnya? Silahkan datang saja langsung ke Lamin Bioq pada pesta Mecaq Undat bulan Mei tahun depan. (vb/heru)

Respon Pembaca

Satu Komentar untuk "Khasnya Suara Jatung Utang, Di Lamin Bioq Tabang"

  1. julianus marselius on Tue, 25th Sep 2012 4:00 am 

    Mohon para anggota DPRD dikukar,perhatikan desa-desa kami dipedalaman,jalan-jalan sudah pada rusak…jgn hanya cmn perhatikan desa-desa yang lainnya aja,kami didesa umaq dian,kecamatan tabang,butuh bantuan kalian…
    Perhtikan jalan-jalan yg ada ….

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.