Perkembangan Sejarah Sastra Indonesia

08.17
Berbagai pengetahuan tersimpan dalam sastra. Karena itu, sastra secara tak langsung mempunyai pengaruh yang besar bagi kehidupan manusia.

Itulah kenapa mempelajari sastra sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan, khususnya mengenai kesusastraan yang ada di Indonesia.

Sejarah sastra merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluk beluk sastra (asal mula dan kejadian) sastra sejak zaman lampau.

sejarah sastra
Sumber gambar: Youthmanual

Sejarah sastra juga membahas perkembangan sastra sejak zaman dahulu hingga sekarang dan adakah pengaruh-pengaruh yang muncul di dalamya.

Pembelajaran sejarah sastra biasanya kurang diminati mahasiswa dibanding kritik dan apresiasi sastra.

Hal ini karena kurangnya buku ajar yang tersedia serta buku yang mudah dipelajari mahasiswa dengan contoh-contoh sederhana dan relevan. Terlebih tidak tersedianya buku ajar yang menampilkan contoh yang paling dekat dengan lingkungan mereka. Dengan demikian, pembelajaran sejarah sastra terkesan sebagai pembelajaran yang rumit dan kurang fun.

Menyadari hal tersebut, ini menjadi pukulan telak bagi dosen sastra kala minat mahasiswa meningkat terhadap apresiasi sastra dan kritik sastra, tapi pada sisi lain mahasiswa tersebut justru tidak memahami perkembangan sejarah sastra.

Itulah sebabnya, demi meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam bidang sejarah sastra, maka diperlukan bahan ajar yang relevan dengan kebutuhan mahasiswa serta disertai contoh-contoh yang dekat dengan kehidupan mahasiswa. Dengan demikian juga mahasiswa sadar betapa pentingnya belajar sejarah sastra.

Buku ini berusaha membicarakan sejarah sastra Indonesia secara utuh, dengan latar keacehan, dengan tujuan supaya perkembangan sastra Indonesia terlihat secara menyeluruh namun juga dapat menyentuh lokalitas.

Pembahasan sejarah sastra dalam buku ajar ini difokuskan pada periodisasi sastra mulai dari zaman purba hingga saat ini dengan contoh-contoh karya sastra yang terdekat, yang populer, dan yang relevan.

Selain itu, sebagai calon guru, mahasiswa diharapkan peka terhadap perkembangan konteks sastra. Sehingga dalam proses apresiasi maupun ekspresi sastra, mahasiswa mampu menuangkan ide, gagasan, serta perasaannya dalam bentuk karya sastra sebagai bekal menjadi guru. Terlebih guru dan calon guru harus mampu mengangkat lokalitas dalam karyanya.

Buku ini disampaikan dengan bahasa yang sangat sederhana dan contoh yang sederhana pula.

Selain itu, buku ini ditulis dengan metode deskriptif baik dalam penyampaian teori maupun contohnya dalam setiap bab dan sub bab sehingga diharapkan dapat memudahkan mahasiswa dalam memahami buku ajar ini.

Tujuan


Setelah mempelajari buku ajar ini, mahasiswa diharapkan dapat lebih mudah memahami dan menguasai kompetensi yang berkaitan dengan periodisasi sastra, peristiwa-peristiwa penting, dan contoh-contoh karyanya pada zamannya masing-masing.

Namun, secara khusus tujuan buku ajar ini diharapkan dapat menjadi pegangan mahasiswa guna memahami serangkaian satuan ajar. Satuan ajar yang menjadi acuan pembelajaran adalah sebagai berikut.

  1. Sastra Indonesia Klasik (Non-pengaruh Barat)
a. Mantra
b. Cerita Rakyat
  • Legenda 
  • Fabel
  • Sage 
  • Cerita Lucu/pelipur lara
  • Mite
c. Cerita Pewayangan/Panji
d. Gurindam
e. seloka
f. Syair
g. Hikayat
h. Nazam
i. Masnawi, ruba’i, dan khit’ah,
j. Pantun
k. Bidal & Peribahasa
l. Petatah-petitih

  1. Angkatan ‘20-an/Angkatan Balai Pustaka/Angkatan Siti Nurbaya
  2. Angkatan ‘30-an/Pujangga Baru
  3. Angkatan’45
  4. Angkatan ‘66
  5. Angkatan ’70-an/Kontemporer
  6. Angkatan ’80-an
  7. Angkatan ’90-an
  8. Angkatan 2000-Sekarang

1) Pengaruh Animisme/Dinamisme
2) Pengaruh Hindu/Budha
3) Pengaruh Islam/Melayu
4) Sastra Indonesia Modern (Pengaruh Barat)

Demikian satuan ajar yang menjadi acuan pembelajaran dalam buku ini, besar harapan penulis agar tercapai kompetensi yang diharapkan.

***

Related Posts

Latest
Previous
Next Post »

0 komentar