Sumber foto : rahayat-blogger

Tari Orek-Orek merupakan tari yang diciptakan oleh ibu Sri Widajati pada tahun 1981. Tari Orek-Orek diciptakan karena untuk mengangkat kembali kesenian Orek-Orek yang pernah eksis pada tahun 1940-an sampai 1970-an. Pada zaman dahulu itu adanya kesenian Orek-Orek, kemudian dimunculkan keseniaan baru yaitu Tari Orek-Orek pada tahun 1981. Bupati Ngawi memberikan tugas kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi yaitu Seksi Kebudayaan untuk merancang kembali Tari Orek-Orek pada tahun 1981 dengan cara melakukan observasi dan wawancara pada seniman Orek-Orek yaitu Sakijo, Lamin dan Sakimun.

Kesenian Orek-Orek diciptakan oleh Atmo Thole dan Samidin pada tahun 1931. Adanya kesenian Orek-Orek itu dilatarbelakangi oleh pembangunan bendungan dan jembatan pada masa Pemerintahan Hindia Belanda yang tenaga kerjanya berasal dari daerah Ambarawa dan sekitarnya, seperti Yogyakarta, Salatiga, dan Semarang. Pada saat pembangunannya selesai kemudian diresmikan dan diramaikan dengan pementasan Wayang Kulit dan Ketoprak. Tidak lama sejak peresmian tersebut bangunan itu bobol karena dilanda hujan deras dan banjir. Kemudian melakukan kembali pembangunan bendungan dan jembatan. Setelah pembangunan selesai, diadakannya peresmian dengan diiringu musik seadanya seperti lesung yang dijadikan sebagai alat musik dan para pekerja diperkenankan untuk menari dan beberapa pekerja ada menjadi lakon satir yang bercerita tentang kekejaman penjajah Belanda terhadap rakyat Indonesia. Awalnya, kesenian Orek-Orek muncul di Desa Tapen yang merupakan desa yang terletak di perbatasan antara Madiun dan Magetan.

Dalam menciptakan Tari Orek-Orek, ibu Sri Widajati mengambil 2 unsur dari kesenian Orek-Orek yaitu Gending Orek-Orek dan lirik lagu Orek-Orek. Mengenai gerakan Tari Orek-Orek diambil dari sejarah perkembangan kesenian Orek-Orek yaitu tentang para pekerja yang membangun bendungan dan jembatan. Tari Orek-Orek menggunakan musik laras slendro. Tari Orek-Orek terdiri atas gerakan yang dinamis dan nyanyian yang diiringi musik. Penari pada Tari Orek-Orek terdiri atas pria dan wanita berpasangan, bisa dilakukan oleh sepasang atau beberapa pasang. Kesenian ini dinamakan Orek-Orek dikarenakan 3 alasan antara lain bentuk kesenian ini morat-marit atau bercorak ragam, kesenian ini menggunakan iringan Gending Orek-Orek dan wajah pemain kesenian ini diorek-orek atau dicoret-coret menggunakan arang.

 Berikut ini merupakan pemain Tari Orek-Orek antara lain sebagai berikut :

  1. Penari

Jumlah Penari dalam Tari Orek-Orek adalah 4 atau 8 pasang yang terdiri atas perempuan dan laki-laki.

  • Pengrawit

Pengrawit adalah sekumpulan orang yang memainkan alat musik dengan instrumen yang berbeda.

  • Sinden

Sinden merupakan seseorang atau beberapa orang yang mengiringi Tari Orek-Orek dengan cara menyanyi. Lagu untuk mengiringi Tari Orek-Orek diciptakan oleh Suripto. Berikut ini merupakan Lirik lagu pengiring Tari Orek-Orek.

Orek-Orek puniki kesenian saking Ngawi

Pramiyarsa kakung putri wit kina nganti saiki

Aduh Gusti mugi-mugi antuk berkahing Hyang Widhi

Eae ae oe ae o e o e ao eo ao e

Kagunan langen beksa wehluhuring budaya

Nadyan amung sepala rasane kok mirasa

Pra kanca ama karya dimen lestari widada

Tuwa mudha gotong royong saiyek saekapraya

Eoe ae oe ae o e o e aoeo ao e 2x

Gerakan Tari Orek-Orek memiliki urutan antara lain Sembahan, Lampah lembehan, Kencrongan, Lawungan, Srisikan I, Mususi, Genjlengan I, Lintangan alihan, Ogek tawing, Laku telu, Miwir sampur, Genjlengan II, Pondongan, Trap Gelung, Keplok Setan, Lampah lembehan, ogek angguk, Srisik II (terdiri dari lawung, laku lilingan, dan ketrekan), dan Laku tawingan.

Sumber : DuniaNgawi

Sobat Genpi, pada hari Minggu 31 Agustus 2014 sebanyak 15. 316 terdiri atas pelajar dan mahasiswa se-kabupaten Ngawi melakukan Tari Orek-Orek massal di Alun-Alun Merdeka Kabupaten Ngawi berhasil memecahkan Rekor MURI ( Museum  Rekor Indonesia ). Tarian massal digunakan untuk memperingati HUT RI yang ke-69 dan Hari Jadi Kabupaten Ngawi yang ke-656. Mengenai Tari massal ini tidak dilakukan berpasang-pasang karena untuk memecahkan Rekor MURI.

Sumber :

Mahardika, Ardian Agus dan  Agus Trilaksana. 2015. Tari Orek-Orek Di Kabupaten Ngawi Tahun 1981-2014. 29(3):534-545.

surabaya.tribunenews.com

Ditulis oleh : Widiyaningrum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Kelompok 11 (Kontributor Daerah –Ekraf).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here