Kenapa dengan Nasi Lengko? Ternyata Inilah Sejarahnya Hingga Sabet Rekor ORI

PjsWali Kota Cirebon Dedi Taufik
Pjs Wali Kota Cirebon Dedi Taufik saat menerima penghargaan duta seni dan pemerhati dari Original Rekor Indonesia./Foto: Alwi

POJOKJABAR.com, CIREBON– Pemerintah Kota Cirebon telah menerima penghargaan dari Original Rekor Indonesia (ORI) dengan peserta terbanyak makan nasi lengko.


Sejumlah 3.337 masyarakat Kota Cirebon, secara bersamaan makan nasi lengko di depan Balaikota Cirebon, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon.

Namun, perlu kamu tahu, ternyata Pemerintah Kota Cirebon tidak begitu saja mengambil nasi lengko memecahkan rekor, melainkan memiliki alasan yakni faktor sejarah.

Menurut budayawan Cirebon, Raffan S Hasyim, nasi lengko menjadi ciri khas makanan masyarakat Cirebon sejak adanya kesultanan Islam di Kota Cirebon.


Masyarakat ketika itu, lanjut Raffan, ingin makan yang instan dengan bahan baku lauk sederhana.

“Maka itulah disebut lengko karena lauknya langka (tidak ada),” sebut Raffan, Minggu (16/9/2018).

Langka atau tidak ada, lanjut Raffan, lauknya karena bukan daging-dagingan melainkan toge, timun, daun kucai, tempe, dengan dicampur kecap dan sambal kacang.

“Bahkan, lebih nikmat lagi, yaitu ditaburi bawang goreng dan dimakan dengan kerupuk,” ungkap dosen yang mengajar di IAIN Cirebon ini.

Pada perkembangannya, terang laki-laki konsentrasi filologi ini, nasi lengko atau sega lengko telah mengalami kemajuan.

“Bahkan, nasi lengko ini bisa dicampur dengan daging-dagingan, serta telor karena pengaruh minat masyarakat,” tutupnya.

Hingga Sabtu (15/9/2018) kemarin, karena salah satu alasan itulah pemerintah Kota Cirebon memperingati hari jadinya ke-649 dengan makan nasi lengko dengan peserta terbanyak, hingga menyabet penghargaan ORI.

(alw/pojokjabar)